di atas mobil yang berlalu lalang
Sebuah sms masuk, "ngemol yuk!" Saya sedang berjalan-jalan dengan keponakan saya yang cantik menemani ibunya mencari pakaian anak2x.. Sore itu tak banyak acara tentu saya iyakan. Saya merindukan mereka dan sedang pundung karena acara kumpul2x di bulan Ramadhan batal berulang kali.. Setiap tahun memang begitu. Ribut mengurusi acara bertemu karena maunya semua datang tapi tak pernah bisa. Kali ini hanya kami berempat, saya Indri, Dana dan Iqbal.
Saya akan selalu ingat Ramadhan terindah saya bersama mereka. Rasanya kami saat itu ber-15 mungkin lebih. Kami baru memulai kehidupan baru setelah 3 tahun yang selalu bersama lalu dipisahkan oleh berbagai kota. Kami duduk dalam sebuah lingkaran. Setelah makan dan shalat magrib kami duduk dan bercerita tentang perkembangan kami masing-masing, hal-hal baru yang kami temui, dan doa serta harapan kami. Kami bergantian bercerita mengikuti urutan dalam lingkaran. Rasanya 4 jam lebih habis untuk berganti cerita dan doa. Bagi saya malam itu seperti merasakan Lailatul Qadar ntah betul atau tidak yang jelas saya pulang dalam keadaan paling damai. Malam yang sangat indah. Senang memiliki teman2x yang menemani dalam masa2x menuju kedewasaan.
Malam itu rasanya tak bisa ditolak. 2 tahun terpisah adalah waktu yang lama untuk tak bertatap muka. Kami bicara tentang kejadian2x yang terlewat, masa-masa yang kelam yang berhasil dilalui, rasa percaya, kesempatan, dan bagaimana bisa berbahagia dalam sederhana. Kami berbicara tentang bagaimana waktu bisa menjadi pendidik terbaik dan proses dan penerimaan dan proses dan menentukan pilihan. 4 jam kemarin rasanya berlalu begitu saja. Tapi cukup untukku setidaknya sat ini.
Saya akan selalu ingat Ramadhan terindah saya bersama mereka. Rasanya kami saat itu ber-15 mungkin lebih. Kami baru memulai kehidupan baru setelah 3 tahun yang selalu bersama lalu dipisahkan oleh berbagai kota. Kami duduk dalam sebuah lingkaran. Setelah makan dan shalat magrib kami duduk dan bercerita tentang perkembangan kami masing-masing, hal-hal baru yang kami temui, dan doa serta harapan kami. Kami bergantian bercerita mengikuti urutan dalam lingkaran. Rasanya 4 jam lebih habis untuk berganti cerita dan doa. Bagi saya malam itu seperti merasakan Lailatul Qadar ntah betul atau tidak yang jelas saya pulang dalam keadaan paling damai. Malam yang sangat indah. Senang memiliki teman2x yang menemani dalam masa2x menuju kedewasaan.
Malam itu rasanya tak bisa ditolak. 2 tahun terpisah adalah waktu yang lama untuk tak bertatap muka. Kami bicara tentang kejadian2x yang terlewat, masa-masa yang kelam yang berhasil dilalui, rasa percaya, kesempatan, dan bagaimana bisa berbahagia dalam sederhana. Kami berbicara tentang bagaimana waktu bisa menjadi pendidik terbaik dan proses dan penerimaan dan proses dan menentukan pilihan. 4 jam kemarin rasanya berlalu begitu saja. Tapi cukup untukku setidaknya sat ini.
Comments