Posts

Showing posts from 2011

Spatial Reasoning

There is an interesting article "Why Schools Don't Value Spatial Reasoning." Here's an interesting quote : For students who are not talented with words and numbers but who are talented with mentally rotating figures and shapes in their minds, there is often very little offered to recognize and challenge them in the regular school system. You can read more in : http://www.forbes.com/sites/alexknapp/2011/12/27/why-dont-schools-value-spatial-reasoning/

GLEE (Kurt/Rachel) - For Good: from Wicked (Video)

Image
I'm limited (just look at me) I'm limited and just look at you You can do all i couldn't do, glinda So now it's up to you (for both of us) Now it's up to you... I've heard it said that people come into our lives For a reason bringing something we must learn And we are led to those who help us most to grow If we let them and we help them in return Well, i don't know if I believe that's true But I know I'm who I am today because i knew you... Like a comet pulled from orbit as it passes a sun Like a stream that meets a boulder halfway through the wood Who can say if i've been changed for the better? But because i knew you i have been changed for good It well may be that we will never meet again In this lifetime so let me say before we part So much of me is made of what i learned from you You'll be with me like a handprint on my heart And now whatever way our stories end I know you have re-written mine by being my friend... Like a ship blown fro

Thank you 2011

Image
Best of 2011 Barito Kuala - Boyolali - Talular & Andy Byers - Teaching Student Teachers in a University - Chalenging my self - Learning things I never thought I would learn - Writting in a national (online) newspaper - Being an asistant of great educators - Writing a chapter of a book about best educational practices - Going back to mentari and teaching there (best ever!) -Intervewing an inspiring activist from India - Asia Europe Classroom & Ireland - Kail Workshops - All the ups and downs - Making a important decisions for my life - Being assessed by peer educators - all the emotions (happy, sad, excited, greatful, angry, peaceful) - Mostly everything Next year's plan : Starts the day earlier, getting closer to Allah All Mighty, feeling peaceful, more dicipline, productive, and develop myself both intellectually and spiritually.

Refleksi (Guru) di Penghujung 2011

Image
Sumber Gambar : http://www.philnel.com/wp-content/uploads/2011/03/thinks.jpg Dr. Seuss Saya sedang membaca ulang sebuah artikel berjudul "Putting Understandings Up Front " karya David Perkins dan Tina Blythe (1994). Ada satu kutipan yang menarik dalam tulisan tersebut : "They [some teachers] do not press the learners to think beyond what they already know." yang artinya : "Mereka [beberapa guru] tidak mendorong pembelajar untuk berpikir melebihi apa yang sudah mereka ketahui." Kutipan ini menggelitik, dan memancing saya untuk berefleksi di akhir tahun. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala saya adalah sebagai berikut : Apakah saya telah membantu siswa saya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya melebihi kemampuan berpikir mereka sebelumya?-Apakah saya telah berhasil memancing siswa saya untuk menemukan ide-ide baru, pemikiran-pemikiran baru, atau setidaknya melihat hal-hal yang selama ini dilihat mereka dengan sudut pandang yang baru?- Apakah say

The Very Quiet Cricket, by Eric Carle

Image

Mister Seahorse

Image

Seahorse gives birth, Seahorse having babies, giving birth,Sid

Image
Saya berencana menggunakan tema kuda laut untuk pembelajaran besok. Kuda laut betina bertelur di dalam semacam kantung yang ada pada kuda laut jantan. Kuda laut jantan membawa telur-telur tersebut ke mana-mana sampai telur-telur tersebut menetas. Keren!

Buku Keroyokan

Yey yey.. Tulisan saya sudah selesai!

Membangun Kebiasaan Membaca

Image
Ketika saya masih SD, guru saya terkadang akan meminta para siswa membaca teks yang ada di buku pelajaran. Teksnya tidak selalu menarik. Metode ini mungkin terlihat kuno tetapi sebanarnya ada baiknya juga. Saat sesorang membacakan kita sebuah teks, baik berupa cerita, atau apapun, kita terpaksa mendengar, dan kadang ikut membaca. Saya percaya bahwa membaca adalah salah satu hal yang paling penting dalam belajar. Guru bisa mengajar dengan metode semenarik apapun tetapi untuk menjadikan pembelajaran lebih kaya lagi, siswa harus banyak membaca. Di awal semester, saya sudah menyiapkan sejumlah bacaan yang perlu dibaca oleh mahasiswa saya sebelum masuk ke kelas. Kalau mereka masuk kelas diawali dengan kegiatan membaca, diskusi di kelas akan lebih kaya. Terus terang, proses ini tidak selalu berhasil dengan baik. Mahasiswa saya tidak selalu membaca dulu sebelum masuk ke dalam kelas. Ada beberapa teknik yang saya lakukan untuk 'memaksa' mereka membaca. Saya pernah membagi mahasiswa say

Debat di kelas

Image
(Foto mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya sebelum menjawab pertanyaan kelompok lawan) Saya merancang agar ada kegiatan adu debat dalam pembelajaran hari ini. Idenya saya dapatkan dari sebuah projek di webquest. Saya melakukan modifikasi berdasarkan pengalaman pribadi mengajar anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah ke universitas. Kasusnya begini : "[Meskipun bukan sekolah kejuruan, di sekolah ini banyak siswa yang langsung bekerja setelah lulus sekolah. Setelah lulus, mereka bekerja di pabrik, toko, dan lain-lain. Hampir tidak ada yang melanjutkan sekolah ke universitas khususnya belajar sains dan engineering. Mereka merasa trigonometri tidak relevan untuk kehidupan mereka. [Setelah melakukan survei], school board mengusulkan agar materi mengenai mengenai trigonometri tidak diajarkan dan diganti dengan materi yang lebih relevan dengan dunia kerja seperti tata buku dan sebagainya." Meskipun terinspirasi dari kondis nyata, kasus di atas hanya imajinasi saya. Di sekola

Merasa Bisa

Image
"Miss bagaimana bisa membuat murid tertarik untuk belajar matematika?" "Nah kalau kamu sendiri dulu tertarik belajar matematika bagaimana?" "Saya dipaksa ayah saya belajar!" "Saya juga sih, tapi kenapa kamu bertahan? Ada yang dipaksa jadi malah tidak mau belajar. Kenapa kamu bertahan?" "Dulu ayah saya memaksa saya belajar matematika setiap hari. Ketika di sekolah, guru matematikanya galak. Tapi dia lihat saya bisa matematika, jadi saya diminta berkeliling mengajari murid-murid yang lain. Ternyata saya bisa dan teman-teman bisa belajar dari saya." "Artinya apa? Perasaan apa yang membuat kamu bertahan?" "Ternyata saya bisa!" "Nah itu! Setidaknya sekali saja, kamu berusaha membuat siswamu merasa bisa!" :)

The Giving Tree - Shel Silverstein

Image
Belajar bahasa Inggris bersama ternyata merupakan pintu masuk untuk bisa berbagi dengan guru-guru di sekitar Mentari, komunitas pendidikan non-formal tempat saya mengajar di tahun 2007 - 2008. Guru-guru di sana merasa butuh belajar bahasa Inggris. Sehingga setiap minggu mereka datang dengan senang hati meskipun tidak mendapatkan sertifikat. Rabu kemarin kami belajar bahasa Inggris dengan menyanyikan lagu Hockey Pockey, lalu mengerjakan beberapa worksheet terkait grammar. Kami juga menggambar seorang yang penting dalam hidup kita (seperti adik, anak, teman, dll), dan meminta masing-masing guru untuk bercerita mengenai gambarnya,. Terakhir, kamibersama-sama mendengarkan rekaman T he Giving Tree - Shel Silverstein sambil membaca teks tertulisnya. Kata-kata yang baru yang didapatkan dari teks didiskusikan. Saya akan selalu berusaha menggunakan cerita-cerita untuk belajar. tujuannya untuk menambah kosa kata, membiasakan mereka membaca teks berbahasa Inggris (meskipun dimulai dengan sederha

Algebra Team: Overview of Teaching Styles

Image
Setiap guru punya kepribadian yang berbeda dan itu mempengaruhi bagaimana mereka mengajar. Video ini menarik karena menunjukkan dua kelas di mana dua guru merancang pembelajaran bersama, lesson plan-nya sama, tapi bagaimana kelas tersebut berjalan berbeda.

Belajar Bersama Guru Di Mentari

Kebanyakan yang datang adalah guru PAUD. Sekitar 15 orang (lebih). Kegiatannya, belajar bahasa Inggris (belajar memperkenalkan diri, belajar memperkenalkan orang lain, belajar mendeskripsikan gambar, belajar bertanya "have you ever..", belajar menjawab pertanyaan, " Yes I have...; no I haven't", belajar menyusun ulang cerita, dan mendengarkan cerita ( story telling) . Sorenya belajar matematika, belajar sedikit membuat pecahan, belajar membuat alat peraga sederhana.

Tidak Mau Hadiah Buku

Beberapa teman saya yang selalu mengusahakan agar tidak pernah absen datang ke pameran buku. Kalau ada uang, mereka gunakan untuk membeli buku. Kalau tidak, mereka rela menunggu di pameran dari pagi hingga tutup demi mendapatkan buku gratis. Kalau sedang pameran, sering ada doorprize , bincang dengan penulis, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kalau ikut, tak jarang penonton yang beruntung mendapatkan hadiah buku. Teman-teman saya hobi sekali mengejar buku (bahkan majalah) gratis di pameran. Lumayan untuk bahan bacaan. Dalam sebuah seminar guru yang saya hadiri belakangan ini, ada sesi doorprize . 6 peserta yang beruntung dipangil ke depan. Semuanya guru. Hadiahnya adalah sebuah voucher yang bisa ditukar dengan sejumlah buku. Dari keenam guru yang berdiri di depan, ada tiga orang guru menolak hadiah voucher buku, "Tidak mau ah!" kata seorang guru sambil menggelengkan kepala dan memberi aba-aba tidak dengan tangannya. Yang lain juga sikapnya begitu. Saya melirik teman yang duduk

ProductiveMuslim Weekly Naseeha - Episode 31: Top 10 Tips from Productiv...

Image
Saya suka sekali http://www.facebook.com/productivemuslim dan selalu menemukan tips menarik di sana. Belum selalu bisa dijalankan tapi benar-benar bermanfaat. Ini salah satu video produksinya.

Belajar Gratis di Rumah Mentari

Image
Lovely Mentari!

Assessment Non-Ujian (Pilihan Ganda)

Dua hari ini saya sibuk memberikan ujian lisan pada mahasiswa-mahasiswa saya. Kemarin 24 mahasiswa dalam sehari, hari ini 22. Masing-masing saya uji lisan selama 15 menit. dari pagi sampai sore. Lumayan, butuh konsentrasi tinggi. Saya telah menyiapkan beberapa soal yang menggambarkan kondisi di dalam kelas dan materi tertentu yang harus diajarkan. 5 menit membaca soal, 10 menit melakukan role play . Saya sebenarnya baru pertama kali menyiapkan assessment semacam ini. Kebetulan ada dua kelas lain (diajar oleh dua dosen lain). Bersama dosen lain tersebut, saya membuat rubrik penilaian. Saya senang karena keterampilan saya dalam merancang assessment bertambah. Di tempat saya mengajar, assessment memang disesuaikan dengan mata kuliahnya. Kalau mata kuliahnya adalah merancang pembelajaran, maka assessment- nya adalah membuat lesson plan. Kalau mata kuliahnya mengenai assessment , salah satu assessment- nya adalah merancang rubrik penilaian. Seringkali mahasiswa juga diminta membuat refl

Doa sebelum keberangkatan

Semoga kami belajar banyak Semoga kami dapat berbagi banyak

RPP Karakter Bangsa dan Kewirausahaan

Image
Saya baru membaca salah satu contoh RPP Karakter Bangsa dan Kewirausahaan. di dalamnya ada Indikator Karakter Bangsa dan Kewirausahaan , juga ada R ubrik Penilaian Karakter Bangsa dan Kewirausahaan . Saya jadi bertanya-tanya? Apa benar perlu seperti itu? Ini pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala saya setelah membaca RPP itu : 1) (Lihat yang diwarnai kuning) Apa memang perlu dituliskan seperti itu? Kegiatan Awal (1 0 menit) · Guru mengecek kehadiran siswa. · Dengan rasa ingin tahu , siswa berpartisipasi aktif dalam tanya jawab tentang kesulitan materi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti ( 40 menit) · Melalui tanya jawab yang komunikatif dan bersahabat , guru membimbing siswa mendiskusikan cara menanggapi berita. (Eksplorasi) · Melalui diskusi yang komunikati f , guru dan siswa mendiskusikan pengertian bentuk-bentuk tanggapan terhadap berita atau informasi yang disampaikan (Elaborasi). 2) Di dalam RPP saya melihat ada rubrik penilaian karakter ban

Membimbing mahasiswa membuat critical essay

Mata kuliah yang saya ajarkan, sebenarnya juga diajarkan dosen lain. Bisa dikatakan bahwa kelas kami berjalan paralel. Kebijakan di universitas saya mensyaratkan, untuk kelas paralel seperti ini, assessmentnya perlu dibuat semirip mungkin. Tujuannya, agar beban mahasiswa di masing-masing kelas sama. Jadi, setiap kali merancang assessment saya akan berkonsultasi dengan dosen yang satu lagi. Kalau di kelas saya, saya meng-assess dengan menggunakan presentasi, di kelas lain juga harus begitu. Rubriknya pun harus sama. Rubriknya dibuat bersama-sama dengan dosen satu lagi. Untuk ujian tengah semester, salah satu mata kuliah yang saya ajar, assessment-nya berupa essay. Topiknya terkait apapun yang telah dibahas selama setengah semester ini, diantaranya mengenai perlu tidaknya guru memiliki kemampuan menjelaskan dan memberi contoh di kelas matematika, bagaimana bahasa mempengaruhi pembelajaran matematika, pentingnya membangun diskurs di dalam kelas, dan apa yang membuat sebuah penjelasan dan

Email untuk Kakak Mentari (Telah diedit)

Image
Arpillera Puti (Tentang dua sekolah) -- Yang di kiri ceritanya itu Maman loh! Arpillera Anisah Dear kakak-kakak Mentari , Tadi saya mampir ke mentari sebentar. Mau ketemu Bu Dewi. Alasan lain saya ke mentari adalah karena saya ingin mengajak Anisah untuk mengikuti workshop Apriella yang diselenggarakan oleh Kuncup Padang Ilalang (KAIL) . Apillera itu seni bercerita menggunakan kain perca. Dulu seni ini digunakan untuk pergerakan di Chile . Saat Anisah tiba di Mentari, saya melihatnya semakin bersinar. Tambah cantik. Ternyata dia sedang mengandung 4 bulan. Wow 5 bulan lagi kita kakak-kakak sudah jadi kakek dan nenek! (Atau om dan tante biar terlihat lebih muda? Hehehe). Kita lalu naik angkot ke Galeri Padi, diseberangnya Borma Dago. Di jalan Anisah bercerita tentang les jahitnya. Kelasnya ada tiga. Dasar, Terampil, Mahir. Anisah sekarang ada di kelas Terampil. "Senang lesnya, setidaknya gak diam di rumah," katanya. Saat tiba di tempat workshop sudah ada sekitar 40 peserta bai

Les Privat Unik

Salah seorang ibu menghubungi saya untuk memberikan anaknnya les privat. Agak berbeda dengan les privat lainnya, yang dia inginkan saya tidak memberikan anaknya les privat mengenai pelajaran, tetapi mengenai cara belajar, "Beberapa kali saja cukup," katanya. Lalu ditambahkanlah, "Sampai dia bisa belajar sendiri!" Ibunya meminta saya mengajarkan anaknya mengenai tips-tips mencatat, membuat ringkasan, membuat mind map, dan lain-lain. Kalau mencari bahan di google, mengemukakan pendapat, dan lain-lain, sebenarnya anaknya sudah cukup jago. Yang belum ada katanya, ketekunan untuk membaca dan mencatat. Menurut sang ibu, "Di SMP kedua keterampilan tersebut perlu sekali agar lebih mudah belajarnya."

Dari mana datangnya ide pembelajaran?

Saya sering mendapatkan email ataupun message di fb dari guru-guru untuk dibantu dicarikan model-model pembelajaran yang menarik. Kadang-kadang saya membantu mencarikan bahan (yang seringkali masih dalam bahasa Inggris, sehingga tidak selalu mudah dipahami guru). Kadang saya juga memberikan tips-tips mengenai caranya saya mencari bahan. Ini yang ingin saya bagikan di sini. Saat saya mau mengajar suatu materi, misalnya, mengenai 'energi'. Yang akan saya lakukan adalah membaca ulang mengenai 'energi'. Saya sering menggunakan perolongan Mbah Google untuk melakukan ini. Biasanya tools yang saya gunakan adalah 'google scholar', 'google books' atau kadang google saja. Selain mencari bahan-bahan dasar mengenai materi yang akan saya ajarkan. Saya juga suka mencari lesson plan terkait materi tersebut. Kata kuncinya misalnya : "lesson plan"+energy Saya suka membandingkan sebanyak mungkin lesson plan yang ada. Kadang ada yang langsung 'klik'. Bisa

The answer comes after

Steve Jobs says "You've got to have faith in something. I think that is totally true. Many times in my life, I feel lost. I mean like really lost. There were times when All I wanted to do was run away (literally). And for me the "why's" are always important. My philosophy is that every step that I take in my life must have a reason. I always wanted to live a purposefully life. Which means, I don't want to do something that is not meaningful. However, sometimes you really don't know the why's. Sometimes you"ll be lucky, you know the answers straight away. Other times you'll find the answers. Not now but after a certain amount of time. And to have faith it means being patient. Understanding that the why's can not always be answered immediately. Meanings don't always come in a sudden. Sometimes the answer comes after.

Guru Pemberani

Dalam penulisan naratif deskriptif, 3 hari ini, saya bertemu dengan Ibu Retno Listiyarti dari Federasi Sarikat Guru Indonesia (FSGI). Ibu yang satu ini sangat istimewa. Dia adalah salah satu guru yang paling berani yang pernah saya temui. Sebenarnya ini bukan pertemuan pertama saya dengan dia. Beberapa bulan yang lalu, ada seorang guru yang meminta bantuan saya, karena kepala yayasan sekolahnya suka melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anak di sekolahnya. Seorang teman saya, menyarankan saya dan guru tersebut untuk berkenalan dengan Ibu Retno. Ibu Retno membimbing guru tersebut untuk melakukan advokasi terhadap kekerasan yang dilakukan oleh kepala yayasan tersebut. Sekarang guru tersebut ikut mengadvokasi anak-anak lain yang merupakan korban kekerasan. Sulit bagi saya untuk menyatakan betapa istimewanya Bu Retno. Yang jelas dia adalah orang yang sangat berani melawan ketidakadilan. Saya belum pernah bertemu guru seberani dia. "Seorang guru tugasnya adalah mendidik. Yang dima

Selalu ada Mainan Baru

Selalu ada Mainan Baru Oleh Dhitta Puti Sarasvati @warnapastel Di stasiun kereta. Seorang kakak dan seorang adik bermain di dalam kardus. Tampaknya mereka bermain peran. Si kakak suka sekali mengatur "Kamu harus begini! Kamu harus begitu," katanya pada sang adik dengan melapisi tubuhnya dengan kain selempangan yang biasa digunakan untuk menggendong bayi. Tak lama kemudian sang kakak matanya bersinar-sinar. Dia melompat keluar kardus, lalu diambilnya sebuah batu. Batu dilemparkannya ke depan. "Kejar!" Teriaknya pada sang adik. Mereka berdua berlari mengejar batu. Setiap kali ditangkap, dilempar lagi, dikejar lagi sampai bosan. Tapi sang kakak selalu cemerlang. Kini waktunya untuk bermain jual-jualan. Ibu mereka sendiri sedang sibuk menjual tahu di belakangnya. Sang kakak memilih berjualan es teh manis. Dengan khayalannya, plastik-plastik yang dia temukan di sepanjang stasiun kereta disulapnya menjadi es teh manis. Adiknya menjadi pembeli. "Harganya lima ribu.
Selalu ada Mainan Baru Oleh Dhitta Puti Sarasvati @warnapastel Di stasiun kereta. Seorang kakak dan seorang adik bermain di dalam kardus. Tampaknya mereka bermain peran. Si kakak suka sekali mengatur "Kamu harus begini! Kamu harus begitu," katanya pada sang adik dengan melapisi tubuhnya dengan kain selempangan yang biasa digunakan untuk menggendong bayi. Tak lama kemudian sang kakak matanya bersinar-sinar. Dia melompat keluar kardus, lalu diambilnya sebuah batu. Batu dilemparkannya ke depan. "Kejar!" Teriaknya pada sang adik. Mereka berdua berlari mengejar batu. Setiap kali ditangkap, dilempar lagi, dikejar lagi sampai bosan. Tapi sang kakak selalu cemerlang. Kini waktunya untuk bermain jual-jualan. Ibu mereka sendiri sedang sibuk menjual tahu di belakangnya. Sang kakak memilih berjualan es teh manis. Dengan khayalannya, plastik-plastik yang dia temukan di sepanjang stasiun kereta disulapnya menjadi es teh manis. Adiknya menjadi pembeli. "Harganya lima ribu.

Kembali ke Kampus

Kembali ke kampus untuk mengajar ternyata sangat menyenangkan. Selain alasan bisa terus update secara akademik, karena harus menyiapkan materi pembelajaran, membuat penelitian, menmbaca, dll, ada alasan lain yang juga tak kalah seru. Saat saya sedang menyiapkan rencana pembelajaran saya pulang sedikit lebih sore di atas magriblah. Sayup-sayup saya mendengar mahasiswa-mahasiswa saya berlatih paduan suara. Cantik dan menyenangkan. Belum lagi ketika mahasiswa saya menyiapkan kegiatan fund raising dengan memutar beberapa film pendidikan di ruang kelas. Biayanya Rp. 5000,- (sudah termasuk diskusi). Di sela-sela waktu mengajar bisa deh nonton film berkualitas (tentang guru berkebutan khusus). Film itu sebenarnya mampu membuat air mata saya berlinang-linang, tapi gengsi dong! Tadi saya diajak mahasiswa saya melihat beberqapa mahasiswi saya sedang berlatih sebuah tari Sunda untuk sebuah kejuaraan. Mereka ingin melihat latihan mereka secara keseluruhan. "Ada yang bawa kamera tidak?" t

Kembali ke Kampus

Kembali ke kampus untuk mengajar ternyata sangat menyenangkan. Selain alasan bisa terus update secara akademik, karena harus menyiapkan materi pembelajaran, membuat penelitian, menmbaca, dll, ada alasan lain yang juga tak kalah seru. Saat saya sedang menyiapkan rencana pembelajaran saya pulang sedikit lebih sore di atas magriblah. Sayup-sayup saya mendengar mahasiswa-mahasiswa saya berlatih paduan suara. Cantik dan menyenangkan. Belum lagi ketika mahasiswa saya menyiapkan kegiatan fund raising dengan memutar beberapa film pendidikan di ruang kelas. Biayanya Rp. 5000,- (sudah termasuk diskusi). Di sela-sela waktu mengajar bisa deh nonton film berkualitas (tentang guru berkebutan khusus). Film itu sebenarnya mampu membuat air mata saya berlinang-linang, tapi gengsi dong! Tadi saya diajak mahasiswa saya melihat beberqapa mahasiswi saya sedang berlatih sebuah tari Sunda untuk sebuah kejuaraan. Mereka ingin melihat latihan mereka secara keseluruhan. "Ada yang bawa kamera tidak?" t

Pengetahuan Tidak Dikonstruksi dalam Isolasi

Seminggu ini, saya mulai mengajar kelas kembali. Saya mengajar 4 kelas masing - masing sekitar 20-an mahasiswa. Bahagia sekali rasanya kembali berada di depan kelas secara berkala. Apalagi sekarang, alhamdulillah saya sudah lebih banyak belajar ilmu-ilmu kependidikan (dibandingkan ketika saya pertama kali mengajar). Ilmu-ilmu itu merupakan bekal yang tak terhingga nilainya dan bisa diterapkan untuk mengajar di depan kelas. Tentunya meningkatnya keterampilan saya tidak lepas dari pengaruh begitu banyak orang yang saya temui dalam hidup saya. Salah satunya Pak Agung Wibowo mengajarkan saya tips dan trik membuat power point yang efektif, mengajarkan saya mengenai bagaimana caranya menurunkan tujuan pembelajaran, dan juga mengkritik presentasi saya. Ada juga Ibu Nina Soeparno, rekan saya yang luar biasa untuk merancang modul-modul pembelajaran. I love brain storming with her. Ada juga Ibu Itje. Chodoidjah. Mengamati Ibu yang satu ini dalam melakukan training mengajarkan saya mengenai pent

One of the best pleasure

These days was relearning about 'learning'. I read about situated cognition and all these tough journals including a bit about philosophy. I learned about discourses in learning, which I find very difficult to understand. It gave me a headache! But thanks I've got many people I can share with. I have people to ask when I'm confused. Having someone to discuss things and share while learning (something new) is absolutely powerful. It is a blessing. It is true that learning never happens in a vacuum. Sometimes you struggle to understand things on your own. Sometimes it takes time to come up with a new idea. You absorb all these information and 'tada' you don't know what to do with it. Suddenly, you talk to people, maybe with one or two people, and then just in a moment you become more brilliant than ever. Learning from my experience, I think one of my vision when working with teachers is to create a safe learning environment for teachers filled with people who

Teacher Student Relationship

I hope they can learn a lot from me, from their peers, and also from themselves But most of all, I hope that I can learn a lot from them

Amy Chua/Tiger Mom, "Didn't Expect this Level of Intensity!" 1/26/2011

Image
I find Amy Chua's Book very interesting and reflective. I'll soon write my review about it.

Belajar untuk Mengajar

If you can't explain it imply, than you don't understand it well enough. Kalau kamu tidak bisa menjelaskannya dengan sederhana, berarti kamu tidak cukup memahaminya. (Albert Einstein) Saya berpendapat bahwa tugas guru bukan hanya menjelaskan suatu materi. Salah satu tugas guru yang lain adalah mengajak siswa menjelaskan dan mengungkapkan pemikiran mereka sendiri. Salah satu cara untuk memancing siswa melakukan hal ini adalah dengan teknik bertanya. Guru-guru yang saya kagumi semuanya memiliki skil bertanya yang baik. Saya sendiri masih sedang belajar untuk menguasai keterampilan bertanya. Dengan bertanya, berarti guru tidak harus selalu menjadi sumber informasi di kelas. Tetapi dia pertanyaannya mampu memancing siswa untuk berpikir dan mencari tahu. Meskipun guru tidak perlu selalu menjadi sumber informasi, hal ini tidak bearti bahwa guru tidak perlu belajar dan belajar kembali. Kalaupun kita menjadi guru fisika misalnya, dan kita sudah mengajar mengenai 'tekanan' b

[KLIPING] Lincoln’s Letter to his Son’s Teacher

http://www.youtube.com/watch? v=z-yuQKi-bdo&feature=player_ embedded Lincoln’s Letter to his Son’s Teacher He will have to learn, I know, that all men are not just, all men are not true. But teach him also that for every scoundrel there is a hero; that for every selfish Politician, there is a dedicated leader… Teach him for every enemy there is a friend, Steer him away from envy, if you can, teach him the secret of quiet laughter. Let him learn early that the bullies are the easiest to lick… Teach him, if you can, the wonder of books… But also give him quiet time to ponder the eternal mystery of birds in the sky, bees in the sun, and the flowers on a green hillside. In the school teach him it is far honourable to fail than to cheat… Teach him to have faith in his own ideas, even if everyone tells him they are wrong… Teach him to be gentle with gentle people, and tough with the tough. Try to give my son the strength not to follow the crowd when e

Anatomy of A Passionate Teacher

Image

Refferences For Teaching

Different Methods of Starting a Math Lesson http://mathematicslearning.blogspot.com/2009/09/different-methods-of-starting-math.html Understandin Mathematics : A Study Guide by Peter Alfed http://www.math.utah.edu/~pa/math.html What Makes a Good Explanation? http://www.culturallogic.com/research-links/

Teachers Talk

Our teachers come to class, And they talk and they talk, Til their faces are like peaches, We don’t; We just sit like cornstalks. (Cazden, 1976, p. 74) http://ptgmedia.pearsoncmg.com/images/9780205627585/downloads/Echevarria_math_Ch1_TheAcademicLanguageofMathematics.pdf

Perbincangan Mengenai Hubungan Sastra dan Seni dalam Pembelajaran Matematika dan Sains

Perbincangan Mengenai Hubungan Sastra dan Seni dalam Pembelajaran Matematika dan Sains Oleh Dhitta Puti Sarasvati Semalam saya membantu sahabat saya googling mengenai short courseuntuk guru di luar negeri. Sebenarnya saya tidak tahu banyak. tetapi saya membantu memberi kata kunci saja. Entah bagaimana ceritanya, saya akhirnya bercerita mengenai perbincangan saya dengan Pak Iwan Syahril , dosen Sampoerna School of Education (SSE), hampir setahun yang lalu. Pak Iwan bercerita bahwa di Columbia University, New York, ada course yang menghubungkan antara sastra, sains, dan matematika. Termasuk bagaimana karya sastra bisa membuat anak tertarik belajar sains dan matematika. “Course yang menarik!” kata sahabat saya sambil meneruskan kegiatan ber-googling short course. Sahabat saya yang sedang googling kebetulan adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta. Sebelum tahun ajaran baru yang lalu, dia yang bertugas memilih buku-buku resources baru untuk ditaruh di perpustakaan sekolah.
Bergerak di dunia pendidikan di Indonesia mengajak saya bertemu begitu banyak orang. Saya juga jadi mengikuti begitu banyak forum. Yang bekerja di dunia pendidikan, atau tepatnya bergerak di dunia pendidikan, ada bermacam-macam orang. Ideologinya sama? Belum tentu. Tetapi buat saya ideologi jadi nomor dua. Selama orangnya betul-betul peduli, apalagi konsisten, dan bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan, apapun ideologinya saya tetap angkat topi, hormat. Tujuannya sama-sama baik, tetapi cara yang ditempuh berbeda. Yang tidak saya sukai adalah orang-orang yang mengatasnamakan pendidikan tetapi sebenarnya lebih mengutamakan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, tentu saja yang melakukan korupsi di bidang pendidikan, atau misalnya bekerja di BNSP, menentukan nasib orang banyak tapi bekerjanya asal-asalan. Saya pernah bertemu orang yang mengurus UN. Profesor sih, tetapi tidak paham sama sekali mengenai assessment, membaca mengenai assessment pun tidak! Atau ada yan

Pembelajaran Kontekstual di SMK

Sekitar dua minggu lalu, saya didatangi oleh seorang kepala sekolah dan guru SMK. Mereka ingin berkonsultasi mengeni Contextual Teaching and Learning (CTL) . Menurutnya sang kepala sekolah ada tuntutan di sekolah untuk menggunakan CTL. Ia ingin tahu apa perbedaannya dengan pembelajaran tematik. Kebetulan di sekolahnya, sekarang menggunakan sistem factory teaching. Maksudnya para siswanya diharapkan mampu menghasilkan sebuah produk yang kemudian dijual (misalnya). Buat saya, itu berarti sekolah itu pada dasarnya sudah mengembangkan CTL. Bagi saya, CTL (atau saya lebih menyukai menggunakan istilah pembelajaran yang kontekstual) adalah sebuah paradigma pendidikan. Selama kita memahami tujuan pembelajaran, bisa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna, maka kita sudah menerapkan pembelajaran yang kontekstual. Dalam pembelajaran yang kontekstual, sang pembelajar harus paham mengenai tujuan pembelajaran. Kalau belajar mengenai mate

Learning Block

Mulai hari ini saya harus banyak membuka-buka buku mengenai komunikasi, bahasa, dan juga matematika. Semester ini saya akan mulai mengajar di sebuah universitas keguruan. Mata kuliahnya terkait komunikasi yakni khususnya 'komunikasi di dalam kelas matematika'. Hal ini termasuk teknik menjelaskan, questioning, diskusi, dan sebagainya. Saya benar-benar tidak tahu kenapa saya dipilih untuk menjadi dosen terkait komunikasi. Saya merasa tidak mempunyai pengetahuan maupun kemampuan khususnya mengenai ilmu komunikasi. Dalam prakteknya pun kemampuan komunikasi saya masih pas-pasan. Masih jauh dari istilah 'ahli'. Terus terang saya masih bertanya-tanya apakah saya bisa belajar dan mengajarkan mengenai komunikasi. How can I teach about communiation? How? Masih ada learning block di kepala saya. Saya sama sekali tidak ada bayangan bagaimana saya akan menjalankan kuliah saya. Well , sementara saya jalani saja. Sementara saya masih punya waktu untuk belajar sebelum kuliah dimulai.

[Reposting] Dari Guru Untuk Siswa

Image
Dari Guru Untuk Siswa (Terinspirasi dari Buku Perahu Kertas karya Dewi Lestari ) Oleh Dhitta Puti Sarasvati Akhir pekan lalu, saya iseng membaca sebuah fiksi karya Dewi Lestari (Dee) berjudul Perahu Kertas . Ada dua tokoh utama dalam cerita. Yang satu bernama Kugy, seorang yang suka menulis cerita anak. Tokoh berikutnya  bernama Keenan, kegemarannya melukis. Dalam buku tersebut, dikisahkan bahwa sambil kuliah Kugy menyempatkan diri untuk mengajar anak-anak di sebuah Sekolah Dasar darurat bernama Sekola Alit, yang terletak di Bojong Koneng, Bandung. Di sana Kugy mengajar anak-anak membaca dan menulis di bawah sebuah pohon. Kegiatan Kugy tampaknya memberikan banyak insipirasi bagi Kugy untuk menulis. Kemampuannya menulis, menjadi sebuah kekuatan dalam mengajar. Setiap kali kemampuan membaca muridnya meningkat, Kugy  menghadiahkan mereka sebuah tulisan. Pengarangnya? Kugy sendiri.  Kugy akhirnya membuat perjanjian dengan anak-anak itu, setiap kali mereka berhasil na

Label 'Sekolah Inklusi'

An ‘inclusive’ education system can only be created if ordinary schools become more inclusive – in other words, if they become better at educating all children in their communities. Sebuah sistem pendidikan yang ‘inklusif’ hanya bisa diciptakan apabila sekolah-sekolah umum menjadi lebih inklusif - dengan kaya lain, mereka menjadi lebih baik dalam mendidik semua anak di dalam komunitas mereka. (UNESCO di dalam Policy Guidelines on Inclusion in Education, 2009 ) Saya bukan ahli dalam bidang pendidikan luar biasa, bukan juga dalam pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, dan saya tidak memiliki kualifikasi apapun di bidang pendidikan inkulusi. Tetapi saya tahu bahwa pendidikan inklusi bukan sekadar menerima siswa yang berkebutuhan khusus seperti anak yang mengalami down syndrome , autis , tuna netra , tuna grahita, dan sebagainya ke dalam sekolah umum. Apalagi tanpa persiapan khusus. Bukan hanya sekali, saya mendengar mengenai sekolah-sekolah negeri yang berlabel ’sekolah inklusi’ tetap