Merasa Bisa


"Miss bagaimana bisa membuat murid tertarik untuk belajar matematika?"
"Nah kalau kamu sendiri dulu tertarik belajar matematika bagaimana?"
"Saya dipaksa ayah saya belajar!"
"Saya juga sih, tapi kenapa kamu bertahan? Ada yang dipaksa jadi malah tidak mau belajar. Kenapa kamu bertahan?"
"Dulu ayah saya memaksa saya belajar matematika setiap hari. Ketika di sekolah, guru matematikanya galak. Tapi dia lihat saya bisa matematika, jadi saya diminta berkeliling mengajari murid-murid yang lain. Ternyata saya bisa dan teman-teman bisa belajar dari saya."
"Artinya apa? Perasaan apa yang membuat kamu bertahan?"
"Ternyata saya bisa!"
"Nah itu! Setidaknya sekali saja, kamu berusaha membuat siswamu merasa bisa!"
:)

Comments

Saya jadi teringat suatu ungkapan yang cukup menarik, yang telah saya baca beberapa tahun silam:

"Dan apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita di sekolah? Kita mengajar mereka dua ditambah dua sama dengan empat, dan Paris adalah ibukota Perancis. Kapan kita juga mengajarkan kepada mereka tentang diri mereka? Kita harus katakan kepada setiap anak: Apakah kamu tahu seperti apakah dirimu? Kamu adalah keajaiban! Kamu adalah seorang yang unik. Di dunia ini tidak ada anak yang benar-benar menyerupaimu. Dalam jutaan tahun yang telah berlalu, tak seorang anak pun yang seperti kamu. Bisa saja kamu menjadi seorang Shakespeare, seorang Michelangelo, seorang Beethoven. Kamu mempunyai kapasitas untuk apa pun juga. Ya, kamu adalah keajaibaan...!"

~Pablo Casals, seorang konduktor Spanyol [1876?1973]

:)

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)