My Favorite Place
"Put aku kaget baca tulisan-tulisanmu. Sejak kapan mikirin kebijakan? Aku pikir kamu lebih tertarik di membangun budaya [belajar]."
Saya tertawa..
Rasanya baru kemarin saya selalu di tempat itu setiap Selasa sore
Anak-anak bimbingan saya akan mencari saya hampir setiap hari
Memeluk kaki saya sambil berteriak merayu saya untuk menemani mereka bermain.
Saat saya shalat terawih di masjid tak jauh dari sana
Anak-anak saya biasanya sangat berisik dan akan berteriak, "Kak Puti"
Rasanya ramadhan selalu istimewa dengan senyum mereka.
Haha pertanyaannya mengingatkan saya akan keajaiban waktu
"Di sana, saat S2, pemikiran kamu diaduk-aduk yah sehingga akhirnya memutuskan untuk turut memikirkan kebijakan? Sejak kapan kamu tertarik?"
Saya tertawa..
"Bukan," kataku.
Saat saya sekolah lagi, saya memang punya waktu banyak untuk berefleksi. Tapi apa yang saya pilih sekarang merupakan hasil dari proses panjang perjalanan hidup saya.
Belakangan ini saya membaca sesuatu mengenai 'pivotal point' atau titik balik dalam hidup seseorang di mana itu akan menentukan arah hidup seseorang selanjutnya dan merupakan proses penting dalam karakter seseorang. Dan pivotal point itu tidak terjadi saat saya belajar di negeri seberang, melainkan terjadi di sini. Di Indonesia, sebelum saya memutuskan untuk berjelajah.
Saya tertawa.. Saya ceritakan kenapa saya terpaksa belajar mengenai kebijakan. Mengalirlah kisah lama yang tak terucap. Pena yang hampi dihempaskan karena kehilangan motivasi. Tapi bertemu teman lama yang pernah bergerak bersama sungguh memberikan suntikan semangat, membangkitkan memori, bukan hanya akan hal-hal menyenangkan, tetapi juga hak-hal pahit yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah diri. Pahit tapi berharga. Sangat berharga.
Saya katakan meskipun begitu saya katakan saya tetap sama. Paham mengenai kebijakan hanya alat bantu. Bagi saya, membangun budaya tetap merupakan prioritas saya.
Kami bercerita. Begitu banyak kisah yang ada saat terpisahkan oleh jarak 2 tahun.
Thanks..
This is such an energizing city. Love it!
Saya tertawa..
Rasanya baru kemarin saya selalu di tempat itu setiap Selasa sore
Anak-anak bimbingan saya akan mencari saya hampir setiap hari
Memeluk kaki saya sambil berteriak merayu saya untuk menemani mereka bermain.
Saat saya shalat terawih di masjid tak jauh dari sana
Anak-anak saya biasanya sangat berisik dan akan berteriak, "Kak Puti"
Rasanya ramadhan selalu istimewa dengan senyum mereka.
Haha pertanyaannya mengingatkan saya akan keajaiban waktu
"Di sana, saat S2, pemikiran kamu diaduk-aduk yah sehingga akhirnya memutuskan untuk turut memikirkan kebijakan? Sejak kapan kamu tertarik?"
Saya tertawa..
"Bukan," kataku.
Saat saya sekolah lagi, saya memang punya waktu banyak untuk berefleksi. Tapi apa yang saya pilih sekarang merupakan hasil dari proses panjang perjalanan hidup saya.
Belakangan ini saya membaca sesuatu mengenai 'pivotal point' atau titik balik dalam hidup seseorang di mana itu akan menentukan arah hidup seseorang selanjutnya dan merupakan proses penting dalam karakter seseorang. Dan pivotal point itu tidak terjadi saat saya belajar di negeri seberang, melainkan terjadi di sini. Di Indonesia, sebelum saya memutuskan untuk berjelajah.
Saya tertawa.. Saya ceritakan kenapa saya terpaksa belajar mengenai kebijakan. Mengalirlah kisah lama yang tak terucap. Pena yang hampi dihempaskan karena kehilangan motivasi. Tapi bertemu teman lama yang pernah bergerak bersama sungguh memberikan suntikan semangat, membangkitkan memori, bukan hanya akan hal-hal menyenangkan, tetapi juga hak-hal pahit yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah diri. Pahit tapi berharga. Sangat berharga.
Saya katakan meskipun begitu saya katakan saya tetap sama. Paham mengenai kebijakan hanya alat bantu. Bagi saya, membangun budaya tetap merupakan prioritas saya.
Kami bercerita. Begitu banyak kisah yang ada saat terpisahkan oleh jarak 2 tahun.
Thanks..
This is such an energizing city. Love it!
Comments