The Saber : Sebuah Educational Currency


1% dari pajak penggunaan telepon gengam (handphone) di Brazil digunakan untuk berbagai tujuan pendidikan. Selain menggunakan dana ini untuk membayar beasiswa dan meningkatkan fasilitas pendidikan ada cara lain untuk memanfaatkan dana ini.

Bernard Lietar, seorang ahli currency, mengajukan sebuah proposal yang berbeda. Dia mengusulkan agar dana tersebut juga digunakan untuk sebuah Educational Currency yang disebut 'Saber'. Curency di sini berarti alat tukar.

Prinsipnya sederhana. Siswa yang lebih besar harus menyediakan waktu untuk mengajar siswa-siswa yang lebih muda. Mereka akan mendapatkan semacam kupon yang menandakan bahwa mereka telah mengajar selama waktu tertentu. Poin yang dikumpulkan ini kemudian bisa digunakan untuk membayar biaya kuliah. Sehingga, bagi yang tidak mampu membayar biaya kuliah bisa mengumpulkan poin dengan mengajar.

Sirkulasi dari Saber dikendalikan oleh Kementerian Pendidikan Nasional di Brazil. Kementerian mengalokasikan sebagian Saber ke sekolah-sekolah yang siswanya jarang melanjutkan kuliah. Siswa berusia 7 tahun bisa memilih seorang mentor dari kelas yang lebih tinggi, misalnya siswa berusia10 tahun. Mentor ini harus membimbing siswa 7 tahun ini khususnya di pelajaran di mana siswa ini paling lemah.

Kedua siswa jaadi lebih sering belajar. Siswa 7 tahun belajar dari siswa 10 tahun. Sedangkan dengan mengajarkan orang lain, siswa 10 tahun tersebut bertambah pemahamannya.

Siswa1 10 tahun tersebut akan dibayar per jamnya melalui kupon tersebut. Apabila siswa tersebut terus mengajar sampai usia 17 tahun, dia akan mempunyai cukup kredit untuk membiayai kuliahnya.

Saber juga mengadopsi salah satu model barter waktu di Jepang yang bernama Fureai Kippu.

Fureai Kippu yang artinya Caring Relationship Tickets (Tiket berdasarkan Hubungan yang Saling Mengasihi) adalah semacam sebuah sistem barter waktu yang diterapkan di Jepang. Kalau kita tinggal jauh dari orang tua (misalnya untuk kuliah) dan ada yang perlu merawat orang tua kita (misalnya tidak ada saudara lain di sana). Daripada harus membayar pengasuh dengan, uang kita bisa membayar denga Fureai Kippu. Fureai Kippu adalah semacam tiket yang kita dapatkan ketika kita merawat seseorang yang lebih tua. Kalau kita merawat orang tua ini selama satu jam, tiket tersebut bisa kita gunakan untuk meminta seseorang (yang mungkin belum kita kenal sekalipun) untuk merawat orang tua kita yang berada di kota lain.

Dalam sistem Saber, mengajar adik kelas bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan poin untuk biaya kuliah. Menjaga orang tua, misalnya di panti jompo atau mengajari orang tua yang buta huruf untuk bisa membaca juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan poin. Dengan begitu, anak-anak yang tidak mempunyai uang sekalipun bisa tetap melanjutkan kuliah. Mereka juga belajar lebih banyak karena setiap kali mengajari orang lain ilmu mereka bertambah. Di sisi lain, mereka juga belajar bersosialisasi dan juga berbagi.


Comments

Edi S said…
Sip2, keren mbak... :D
Sama-sama Mas Edi. Semoga bermanfaat :)

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)