Guru Pemberani

Dalam penulisan naratif deskriptif, 3 hari ini, saya bertemu dengan Ibu Retno Listiyarti dari Federasi Sarikat Guru Indonesia (FSGI). Ibu yang satu ini sangat istimewa. Dia adalah salah satu guru yang paling berani yang pernah saya temui.

Sebenarnya ini bukan pertemuan pertama saya dengan dia. Beberapa bulan yang lalu, ada seorang guru yang meminta bantuan saya, karena kepala yayasan sekolahnya suka melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anak di sekolahnya. Seorang teman saya, menyarankan saya dan guru tersebut untuk berkenalan dengan Ibu Retno.

Ibu Retno membimbing guru tersebut untuk melakukan advokasi terhadap kekerasan yang dilakukan oleh kepala yayasan tersebut. Sekarang guru tersebut ikut mengadvokasi anak-anak lain yang merupakan korban kekerasan.

Sulit bagi saya untuk menyatakan betapa istimewanya Bu Retno. Yang jelas dia adalah orang yang sangat berani melawan ketidakadilan. Saya belum pernah bertemu guru seberani dia.

"Seorang guru tugasnya adalah mendidik. Yang dimaksud dengan mendidik adalah mempertajam pikiran dan memperhalus hati. Kita bisa saja mengajar di sekolah yang bagus, tetapi kita juga harus memikirkan kondisi guru-guru di sekolah lain. Termasuk semua kebijakan yang tidak adil harus kita lawan! Untuk melawannya kita juga perlu melakukan kajian ilmiah agar argumentasinya kuat."

Walau baru bertemu dengan Bu Retno dua kali, saya belajar sedikit mengenai cara-cara menghadapi ketidakadilan, juga strategi-strategi ketika kita diintimidasi. Tapi terus terang, saya belum sekuat Bu Retno dalam menghadapi berbagai tekanan. Kapan yah saya seberani dia?

"Banyak guru yang kreatif dan inovatif," katanya, "Tapi diam ketika teman-teman guru yang lain diperlakukan dengan tidak adil. Cari aman saja!"

Saya terdiam. Ibu Retno benar. Bahkan saya sendiri tidak selalu sanggup melawan ketidakadilan yang dilakukan orang lain terhadap saya dan teman-teman saya? Diskusi dengannya membuat saya jadi bertanya-tanya apakah istilah 'saya berjuang dengan cara saya sendiri' adalah kata lain dari 'mencari aman dan tidak berani mengambil resiko'? Saya tidak tahu. Yang jelas saya benar-benar mau berbuat yang terbaik untuk bangsa ini. Tapi bagaimana caranya? Saya masih mencari.

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)