Tiga Cara Menggunakan ICT dalam Pembelajaran

Dhitta Puti Sarasvati

Ada tiga cara untuk menggunakan ICT di dalam pembelajaran. Pertama, menggunakan ICT sebagai semacam buku, kedua menggunakan ICT sebagai media untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang kita ciptakan, dan ketiga sebagai alat bantu untuk mengolah pengetahuan.

Mungkin banyak diantara kita yang sering terbius oleh kehebatan ICT dalam menyediakan pengetahuan. Saya sendiri, misalnya sangat suka membrowsing internet karena saya bisa menemukan berbagai informasi dengan cepat. Ini yang saya sebut menggunakan ICT sebagai ’semacam buku’. Maksudnya adalah teknologi sebagai sarana yang menyajikan informasi dan kita tinggal menikmatinya. Kita hanya menjadi penyerap informasi yang telah disediakan oleh orang lain. Ini bisa dilakukan baik dengan membaca berbagai hal yang tersebar di internet seperti berita, artikel, dan sebagainya. Selain itu, menonton (misalnya Youtube) termasuk di dalam kategori ini. Memang banyak materi yang sifatnya edukatif yang bersebaran di internet. Tentunya, kita harus punya keterampilan untuk menyaring mana informasi yang berguna dan tidak. Kita juga harus berani mempertanyakan berbagai materi dan informasi yang tersedia di internet. Tentunya tidak semua hal bisa kita telan mentah-mentah.

Cara kedua untuk menggunakan ICT dalam pembelajaran adalah dengan menggunakannya sebagai alat untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang kita buat. ICT digunakan sebagai sarana untuk memaparkan berbagai temuan. Kita yang menyediakan pengetahuan. ICT menjadi sarana bagi kita untuk mengkomunikasikan berbagai pembelajaran tersebut. Ini sering kita lakukan misalnya dengan kegiatan blogging. Seorang teman guru bernama Pak Sopyan Maolana Kosasih, seorang guru PKn, pernah dengan cerdas menggunakan ICT untuk keperluan ini. Ia meminta murid-muridnya menuliskan mengenai globalisasi di note facebook. Kemudian, ia meminta mereka men-tag teman sekelasnya dan saling mengomentari satu sama lain. Bagi saya ini cara yang sangat cerdas dalam menggunakan ICT. Kita menjadi penyedia pengetahuan. ICT hanya menjadi alat untuk mengkomunikasikannya.

Cara ketiga, adalah dengan menggunakan ICT sebagai alat untuk mengolah informasi. Contoh dari kegiatan ini adalah ketika kita mengolah data menggunakan progra excel. Saya sendiri pernah menggunakan cara ini ketika mengerjakan tugas akhir saya di tingkat Srata Sarjana (S-1). Saat itu saya membahas tentang kavitasi. Kavitasi adalah fenomena yang sekilas mirip dengan proses mendidih. Di dalam air akan terlihat banyak gelembung-gelembung, mirip dengan apa yang terjadi saat air mendidih. Tetapi terjadinya kavitasi bukan karena temperatur tinggi, tetapi karena tekanan yang rendah. Artinya, kavitasi bisa terjadi ketika suhu air dingin sekalipun. Hal ini sering terjadi dalam turbin air ataupun baling-baling di kapal dan bisa menyebabkan kerusakan, antara lain karena getaran yang dihasilkan akibat adanya kavitasi.

Saat itu saya merekam proses terjadinya kavitasi pada turbin. Dengan video yang saya hasilkan, saya bisa melihat proses dari sebelum hingga adanya kavitasi pada turbin. Sayangnya saat itu saya tidak mengubah video ke bentukslow motion, padahal di kemudian hari, saya menonton mengenai bagaimana video mengenai sebuah fenomena fisika kemudian diubah ke dalam bentuk slow motion agar fenomena bisa dipelajari dengan lebih mendetail. Sebagai contoh video slow motion yang pernah saya lihat adalah jatuhnya tetes air ke dalam air. Ternyata tetes air jatuh lalu terpental ke atas lagi, jatuh lagi, dan berulang, tetapi dengan ketinggian yang semakin pendek. Para ilmuwan menggunakan teknologi untuk mempermudah mereka dalam melakukan pengamatan, misalnya karena di dunia nyata benda bergerak terlalu cepat. Teknologi bisa digunakan sebagai alat untuk membantu melihat fenomeda dengan lebih mendetail. Darimana pengetahuan di dapat? Tentunya masih dari lingkungan sekitar dan ICT hanya menjadi alat bantu.

Tentu, kita boleh memilih cara apa yang ingin kita pilih dalam menggunakan ICT sebagai sumber pembelajaran. ICT boleh digunakan selayaknya sebuah buku penyedia informasi, sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat untuk mengolah data, atau kita bisa memadukan antara ketiganya. Meskipun begitu, kita sebagai manusia harus menjadi pengolah pengetahuan yang paling utama. Informasi yang mudahnya bisa kita dapat dengan ICT tetap perlu kita kritisi, renungkan, pikirkan, dan olah hingga menjadi pegetahuan baru. Selain itu, kita juga perlu ingat, bahwa masih ada begitu banyak pengetahuan di sekitar kita, dan bukan hanya di dalam kotak-kotak teknologi (TV, komputer, dan sebagainya). Di sekitar kita masih banyak hal yang bisa kita sentuh, lihat, dengar, rasakan, dan pelajari. ICT hanya menjadi alat untuk membantu kita mempelajarinya. Lingkungan sekitar, tentunya tetap sumber belajar yang paling kaya. Selamat belajar!

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)