Posts

Showing posts from May, 2009

Kontroversi

Saya salut pada semua teman-teman yang terlibat film cin(T)a, karena berani mengangkat sebuah isu yang kontroversial. Menurut Samaria, itulah beruntungnya percaya pada yang Maha Kuasa. "There is nothing to loose." Kalau memang jalan terbaik, ya segalanya akan dimudahkan, kalau bukan, ya ya sudah artinya it is not meant to be. Menonton film cin(T)a saya merasa menjadi lebih kuat dan lebih berani. Selama ini tak banyak yang tahu bahwa sejak tahun 2007 saya diliputi kegelisahan akut karena selama 2007-2008 saya mengadvokasi korban UN. Dan saya melihat ketidakadilan yang begitu sulit saya ungkapkan terkadang. Bahkan ketika bercerita dengan sahabat-sahabat terdekat saya hanya bisa menangis, sehingga kadang mereka tak tahu cerita selengkapnya. Yang tahu bagaimana perasaan saya terutama hanya Mbak Anug, dan Angga yang benar-benar ikut proses advokasi bersama saya. Dan juga Pak Dan, teman konsultasi saya sepanjang tahun. Kami marah, nangis begantian, dengan perasaan tercabik-cabik. S

cin(T)a

Saya baru menonton premiere cin(T)a di London. Film ini masih belum diputar di Indonesia, karena masih dalam proses sensorship, maklum isunya cukup sensitif, tentang hubungan beda agama, ras, suku, dan juga kelas. Kamis malam saya tiba di London, teman saya tempat saya biasa menebeng sedang di luar kota sehingga saya memutuskan untuk menginap di wisma merdeka, tempat menginapnya guru rajut saya, sekaligus penghuni DU65 tempat saya biasa nebeng dulu selama di Bandung, Mbak Danti. Saya sampai London jam 11 malam, belum booking tempat di wisma, saya berharap-harap saya diizinkan masuk. Ya nomor 44! Ini rumahnya, saya ketuk-ketuk dan saya kaget. Pintu dibukakan oleh wajah yang saya kenal melalui trailer film cin(T)a, sang pemeran utama Sunny Soon. "Mau mencari siapa ya?" katanya dengan suara halus. "Ingin menanyakan ada tempat untuk menginap tidak malam ini di sini." Jawab saya. Untuk pengelola wisma, berbaik hati mengizinkan saya tinggal di sana, asal penghuni yang lai

Sharing film tentang bullying

Sheito Shokun (bisa dilihat di: http://www.mysoju.com/seito-shokun/) merupakan sebuah drama Jepang mengenai bullying. Walau film ini merupakan sebuah drama, what can be called as 'not so real', sebenarnya banyak hal dalam film ini yang merupakan isu-isu yang penting dalam pendidikan. Film ini awalnya sangat buram, menggambarkan siswa-siswa yang tidak percaya pada guru. Warna film ini begitu gelap, bercerita tentang remaja-remaja yang marah, kejam, dingin, dan juga nakal. Naoko, seorang guru lulusan universitas kependidikan, baru pertama kali mengajar di sana. Yang menarik adalah bagaimana Naoko dengan penuh kesadaran begitu mencintai profesi keguruan. Ia dianggap berasal dari sebuah universitas yang biasa saja saat ingin mendaftar. Saat ditawari untuk mengikuti kuliah lagi 'demi memungkinkan kenaikan pangkat' (bukan untuk belajar loh), agar kelak ia bisa jadi pejabat di sebuah kementrian pendidikan ia mengatakan, "Saya mau menjadi guru dan memang tidak berharap unt

Kangen

Saya masih ingin menjadi seorang guru Ya, saya ingin mencari pengalaman sebanyak-banyaknya Mungkin saya memang rehat beberapa tahun ini Mencoba hal-hal lain selain mengajar Tapi saya ingin kembali menjadi guru Saya ingin mengajar, bukan dengan kurikulum internasional Saya ingin mengajar dengan kurikulum nasional Itu cita-cita saya dan masih menjadi cita-cita saya Mengajar sebaik-baiknya dengan kurikulum nasional

PD VI

Seperti biasa.. Heboh.. Detail kehidupan yang begitu mencengangkan Hidupmu kaya kawan Seperti dirimu yang begitu unik Dan aku menyayangimu Sadarkah kita, betapa banyak keanehan yang kita lalui? Hal-hal yang mengerikan lalu diakhiri dengan tawa? Malan-malam yang membuat hati jantungan Lalu kita tertawa lagi Selamat melangkah Dengan berani Dan bahagia

Suka ekstrak ini :)

Di dalam hidup, ada tahap-tahap dalam pertumbuhan dan perkembangan. Seorang anak belajar untuk tengkurap, duduk, merangkak, dan baru kemudian berjalan dan berlari. Setiap tahap penting dan setiap tahap membutuhkan waktu. Tidak ada tahap yang bisa diloncati. Hal ini penting dalam setiap aspek kehidupan, di setiap area perkembangan baik ketika belajar bermain piano, berkomunikasi secara efektif, ataupun bekerja dengan associate (perusahaan?). Ini penting bagi individu, pasangan, keluarga, maupun organisasi. Kita tahu dan bisa menerima fakta mengenai teori mendasar ini di bidang yang besifat fisik, tapi untuk mengertinya dalam area emosi, hubungan antar manusia, dan bahkan pembentukan karakter pribadi, tampak tak biasa, dan lebih sulit. Dan bahkan, saat kita mengerti, untuk menerimanya dan hidup dengannya dalam harmoni lebih tampak tak biasa lagi dan jauh lebih sulit. Akibatnya, kadang kita mencari jalan pintas, berharap bisa meloncati beberapa tahap-tahap penting untuk menghemat waktu da

Perempuan

Jumlah perempuan di dunia ini banyaaak sekali. Dan saya yakin, setiap perempuan punya definisi tersendiri mengenai apa yang disebut 'perempuan'. Walaupun mungkin diantara sekian banyak definisi akan ada kemiripan satu sama lain, pasti juga banyak definisi yang mungkin berbeda atau malah bertentangan satu sama lain. Saya jadi ingat, dulu saya tinggal di sebuah kosan yang isinya hampir semua perempuan. Setidaknya selalu ada 20 penghuni perempuan di kosan itu. Memang hanya 20, tapi dari situ saja sudah bisa terlihat bahwa setiap perempuan unik, dan masing-masing punya definisi tersendiri tentang perempuan. Salah satu teman kos saya, suka mencak-mencak ke saya, bahwa saya kurang cewek banget. Sering malas pakai lotion, ngomong suka ceplas-ceplos, gak ada manis-manisnya. Seroang teman kos saya yang lain, bagi dia juga kurang cewek (bukan ngak cewek loh), mungkin karena gayanya suka judes dan dandanannya mungkin terlihat feminim. Bagi saya, teman saya yang terlihat judes ini, malah

kompleks

Set dah, kompleks banget sistem pendidikan di Indonesia sejak dulu kala.