Pertanyaan-pertanyaan yang Muncul Setelah Mendengarkan Diskusi Tentang "Membaca untuk Kesenangan"

 Belum lama saya mendengarkan sebuah diskusi di youtube. Judulnya "What if We Want All Children to Read For Pleasure?" yang artinya "Bagaimana Kalau Kita Ingin Setiap Anak Kita Membaca Untuk Kesenangan".  Diskusinya bisa dilihat di sini:


Diskusi itu difasilitasi oleh Institute of Education (IoE), University of College London (UCL) dan difasilitasi oleh empat narasumber, Joseph Coelho (penulis buku anak dan puisi),  Charlotte Hacking (yang bekerja di  Centre for Literacy in Primary Education), Gemma Moss (Profesor di bidang literasi dari IoE), dan Alice Sullivan (Profesor di Bidang Sosiologi di IoE).

Di dalam tulisan ini saya hanya akan membahas satu aspek dari dialog tersebut yang paling menarik hati saya, yakni apa yang disampaikan oleh Charlotte Hacking. Hacking menyatakan bahwa dirinya berasal dari dunia riset sekaligus juga merupakan praktisi, sehingga dia bisa melihat isu "Membaca untuk Kesenangan" dari kedua sudut pandang tersebut (riset dan sisi praktis). 

Menurutnya, ada tiga elemen yang perlu dipertimbangkan  di dalam sistem pendidikan agar bisa mendukung anak menjadi pembaca yang baik. Pertama, adalah bagaimana sistem mengutamakan pentingnya membaca. Kedua, adalah bagaimana orang dewasa (guru maupun anak-anak) melibatkan dan memfasilitasi anak untuk membaca. Ketiga, tersedianya keragaman teks yang bisa diakses oleh anak-anak. Diagram di bawah ini menggambarkan apa yang dikatakan oleh Hacking:


Apa yang Hacking sampaikan membuat saya mengajukan beberapa pertanyaan terkait sistem pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidayah (MI). Pertanyaan-pertanyaan saya adalah sebagai berikut :

  • Apa yang benar-benar terjadi di kelas-kelas SD di Indonesia (pada umumnya) terkait kegiatan membaca?
  • Apa sistem pendidikan / sekolah menganggap membaca sesuatu yang bernilai/penting? Apa membaca jadi fokua utama?
  • Apakah orang dewasa di sekolah mencontohkan proses membaca secara aktif dan membiasakan proses dialog tentang bacaan terjadi di sekolah?
  • Apa anak Indonesia pada umumnya memperoleh akses terhadap bacaan dari beragam genre?
  • Apakah anak membicarakan, terlibat dalam kegiatan membaca, tumbuh kecintaannya terhadap membaca,  membaca untuk kesenangan?

Pertanyaan-pertanyaan ini belum sepenuhnya terjawab, namun semoga bisa memancing dialog diantara teman-teman pendidik (guru dan orang tua) serta masyarakat pada umumnya. Menurut teman-teman sendiri, apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas? 



Comments

Unknown said…
Apa anak Indonesia pada umumnya memperoleh akses terhadap bacaan dari beragam genre?

Kalau dari pengalaman mengajar di SD kelas 2 dan 3, mereka sansat senang untuk membaca buku cerita, dibacakan cerita pun lebih senang. Saking senangnya membaca, kadang koleksi buku bacaan berbahasa di Indonesia di Sekolah tilak cukup memfasilitasi. :(dan untuk sumber online juga tidak sebanyak yg berbahasa Inggris. :(

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)