jembatan
Gara2x pelajaran PUK aku jadi inget sesuatu. Another story about an amzing idea.. Btw, sebenernya aku pernah nyeritain hal ini (tertulis) ke one of my best friend di Teknik Sipil UI beberapa tahun yang lalu,tapi keinget lagi dan aku pengen banget nyeritain ulang apa yang pernah kupelajarin dulu.
Ceritanya sih tentang orang sipil gethu deh. Nah orang ini pernah menganalisa penyebab hancurnya sebuah jembatan di Inggris.
Ini kejadian beneran. Kalo ga salah orang ini yang ngarang bukunya To Engineer is Human. Keren deh pendekatan analisanya, tapi bakal kuceritain di bawah ini.
Jadi ceritanya ada jembatan gantung yang dibangun. Perhitungan udah dilakukan, analisis kekuatan, ketahanan terhadap angin, gempa, kekuatan material, safety factor, and other stuff gethu2x deh…
Ngehitung kekuatan jembatan, gaya pada tumpuan, and stuff ternyata bukan hal yang terlalu sulit dibandingkan menghitung faktor-X. Faktor X apa coba? Arah angin dengan mudah diperhitungan, beban statik maksimal, ga terlalu ribet juga. Tapi kan yang namanya jembatan kan ga selalu bekerja dalam keadaan statik kan? Yang naikin jembatan, mobil Oke.. trus hal lain. The big X Factor, MANUSIA.
Nah, pas lagi pembukaan jembatan itu. Terjadi hal yang ga dikira2x. Banyak banget pengujung ( manusia-manusia) yang pengen liat jembatan itu diresmiin. Jadilah mereka pada naik ke jembatan gantung itu. Ga masalah sih kalo orang2x itu naik jembatan itu aja. Jembatan itu mampu menahan beban yang besar sekali ( asal beban statik), masalahnya orang2x ini jalan2x kian kemari di atas jembatan, dengan arah yang cukup acak. Gerakan acak ini menyebabkan terjadinya getaran di jembatan. Dan makin lama amplitudo getarannya makin besar ( amplitudo adalah simpangan terjauh yang dihasilkan oleh getaran dari titik setimbang). Kan orang kalo ngelangkah ganti-gantian kakinya, kanan-kiri-kanan-kiri. (Analogonya gimana yah? Gini deh, kalau kita main ayunan kan kita ngegerakan kaki kita maju-mundur-maju mundur, nah kan makin lama kita terayun makin tinggi gitu kan?). dan akhirnya suatu waktu.. Duar!! Jembatannya roboh.. Istilah engineeringnya sih failure.
Well, failure bisa aja terjadi.. Tapi bagusnya kalau yang namanya failure ini digunakan untuk penempunaan ke depannya ( Dalam hal ini failure dianalisa agar waktu berikutnya bisa diciptakan desain yang bisa lebih baik lagi).
Yang menarik adalah pendekatan yang dilakukan oleh engineer sipil ini untuk menghitung”human factor ini” . Seperti yang sudah dikatakan, menghitung besarnya faktor manusia bukan hal yang mudah. Kita kan ga tahu orang mau gerak ke mana. Jangankan manusia, hewan pun kadang sulit diperkirakan arah geraknya ( Walaupun kita tahu kalo babi ga bisa lari zigzag). Tapi tetep ada pendekatan yang bisa dilakukan. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh engineer sipil ini adalah mengamati gerak sejenis kumbang ( yang suka nyusurun sungai). Kumbang ini kalau dilihat dalam bentuk kelompok, lurus gerakannya, ke satu arah, tapi kalo kita lihat kumbangnya satu per satu gerakannya zig-zag. Nah gerak acak ini dipelajarin.
Langkah kedua yang dilakukan oleh engineer ini adalah menempelkan sensor pada manusia. Pada bagian (apa yang istilah biologisny, hubungan persendian?) siku, lutut, pingang, telapak kaki. Sensor ini dihubungin ke komputer. Hal ini diuji cobakan ke beberapa orang, orang2x disuruh jalan di semacam tread mill gitu. Hasil keluaran dari gerkan orang2x tersebut bisa diamatin pake komputer. Cara berikutnya adalah membangun miniatur jembatan, terus orang disuruh jalan di atasnya. Mulai satu orang, dua orang, dan seterusnya. Selain jalan, orang2x itu juga disuruh lari-lari, trus disuruh gerak bebas juga. Gimana kalo ada beberapa orang jalan searah, terus apa yang bakal terjadi kalo ada orang yang berjalan berlawanan arah, dsb. Nah baru deh dari situ dihitung getarannya, n perhitungan2x lainnya untuk nentuin safety factornya. ( SF karena manusia).
Well gitu deh ceritanya.. Menurutku keren banget ide untuk pendekatan n pengambilan datanya untuk analisanya.. That’s not an idea every engineer can do. Really like the idea!!
Ceritanya sih tentang orang sipil gethu deh. Nah orang ini pernah menganalisa penyebab hancurnya sebuah jembatan di Inggris.
Ini kejadian beneran. Kalo ga salah orang ini yang ngarang bukunya To Engineer is Human. Keren deh pendekatan analisanya, tapi bakal kuceritain di bawah ini.
Jadi ceritanya ada jembatan gantung yang dibangun. Perhitungan udah dilakukan, analisis kekuatan, ketahanan terhadap angin, gempa, kekuatan material, safety factor, and other stuff gethu2x deh…
Ngehitung kekuatan jembatan, gaya pada tumpuan, and stuff ternyata bukan hal yang terlalu sulit dibandingkan menghitung faktor-X. Faktor X apa coba? Arah angin dengan mudah diperhitungan, beban statik maksimal, ga terlalu ribet juga. Tapi kan yang namanya jembatan kan ga selalu bekerja dalam keadaan statik kan? Yang naikin jembatan, mobil Oke.. trus hal lain. The big X Factor, MANUSIA.
Nah, pas lagi pembukaan jembatan itu. Terjadi hal yang ga dikira2x. Banyak banget pengujung ( manusia-manusia) yang pengen liat jembatan itu diresmiin. Jadilah mereka pada naik ke jembatan gantung itu. Ga masalah sih kalo orang2x itu naik jembatan itu aja. Jembatan itu mampu menahan beban yang besar sekali ( asal beban statik), masalahnya orang2x ini jalan2x kian kemari di atas jembatan, dengan arah yang cukup acak. Gerakan acak ini menyebabkan terjadinya getaran di jembatan. Dan makin lama amplitudo getarannya makin besar ( amplitudo adalah simpangan terjauh yang dihasilkan oleh getaran dari titik setimbang). Kan orang kalo ngelangkah ganti-gantian kakinya, kanan-kiri-kanan-kiri. (Analogonya gimana yah? Gini deh, kalau kita main ayunan kan kita ngegerakan kaki kita maju-mundur-maju mundur, nah kan makin lama kita terayun makin tinggi gitu kan?). dan akhirnya suatu waktu.. Duar!! Jembatannya roboh.. Istilah engineeringnya sih failure.
Well, failure bisa aja terjadi.. Tapi bagusnya kalau yang namanya failure ini digunakan untuk penempunaan ke depannya ( Dalam hal ini failure dianalisa agar waktu berikutnya bisa diciptakan desain yang bisa lebih baik lagi).
Yang menarik adalah pendekatan yang dilakukan oleh engineer sipil ini untuk menghitung”human factor ini” . Seperti yang sudah dikatakan, menghitung besarnya faktor manusia bukan hal yang mudah. Kita kan ga tahu orang mau gerak ke mana. Jangankan manusia, hewan pun kadang sulit diperkirakan arah geraknya ( Walaupun kita tahu kalo babi ga bisa lari zigzag). Tapi tetep ada pendekatan yang bisa dilakukan. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh engineer sipil ini adalah mengamati gerak sejenis kumbang ( yang suka nyusurun sungai). Kumbang ini kalau dilihat dalam bentuk kelompok, lurus gerakannya, ke satu arah, tapi kalo kita lihat kumbangnya satu per satu gerakannya zig-zag. Nah gerak acak ini dipelajarin.
Langkah kedua yang dilakukan oleh engineer ini adalah menempelkan sensor pada manusia. Pada bagian (apa yang istilah biologisny, hubungan persendian?) siku, lutut, pingang, telapak kaki. Sensor ini dihubungin ke komputer. Hal ini diuji cobakan ke beberapa orang, orang2x disuruh jalan di semacam tread mill gitu. Hasil keluaran dari gerkan orang2x tersebut bisa diamatin pake komputer. Cara berikutnya adalah membangun miniatur jembatan, terus orang disuruh jalan di atasnya. Mulai satu orang, dua orang, dan seterusnya. Selain jalan, orang2x itu juga disuruh lari-lari, trus disuruh gerak bebas juga. Gimana kalo ada beberapa orang jalan searah, terus apa yang bakal terjadi kalo ada orang yang berjalan berlawanan arah, dsb. Nah baru deh dari situ dihitung getarannya, n perhitungan2x lainnya untuk nentuin safety factornya. ( SF karena manusia).
Well gitu deh ceritanya.. Menurutku keren banget ide untuk pendekatan n pengambilan datanya untuk analisanya.. That’s not an idea every engineer can do. Really like the idea!!
Comments