Excited by Mathematics

"(Geometri) memberi obat haus pd otak manusia umumx & penagih madat matematika, ... harus ingin tahu."
(Tan Malaka diambil dari twitter @iwanpranoto)

"Persoalan matematika melupakan bnyk perkara yg lain2..."
(Tan Malaka diambil dari twitter @iwanpranoto)


Salah seorang murid saya, bisa saya katakan cukup berbakat, khususnya di bidang matematika. Karena bakatnya, dia lolos seleksi untuk mewakili berbagai kompetisi matematika. Materinya jauh lebih berat dibandingkan rata-rata anak di sekolahnya.

Saya sering mengatakan pada murid saya bahwa dulu waktu saya seumur dia terkadang saya mau menelan rumus mentah-mentah tanpa tahu dari mana asalnya. Baru kemudian, setelah kuliah misalnya, saya menemukan kaitan rumus yang satu dengan rumus yang lainnya. Dulu saya sering belajar matematika secara instrumental bukan relasional.

Berbeda dengan murid saya yang satu ini. Dia tidak pernah mau menelan mentah rumus-rumus yang ada di buku. Dia selalu bertanya, "Kenapa begini? Kenapa begitu? Dari mana asalnya?"

"Kamu punya otak matematikawan sejati!" kata saya padanya sambil bercanda.

Rasanya sudah sekian lama saya belajar matematika, tetapi baru ketika mengajarnya (atau tepatnya belajar bersamanya) saya benar-benar menyukai matematika. Maksud saya matematika di sini bukan 'menghitung' tetapi lebih pada bernalar, memecahkan masalah, membuktikan, dan lainnya.

Suatu hari saya menghabiskan sekitar dua jam bersama murid saya untuk mengerjakan tiga soal matematika (bahkan pernah hanya satu soal). Kami berdiskusi, menukar, ide, dan saling menginspirasi. Rasanya kadang saya yang belajar darinya. Kadang saya pulang dengan kepala masih pusing memikirkan berbagai masalah matematika yang sebelumnya dibahas.

Atau kadang saya senang bukan kepalang karena bisa menyelesaikan persoalan matematika. Sampai-sampai saya menelpon sahabat saya, Arfah khusus untuk menceritakan masalah matematika yang berhasil atau tidak berhasil dipecahkan.

Belajar bersama murid saya yang satu ini benar-benar menstimulasi otak saya. Kadang saat sedang di bus menuju rumah, apa yang saya bahas dengan murid saya masih terngiang-ngiang di kepala, apalagi kalau ada masalah matematika yang tidak terselesaikan. Kalau lampu cukup terang saya akan mengeluarkan bolpen untuk mencorat-coret kertas mencari solusi.

And you know what? I find it very relaxing. Doing mathematics makes me forget all the sorrows, anger, stress, or any bad feelings inside. Menyenangkan sekali!

Pernyataan Tan Malaka memang benar. Bermatematika memang bisa membantu kita melupakan berbagai persoalan lain!

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)