Sekilas mengenai Rencana Kegiatan di Mata Kuliah "Mathematics Curriculum & Assessment"
"Mathematics Curriculum & Assessment" adalah salah satu mata kuliah yang saya ampu semester ini. Pesertanya adalah mahasiswa (calon guru) tingkat tiga. Di hari pertama, kegiatannya sederhana. Saya menjelaskan tujuan mata kuliah, rencana pembelajaran sepanjang semester, bentuk assessment yang akan digunakan, bacaan yang perlu dibaca. Untuk mata kuliah ini calon-calon guru di kelas saya akan melakukan beberapa hal. Saya akan ceritakan sebagian di sini.
Dua pertemuan pertama mahasiswa akan mendiskusikan apa itu assessment, prinsip-prinsip dasarnya, dan tujuan-tujuan assessment di dalam kelas. Di pertemuan ketiga, mereka akan membuat esai mengenai apa itu assessment dan kenapa assessment penting. Untuk bisa menulis esai yang baik, mereka perlu banyak membaca teori terkait sekaligus merefleksikan bagaimana teori-teori tersebut akan berguna ketika mereka menjadi seorang guru.
Saya juga akan mengajak calon guru membaca tentang Alternate Strategies for Assessing Students Progress yang ditulis oleh Brahier (2013, h.297 - 312) yang ada di dalam buku "Teaching Secondary and Middle School Mathematics" bab "The Role of Assessment". Bacaan tersebut menjadi 'pintu masuk' untuk mempelajari beberapa alat asesment, mulai dari test, protfolio, jurnal, pertanyaan terbuka (open-ended question), rubrik, projek individu maupun kelompok, observasi, checklists, wawancara, dan self-assessment.
Setelah bab tersebut, masing-masing calon guru harus mendalami satu jenis assessment yang bisa digunakan di kelas matematika, misalnya tentang portfolio. Pendalaman ini bisa dilakukan studi melalui internet, ,melakukan pengumpulkan data tentang praktik di kelas dari guru, dan sebagainya. Hasil penemuan ini akan dipresentasikan di depan kelas, sehingga bisa menjadi sumber belajar bagi teman-teman sekelasnya.
Untuk ujian tengah semester, calon guru akan merancang dua assessment yang berbeda tetapi untuk tujuan pembelajaran (learning outcomes) yang sama. Melalui kegiatan ini, calon guru bisa belajar bahwa satu tujuan pembelajaran bisa di-assess dengan cara yang berbeda-beda, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Mereka juga mengembangkan keterampilan untuk 'mengambil keputusan' mengenai model assessment yang mereka anggap paling sesuai untuk tujuan ataupun konteks tertentu.
Ketika mengembangkan alat assessment, calon guru boleh menggunakan teknologi. Saya telah menunjukkan mereka artikel yang ditulis oleh Vikki Davis (2011) berjudul "Fantasic, Fast Formative Assessment Tools" yang menjelaskan mengenai berbagai aplikasi yang bisa digunakan untuk asesment. Saya juga telah mengingatkan calon guru bahwa salah satu tujuan mata kuliah ini bukan hanya agar 'lulus' tetapi juga untuk mempersiapkan mereka menjadi guru yang baik dan kreatif di kemudian hari. Artinya ketika merancang assessment untuj ujian tengah semester, sebaiknya dilakukan sebagus yang mereka bisa. Setelah membuat desain awal, mereka boleh bertanya pada pihak yang dianggap lebih ahli (guru atau ahli bidang terkait), boleh mencari umpan balik dari siswa. Saya tidak mewajibkan mereka untuk melakukan hal tersebut tapi kalau menurut mereka itu akan bermanfaat, silakan dilakukan. Setelah mereka selesai mengembangkan alat assessment mereka harus mempresentasikannya di depan dosen dan teman-temannya. Mereka harus menjelaskan kenapa mereka memilih assessment tersebut, bagaimana proses perancangannya, keputusan-keputusan apa saja yang harus diambil ketika melakukan perancangan assessment dan apa yang mereka 'dapatkan' setelah menjalani proses tersebut.
Setelah tengah semester, saya akan mengajak mahasiswa belajar mengenai kurikulum. Pembahasan mengenai kurikulum ini memang tidak akan terlalu dalam, yang penting mereka tahu prinsip-prinsip dasarnya, bisa menggunakan curriculum materials, dan bisa melakukan perbandingan sederhana mengenai beberapa kurikulum yang berbeda.
Saya akan mengundang dosen tamu untuk mengadakan lokakarya mengenai Understanding By Design (UBD). Setelahnya calon guru akan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan prinsip ini.
Calon guru juga akan diberikan sebuah 'kasus' di mana mereka harus merancang rangkaian kegiatan pembelajaran untuk tujuan tertentu. Mereka akan mencoba 'menyelesaikan' kasus ini.
Selain itu, calon guru juga akan berlatih untuk memilih dan menggunakan berbagai material kurikulum yang ada. Salah satu peran guru adalah membantu 'mengkurasi' materi yang kiranya akan mendukung siswa untuk belajar. Seringkali, sekolah, penerbit, atau bahkan pemerintah memberikan guru setumpuk standar, materi, dan bahan pendukung kurikulum lainnya yang 'katanya' perlu diajarkan di dalam kelas. Guru yang profesional tidak akan menerima bahan-bahan tersebut mentah-mentah. Mereka akan selalu mempertanyakan relevansi bahan-bahan tersebut. Apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Apakah bisa digunakan untuk membuat siswa antusias dalam belajar? Apakah bahan tersebut cukup baik untuk mengajak siswa bernalar dan berpikir kritis?
Ada begitu banyak keputusan yang harus diambil guru terkait penggunaan curriculum materials. Di kelas saya, saya ingin mengajak calon guru untuk mulai mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan-keputusan ini.
Calon guru juga akan mempelajari secara beberapa kurikulum matematika. Mereka akan melakukan inquiry dengan mempelajari (setidaknya) dua kurikulum yang berbeda. Fakta dan analisis yang mereka peroleh mengenai kedua kurikulum ini akan mereka tuliskan dalam sebuah laporan. Itulah yang akan menjadi ujian akhir mereka.
Itulah sekilas mengenai rencana Rencana Kegiatan di Mata Kuliah "Mathematics Curriculum & Assessment". Setelah lulus dari mata kuliah ini, saya tidak berharap calon guru harus menjadi ahli dalam assessment maupun kurikulum. Saya lebih berharap bahwa apa yang dipelajari akan jadi bekal ketika calon-calon guru ini harus mengambil 'keputusan' terkait assessment ataupun kurikulum yang akan mereka terapkan di kelas ataupun sekolah ketika mereka mengajar di kemudian hari.
Dua pertemuan pertama mahasiswa akan mendiskusikan apa itu assessment, prinsip-prinsip dasarnya, dan tujuan-tujuan assessment di dalam kelas. Di pertemuan ketiga, mereka akan membuat esai mengenai apa itu assessment dan kenapa assessment penting. Untuk bisa menulis esai yang baik, mereka perlu banyak membaca teori terkait sekaligus merefleksikan bagaimana teori-teori tersebut akan berguna ketika mereka menjadi seorang guru.
Saya juga akan mengajak calon guru membaca tentang Alternate Strategies for Assessing Students Progress yang ditulis oleh Brahier (2013, h.297 - 312) yang ada di dalam buku "Teaching Secondary and Middle School Mathematics" bab "The Role of Assessment". Bacaan tersebut menjadi 'pintu masuk' untuk mempelajari beberapa alat asesment, mulai dari test, protfolio, jurnal, pertanyaan terbuka (open-ended question), rubrik, projek individu maupun kelompok, observasi, checklists, wawancara, dan self-assessment.
Salah satu buku referensi untuk Mata Kuliah "Mathematics Curriculum & Assessment" |
Setelah bab tersebut, masing-masing calon guru harus mendalami satu jenis assessment yang bisa digunakan di kelas matematika, misalnya tentang portfolio. Pendalaman ini bisa dilakukan studi melalui internet, ,melakukan pengumpulkan data tentang praktik di kelas dari guru, dan sebagainya. Hasil penemuan ini akan dipresentasikan di depan kelas, sehingga bisa menjadi sumber belajar bagi teman-teman sekelasnya.
Untuk ujian tengah semester, calon guru akan merancang dua assessment yang berbeda tetapi untuk tujuan pembelajaran (learning outcomes) yang sama. Melalui kegiatan ini, calon guru bisa belajar bahwa satu tujuan pembelajaran bisa di-assess dengan cara yang berbeda-beda, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Mereka juga mengembangkan keterampilan untuk 'mengambil keputusan' mengenai model assessment yang mereka anggap paling sesuai untuk tujuan ataupun konteks tertentu.
Ketika mengembangkan alat assessment, calon guru boleh menggunakan teknologi. Saya telah menunjukkan mereka artikel yang ditulis oleh Vikki Davis (2011) berjudul "Fantasic, Fast Formative Assessment Tools" yang menjelaskan mengenai berbagai aplikasi yang bisa digunakan untuk asesment. Saya juga telah mengingatkan calon guru bahwa salah satu tujuan mata kuliah ini bukan hanya agar 'lulus' tetapi juga untuk mempersiapkan mereka menjadi guru yang baik dan kreatif di kemudian hari. Artinya ketika merancang assessment untuj ujian tengah semester, sebaiknya dilakukan sebagus yang mereka bisa. Setelah membuat desain awal, mereka boleh bertanya pada pihak yang dianggap lebih ahli (guru atau ahli bidang terkait), boleh mencari umpan balik dari siswa. Saya tidak mewajibkan mereka untuk melakukan hal tersebut tapi kalau menurut mereka itu akan bermanfaat, silakan dilakukan. Setelah mereka selesai mengembangkan alat assessment mereka harus mempresentasikannya di depan dosen dan teman-temannya. Mereka harus menjelaskan kenapa mereka memilih assessment tersebut, bagaimana proses perancangannya, keputusan-keputusan apa saja yang harus diambil ketika melakukan perancangan assessment dan apa yang mereka 'dapatkan' setelah menjalani proses tersebut.
Setelah tengah semester, saya akan mengajak mahasiswa belajar mengenai kurikulum. Pembahasan mengenai kurikulum ini memang tidak akan terlalu dalam, yang penting mereka tahu prinsip-prinsip dasarnya, bisa menggunakan curriculum materials, dan bisa melakukan perbandingan sederhana mengenai beberapa kurikulum yang berbeda.
Saya akan mengundang dosen tamu untuk mengadakan lokakarya mengenai Understanding By Design (UBD). Setelahnya calon guru akan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan prinsip ini.
Calon guru juga akan diberikan sebuah 'kasus' di mana mereka harus merancang rangkaian kegiatan pembelajaran untuk tujuan tertentu. Mereka akan mencoba 'menyelesaikan' kasus ini.
Selain itu, calon guru juga akan berlatih untuk memilih dan menggunakan berbagai material kurikulum yang ada. Salah satu peran guru adalah membantu 'mengkurasi' materi yang kiranya akan mendukung siswa untuk belajar. Seringkali, sekolah, penerbit, atau bahkan pemerintah memberikan guru setumpuk standar, materi, dan bahan pendukung kurikulum lainnya yang 'katanya' perlu diajarkan di dalam kelas. Guru yang profesional tidak akan menerima bahan-bahan tersebut mentah-mentah. Mereka akan selalu mempertanyakan relevansi bahan-bahan tersebut. Apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Apakah bisa digunakan untuk membuat siswa antusias dalam belajar? Apakah bahan tersebut cukup baik untuk mengajak siswa bernalar dan berpikir kritis?
Ada begitu banyak keputusan yang harus diambil guru terkait penggunaan curriculum materials. Di kelas saya, saya ingin mengajak calon guru untuk mulai mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan-keputusan ini.
Calon guru juga akan mempelajari secara beberapa kurikulum matematika. Mereka akan melakukan inquiry dengan mempelajari (setidaknya) dua kurikulum yang berbeda. Fakta dan analisis yang mereka peroleh mengenai kedua kurikulum ini akan mereka tuliskan dalam sebuah laporan. Itulah yang akan menjadi ujian akhir mereka.
Itulah sekilas mengenai rencana Rencana Kegiatan di Mata Kuliah "Mathematics Curriculum & Assessment". Setelah lulus dari mata kuliah ini, saya tidak berharap calon guru harus menjadi ahli dalam assessment maupun kurikulum. Saya lebih berharap bahwa apa yang dipelajari akan jadi bekal ketika calon-calon guru ini harus mengambil 'keputusan' terkait assessment ataupun kurikulum yang akan mereka terapkan di kelas ataupun sekolah ketika mereka mengajar di kemudian hari.
Comments