Posts

Showing posts from 2014

Belajar tentang Pandangan Feynman Mengenai Mengajar

Image
Richard Feynman, peraih nobel Fisika tahun 1965 bukan hanya terkenal sebagai seorang ilmuwan tetapi juga sebagai seorang pendidik dan komunikator yang handal. Feynman sering menggunakan analogi-analogi cerdas untuk membantu siswanya mempelajari gagasan-gagasan kompleks. Kalau mau lihat salah satu kuliah Feynman, bisa lihat di bawah ini : Karena kefasihannya dalam menjelaskan berbagai gagasan kompleks dengan bahasa yang lebih sederhana, Feynman juga dijuluki sebagai “ The Great Explainer ”. Saking menariknya kuliah-kuliah yang diberikannya, pada tahun 1963, California Institute of Technology , tempat beliau pernah mengajar, menerbitkan buku “ The Feynman Lectures on Physics ” . Buku tersebut merupakan kumpulan catatan mengenai apa yang beliau katakan saat memberikan kuliah, semacam notulen yang telah diedit sehingga lebih mudah dibaca. Meskipun kini Feynman sudah tiada, masih banyak sekali orang yang membaca catatan kuliah ini sebagai bahan belajar. Seorang teman saya yang sempat

Refleksi setelah merenungi kasus 4 x6

Belakangan, Indonesia dihebohkan oleh perdebatan ‘4 x 6’ apakah itu berarti  4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 atau 6 + 6 + 6 + 6. Kasus tersebut membuat saya belajar dan kembali memikirkan beberapa hal. Apa yang saya pelajari?  1 .  Pertanyaan “4 x 6  berarti  4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 atau 6 + 6 + 6 + 6?" bukanlah pertanyaan matematis tapi merupakan pertanyaan linguistik (lihat: http://mathforum.org/library/drmath/view/61066.html ).   4 x 6 hanya bisa didefinisikan sebagai 6 + 6 + 6 + 6, tidak bisa dibuktikan secara matematis. Menggunakan penjelasan obat diminum tiga kali sehari = 3 x 1 atau misalnya, atau menyatakan bahwa  y + y + y = 3y tidak dituliskan sebagai y3 sehingga  4 +  4 + 4 + 4 + 4 + 4 tidak boleh dituliskan sebagai 4 x 6 bukanlah pembuktian matematis.    Kenapa tidak bisa dibuktikan secara matematis? Karena 4 x 6 didefinisikan sebagai 6 + 6 + 6 + 6 hanyalah sebuah konvensi, tapi bukanlah sebuah fakta matematis. Sebuah konvensi matematis bisa berupa fakta matemat

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Image
Saya menemukan buku " The Present Takers " karya Aidan Chambers di lemari buku adik saya. Tampaknya adik saya, yang kelahiran 1992, membaca buku tersebut saat dia remaja. Buku ini memang buku untuk remaja (atau malah pra-remaja). Sepertinya buku ini memang cocok dibaca oleh siswa usia 10 - 15 tahunan. Tentu, saya bukan remaja lagi, tapi saya penasaran membaca bukunya. Kenapa? Karena di bagian belakang buku ada keterangan bahwa ini bercerita tentang seorang anak yang mengalami bullying. Bullying adalah salah satu bentuk kekerasan di mana seorang anak menggunakan kekuasaannya untuk menekan anak yang lain baik secara verbal maupuk fisik. Bullying  belakangan sering terjadi di beberapa sekolah, termasuk sekolah di Indonesia. Sebagai orang yang bergelut di dunia pendidikan, saya ingin tahu bagaiamana buku ini mengangkat cerita mengenai bullying. Mungkin ada yang bisa dipelajari. Cerita Tentang Lucy yang Di- Bully  dan Guru yang Tidak Curiga Tokoh utama dalam buku ini bern

Pelajaran (IPA) di Sekolah dan Fenomena Sekitar yang Semakin Rumit

Image
Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ul-jSz0RuTb_frGDaLiF_6sC13FfORcfKWaU_VzOjfoyFW73wdZwnJUDF27oQKgOaelBCdpCrccOQnj61KLDJtva1v6wH-xkKT2pOBF_8VLS2gR075pmvtm-sHvBqc_o_IM2/s1600/rantai-makanan1.gif “Ini foto orang yang meninggal karena meminum air yang terkena limbah raksa,” kata Om saya saat saya kunjungi untuk silaturahmi Lebaran. Beliau menunjukkan sebuah foto anak laki-laki yang tinggal di daerah Lebak. “Waktu dia umur 3  tahun dia minum dari botol yang di dalamnya ada air yang sudah tercemar raksa. Udah terlanjur minum, ibunya telat lihat, yah sudah terkena efek seperti minamata di Jepang. Setelah itu dia kejang-kejang, lumpuh. Dan akhirnya malam takbiran lalu meninggal di usia 20 tahun. Saya dan anak saya menengok orangtuanya.” Om saya, mengeluarkan laptopnya dan memperlihatkan sebuah video tentang bagaimana limbah dari sebuah perusahaan dibuang di daerah sana. Katanya, “Lihat ini! Ini sawahnya, ini pipa-pipa tempat mengalirkan

Pengalaman Panjang Belajar kembali (Re-Learning) tentang hak Asasi Manusia

Image
Beberapa waktu yang lalu, Mas Andi Achdian (sejarawan)sempat menceritakan bahwa dia dan beberapa sejarawan yang lain sedang membantu Mbak Suciwati Munir untuk mendirikan  Omah Munir  di Malang. Tempat itu akan sekaligus dijadikan museum Hak Asasi Manusia (HAM), sehingga bisa digunakan untuk mengenalkan HAM kepada masyarakat, termasuk juga kepada anak-anak. Mas Andi mengajak saya berdialog untuk membahas rencananya tersebut. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Mas Andi adalah mengenai bagaimana mengajarkan HAM kepada anak-anak? Saat membahas HAM, kadang ada beberapa cerita mengerikan, misalnya terkait penculikan, pembunuhan dan sebagainya. Misalnya, kisah  Munir sendiri pun mengerikan. Dia diracun ketika menaiki pesawat Garuda Indonesia. Pertanyaan, Mas Andi tersebut merupakan langkah awal saya mulai belajar kembali ( re-learning) mengenai HAM. Ketika sedang mengunjungi, SD Kembang, Jakarta saya sempat mengajukan ulang pertanyaan Mas Andi terkait mengajarkan HAM kepada anak-a

Ketika Dikontak oleh Dosen Pembimbing

Kemarin, tiba-tiba di message Linkedin saya, ada sebuah pesan. Ternyata yang mengontak saya adalah Laurinda Brown,dosen pembimbing saya ketika saya melanjutkan sekolah di University of Bristol. Dia menanyakan kabar saya. Saya sampai malu, karena saya dikontak oleh dosen saya dulu bukannya saya, siswanya yang mengontaknya terlebih dahulu. Katanya dia tersentuh membaca cerita saya. Saya kurang tahu cerita mana yang dimaksud tapi mungkin maksudnya adalah cerita yang saya tulis untuk University of Bristol Graduate School of Education Centenary Stories Ceritanya, kampus saya dulu, tepatnya University of Bristol Graduate School of Education-nya berulangtahun yang ke-100. Salah satu programnya adalah meminta alumni-alumninya yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk menulis. Tentang apa? Tentang pengalaman belajarnya di Bristol, tentang orang yang berjasa selama kita belajar di sana (saya menuliskan bahwa salah satu orang yang berjasa bagi saya adalah Laudrinda Brown), tentang pencapaia

[TERJEMAHAN] Apa yang dikatakan 4 orang guru kepada Obama saat makan siang

Image
* diterjemahkan dari “ What 4 teachers told Obama over lunch ”  oleh Valerie Strauss, 10 Juli 2014 http://www.washingtonpost.com/blogs/answer-sheet/wp/2014/07/10/what-4-teachers-told-obama-over-lunch/?tid=pm_local_pop    Diterjemahkan oleh: Dhitta Puti Sarasvati (setelah membaca posting tulisan ini di wall Pak Lody F. Paat) President Obama makan siang bersama Sekretaris Penddikan Arne Duncan dan empat orang guru untuk berbincang-bincang tentang pendidikan, proses mengajar, dan reformasi sekolah. Yang dikatakan oleh guru-guru kepada Obama akan dijelaskan dalam posting berkut yang ditulis oleh Justin Minkel, Guru Terbaik Arkansas tahun 2007, komite dari the National Network of State Teachers of the Year (Jaringan Guru Terbaik Tahunan Negara Bagian), dan anggota dari Center for Teachin g Quality’s  Collaboratory . Dia menulis dua blog,  Teaching for Triumph  dan  Career Teacher . Silakan ikuti dia di Twitter:   @JustinMinkel  --- Oleh: Justin Minkel Presiden