ICT dan Pendidikan
Tentu saja saya tak menafikkan pentingnya teknologi tetapi beberapa
gerakan pendidikan yang seakan-akan mendewakan ICT membuat saya
khawatir.
Tentu saja saya ingin guru bisa melek komputer, internet, dan
teknologi. Saya pun senang bisa berkomunikasi dengan guru-guru di
seluruh Indonesia setiap harinya baik via chatting, facebook, mailing
list, bloging maupun citizen journalism. Tentunya ini karena adanya
teknologi. Saya juga paling senang mendownload berbagai teacher
resources, baik berupa lesson plan, teaching tips, video pembelajaran,
dan sebagainya.
Tetapi saya mulai khawatir ketika sebuah seminar yang saya datangi,
mc-nya bilang begini, "sekarang dengan adanya software pembelajaran
ini, ibu bapak guru tidak perlu berbicara panjang lebar, semuanya ada
di dalam tinggal menggunakan software ini."
Saya pernah melihat presentasi mengenai melakukan percobaan untuk
mengukur frekuensi dan periode sebuah bandul. Untuk melakukan ini
digunakan sebuah software. Bandulnya? Virtual.
Memang tidak semua hal bisa diuji cobakan dengan mudah. Saat kita
membahas hal-hal yang terlalu besar seperti planet atau terlalu kecil
seperti atom atau DNA yah memang tidak ada salahnya menggunakan
model-model, termasuk dengan komputer. Tetapi rasanya, tidak semua hal
dalam pembelajaran harus menggunakan komputer. Termasuk percobaan
mengenai bandul ini.
Percobaan mengenai bandul yang bergetar sangat sederhana dan bisa
dilakukan tanpa menggunakan bandul palsu (di komputer). Bayangkan ada
sebuah bandul virtual yang bergerak ke kiri dan ke kanan. Lalu kita
diminta menghitung berapa banyak getarannya, berapa waktu yang
diperlukan untuk melakukan getaran tersebut. Ini bandul virtual loh.
Ini percobaan yang sangat mudah. Ambil saja tali. Bebannya bisa
menggunakan berbagai beban. Bahkan mungkin kita bisa membandingkan
mengubah berbagai variabel untuk melihat apa efeknya akan sama atau
berbeda? Bandul bisa dibuat dari berbagai bahan yang berbeda?
Panjangnya bisa diubah-ubah. Bahkan kita bisa mencari tahu apakah
bentuk bebannya berpengaruh terhadap gerak bandul? Ajak siswa untuk
merancang percobaan sebanyak-banyaknya. Bahan-bahan untuk melakukan
percobaan ini bisa ditemukan dengan mudahnya. Kenapa harus menggunakan
komputer?
Beberapa hari yang lalu saya juga sempat melihat bagaimana seorang
pejabat pendidikan melakukan presentasi. Ia mempresentasikan dua video
pembelajaran di kelas. Kelas pertama, katanya, membosankan karena guru
sibuk menulis di papan tulis dan siswanya diajak mencatat.
Video kedua adalah video dimana seorang guru menggunakan ICT. Kata
pejabat tersebut guru tersebut mengajarkan mengenai lingkaran
menggunakan komputer dan LCD. Saya melihat videonya. Bagi saya tidak
ada bedanya dengan kelas yang dicap 'konvensional' bedanya papan
tulisnya digantikan dengan gambar dari komputer yang lebih berwarna.
Siswa hanya duduk menghadap depan.
Kata pejabat tersebut kelas tersebut menarik, karena guru kemudian
menggunakan muka siswa-siswinya untuk menggambarkan titik-titik pada
lingkaran. Saat itu sedang pelajaran matematika dengan materi
lingkaran. Itu membuat para siswa tertawa, kemudian, katanya, tanpa
menunjukkan adegan dalam video, ada diskusi.
Sorenya saya mendengarkan presentasi seorang peneliti matematika
mengenai pembelajaran matematika yang menyenangkan. Bagi saya,
meskipun tanpa ICT kelas ini lebih hidup. Saat itu siswa-siswa sedang
melakukan berbagai pengukuran untuk belajar statistik. Alatnya adalah
botol, air, kertas pleno, spidol, dan bahkan papan tulis. Ada diskusi
kelompok, ada trial dan eror untuk menemukan suatu konsep. Ada
diskusi, ada tanya jawab. Ada menuliskan hasil pengamatan, ada
kegiatan mempresentasikan hasil pengamatan dan penghitungan dengan
berbagai cara. Semuanya dilakukan dengan alat-alat yang sederhana.
Tanpa ICT.
Saya sendiri penggemar ICT, tapi tentunya dalam pembelajaran, kita
harus menggunakan alat apapun, termasuk ICT secara bijak. ICT bukanlah
dewa. Ada saatnya ia relevan digunakan dan ada saatnya tidak.
Bagaimana menggunakannya? Nah ini bahasan lain. Kapan-kapan saya akan
menuliskan mengenai dua cara menggunakan ICT untuk belajar sains.
gerakan pendidikan yang seakan-akan mendewakan ICT membuat saya
khawatir.
Tentu saja saya ingin guru bisa melek komputer, internet, dan
teknologi. Saya pun senang bisa berkomunikasi dengan guru-guru di
seluruh Indonesia setiap harinya baik via chatting, facebook, mailing
list, bloging maupun citizen journalism. Tentunya ini karena adanya
teknologi. Saya juga paling senang mendownload berbagai teacher
resources, baik berupa lesson plan, teaching tips, video pembelajaran,
dan sebagainya.
Tetapi saya mulai khawatir ketika sebuah seminar yang saya datangi,
mc-nya bilang begini, "sekarang dengan adanya software pembelajaran
ini, ibu bapak guru tidak perlu berbicara panjang lebar, semuanya ada
di dalam tinggal menggunakan software ini."
Saya pernah melihat presentasi mengenai melakukan percobaan untuk
mengukur frekuensi dan periode sebuah bandul. Untuk melakukan ini
digunakan sebuah software. Bandulnya? Virtual.
Memang tidak semua hal bisa diuji cobakan dengan mudah. Saat kita
membahas hal-hal yang terlalu besar seperti planet atau terlalu kecil
seperti atom atau DNA yah memang tidak ada salahnya menggunakan
model-model, termasuk dengan komputer. Tetapi rasanya, tidak semua hal
dalam pembelajaran harus menggunakan komputer. Termasuk percobaan
mengenai bandul ini.
Percobaan mengenai bandul yang bergetar sangat sederhana dan bisa
dilakukan tanpa menggunakan bandul palsu (di komputer). Bayangkan ada
sebuah bandul virtual yang bergerak ke kiri dan ke kanan. Lalu kita
diminta menghitung berapa banyak getarannya, berapa waktu yang
diperlukan untuk melakukan getaran tersebut. Ini bandul virtual loh.
Ini percobaan yang sangat mudah. Ambil saja tali. Bebannya bisa
menggunakan berbagai beban. Bahkan mungkin kita bisa membandingkan
mengubah berbagai variabel untuk melihat apa efeknya akan sama atau
berbeda? Bandul bisa dibuat dari berbagai bahan yang berbeda?
Panjangnya bisa diubah-ubah. Bahkan kita bisa mencari tahu apakah
bentuk bebannya berpengaruh terhadap gerak bandul? Ajak siswa untuk
merancang percobaan sebanyak-banyaknya. Bahan-bahan untuk melakukan
percobaan ini bisa ditemukan dengan mudahnya. Kenapa harus menggunakan
komputer?
Beberapa hari yang lalu saya juga sempat melihat bagaimana seorang
pejabat pendidikan melakukan presentasi. Ia mempresentasikan dua video
pembelajaran di kelas. Kelas pertama, katanya, membosankan karena guru
sibuk menulis di papan tulis dan siswanya diajak mencatat.
Video kedua adalah video dimana seorang guru menggunakan ICT. Kata
pejabat tersebut guru tersebut mengajarkan mengenai lingkaran
menggunakan komputer dan LCD. Saya melihat videonya. Bagi saya tidak
ada bedanya dengan kelas yang dicap 'konvensional' bedanya papan
tulisnya digantikan dengan gambar dari komputer yang lebih berwarna.
Siswa hanya duduk menghadap depan.
Kata pejabat tersebut kelas tersebut menarik, karena guru kemudian
menggunakan muka siswa-siswinya untuk menggambarkan titik-titik pada
lingkaran. Saat itu sedang pelajaran matematika dengan materi
lingkaran. Itu membuat para siswa tertawa, kemudian, katanya, tanpa
menunjukkan adegan dalam video, ada diskusi.
Sorenya saya mendengarkan presentasi seorang peneliti matematika
mengenai pembelajaran matematika yang menyenangkan. Bagi saya,
meskipun tanpa ICT kelas ini lebih hidup. Saat itu siswa-siswa sedang
melakukan berbagai pengukuran untuk belajar statistik. Alatnya adalah
botol, air, kertas pleno, spidol, dan bahkan papan tulis. Ada diskusi
kelompok, ada trial dan eror untuk menemukan suatu konsep. Ada
diskusi, ada tanya jawab. Ada menuliskan hasil pengamatan, ada
kegiatan mempresentasikan hasil pengamatan dan penghitungan dengan
berbagai cara. Semuanya dilakukan dengan alat-alat yang sederhana.
Tanpa ICT.
Saya sendiri penggemar ICT, tapi tentunya dalam pembelajaran, kita
harus menggunakan alat apapun, termasuk ICT secara bijak. ICT bukanlah
dewa. Ada saatnya ia relevan digunakan dan ada saatnya tidak.
Bagaimana menggunakannya? Nah ini bahasan lain. Kapan-kapan saya akan
menuliskan mengenai dua cara menggunakan ICT untuk belajar sains.
Comments