Prinsip-prinsip dasar kurikulum: beberapa contoh




 Filosofi Kurikulum Resmi biasanya terdiri dari tujuan kurikulum dan prinsip-prinsip dasar kurikulum. 

Di dalam Kajian Akademik Kurikulum Merdeka (Maret, 2024), dinyatakan bahwa ada 3 prinsip perancangan Kurikulum Merdeka, yakni:

Memastikan dan mendukung pengembangan kompetensi dan karakter

Fleksibel 

Berfokus pada muatan esensial. 


Setiap kurikulum resmi mungkin menjelaskan prinsip-prinsip kurikulumnya dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, kurikulum Merdeka punya 3 prinsip utama menggunakan kata-kata yang singkat dan mudah diingat. Berbeda dengan kurikulum merdeka, kurikulum Singapura, misalnya menjelaskan bahwa prinsip-prinsip kurikulumnya dirancang berdasarkan beberapa nilai-nilai dasar pendidikan yang dipercaya (ada tiga nilai dasar). Hongkong menguraikan 7 prinsip pengembangan kurikulum yang jadi panduan untuk mengembangkan kurikulum sekolah. 


Di dalam Kurikulum Singapura, dinyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar kurikulum didasarkan pada nilai-nilai yang diyakini berikut ini: 

Kami percaya pada pendidikan yang holistik, berpusat pada nilai-nilai luhur, pengembangan sosial-emosional, dan perngembangakn karakter. 

Kami percaya bahwa setiap siswa ingin dan dapat belajar. Kami fokus pada kebutuhan belajar siswa ketika mendesain pengalaman-pengalaman belajar bagi mereka. 

Kami percaya bahwa proses belajar akan berkembang ketika siswa ada di dalam lingkungan belajar yang saling peduli dan aman, ketika siswa mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif, melalui pengembangan kemampuan berpikir dan pengembangan disposisi, ketika asesmen digunakan untuk memetakan gap belajar siswa


Hongkong mendeskripsikan prinsip-prinsip kurikulumnya dengan cara yang berbeda dengan Indonesia (Kurikulum Merdeka) dan Singapura.  Di dalam dokumen resmi kurikulum Hongkong, dinyatakan:

Prinsip utama pengembangan kurikulum adalah untuk mendukung siswa belajar caranya belajar

Setiap siswa memiliki kemampuan untuk belajar dan perlu didukung dengan pengalaman belajar yang esensial agar bisa mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh sebagai manusia (keterangan: pengalaman belajar yang esensial yang dimaksud : pendidikan nilai, pengembangan intelektual, pelayanan terhadap masyarakat, pengembangan fisik dan astetik, pengembangan karir).

Pembelajaran berbasis pada siswa perlu digunakan dalam pengembangan kurikulum sebagai dasar mengambil keputusan terkait tumbuh kembang siswa sesuai kebutuhan dan minat mereka. Strategi belajar, mengajar, dan asesmen perlu didiversivikasi sehingga sesuai dengan beragam kepribadian, kebutuhan, dan minat siswa. 

Pengembangan strategi belajar dan mengajar perlu didasarkan pada kekuatan siswa, guru, sekolah, dan komunitas yang lebih luas di Hong Kong. 

Pengembangan kurikulum berbasis sekolah perlu mempertimbangkan keseimbangan antara beragam sudut pandang dan pertimbangan, dan didukung oleh strategi belajar, mengajar, dan asesmen yang tepat. 

Sekolah dapat mendesain kurikulum mereka secara fleksibel untuk memenuhi kebutuhan siswa-siswanya, selama sesuai dengan syarat minimal yang ada pada kurikulum utama (resmi). 

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang terus menerus perlu diperbaiki untuk membanti siswa belajar secara lebih baik. 

Berpikir positif, ketekunan, merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil, penghargaan terhadap keberagaman, adalah faktor-faktor esensial untuk memastikan pengembangan berkelanjutan dan perbaikan dari kurikulum. 


Membandingkan prinsip-prinsip dasar kurikulum merupakan salah satu cara untuk melihat perbedaan antara kurikulum satu dengan lainnya. Pada dasarnya prinsip-prinsip dasar kurikulum biasanya terkait dengan nilai yang dipercaya. Tentu nilai-nilai ini adalah nilai yang positif. Namun, sebagai guru, kita bisa mempertanyakan prinsip-prinsip ini, misalnya dengan bertanya:

1) Apakah prinsip-prinsip ini sepenuhnya saya setujui? Apakah tidak? Apakah ada yang perlu saya tambahkan atau perlu saya kurangi?

2) Apakah ada nilai-nilai pendidikan yang penting yang belum terangkum di dalam prinsip-prinsip yang tertulis di dalam dokumen resmi ini? 

3) Apakah prinsip-prinsip ini terjelaskan dengan baik? Apakah uraian mengenai prinsip-prinsip ini bisa dimengerti dengan mudah (misalnya oleh guru-guru dan sekolah pada umumnya)?

4) Apakah prinsip-prinsip yang ada di dalam kurikulum resmi ini bisa diturunkan menjadi aplikasi yang lebih praktis di dalam kelas? Mengapa?


Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah