Permainan buat guru ekonomi

Seorang rekan di klub guru, sempat menanyakan bagaimana caranya mengajarkan ekonomi/akutansi kepada siswa SMU secara menarik. Beberapa jawaban dari teman-teman pun bermunculan. Ada yang mengulkan agar diadakan market day, ada yang mengusulkan agar siswa diajak melihat suatu proses ekonomi.

Tadinya saya tidak ingin ikut berkomentar, karena latar belakang saya bukan ekonomi, pengetahuan ekonomi saya minim dan saya juga tidak pernah mengajar ekonomi. Akan tetapi, sebagai seorang yang bernah berkuliah di bidang yang berhubungan dengan industri, terutama di bidang produksi, saya perlu mempunyai sedikitnya sekilas pengetahuan mengenai ekonomi. Selama saya kuliah saya diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah manajemen, dan ada pilihan untuk mengikuti mata kuliah ekonomi teknik.

Mengingat pengalaman-pengalaman saya semasa kuliah, saya mengingat suatu kegiatan yang sebenarnya berhubungan dengan pembelajaran ekonomi. Waktu itu saya mengikuti kegiatan HMM Development Program, semacam program kepemimpinan untuk mahasiswa jurusan saya. Rekan-rekan dari dunia industri diundang untuk melatih kami semua. Di sana ada satu permainan yang berhubungan dengan ekonomi. Mungkin bisa diadopsi oleh teman-teman guru untuk diterapkan sesekali di dalam kelas. Permainan ini merupakan simulasi kegiatan di industri dalam skala kecil.

Uraiannya seperti di bawah ini:

Syarat:
1. peserta harus cukup banyak untuk membuat beberapa kelompok
Satu kelompok terdiri dari minimal 6 orang (idealnya sih sekitar 12 orang)
2. Untuk satu kelompok perlu disediakan setidaknya 4 meja.
3. Masing-masing kelompok perlu memiliki satu kotak lego (atau bisa dimodifikasi dengan hal lain seperti balok)

Permainan:

1. Setiap meja diletakan berjauhan satu sama lain, tapi masih dalam wilayah kelompok
2. Setiap kelompok memiliki orang yang berperan sebagai:
- Bagian produksi
- Konsumen
- Penyedia bahan baku
- Distribusi 1 (dari Produsen ke konsumen), distribusi 2 (dari konsumen ke
penyedia bahan baku, dan distribusi 3 (dari penyedia bahan baku ke produsen)
3. Instruktur memerintahkan peserta untuk membuat suatu model tertentu (misalnya susunan lego dalam model dan warna tertentu). Dibawah ini contoh susunan lego yang diinginkan (ceritanya barang yang sesuai permintaan pasar). Instruktor menyatakan target jumlah barang yang diproduksi. Misalnya dalam waktu 1/2 jam tersebut sudah harus ada 80 barang.



4. Bagian produksi diberi waktu tertentu untuk memproduksi sebanyak-banyaknya susunan lego tersebut

5. setelah barang jadi, distributor 1 mengantarkan susunan legi pada konsumen
6. Konsumen (dalam permainana memiliki peran)untuk menghitung jumlah susunan lego yang ia miliki. Setelah menghitung konsumen menyerahkan susunan lego ke distributor 2
7. Distributor 2 menghantarkan susunan lego ke penyedia bahan baku.
8. Penyedia bahan baku menguraikan susunan lego tadi menjadi sejumlah lego-lego yang berdiri sendiri

9. Distributor 3 menghantarkan lego-lego tersebut pada bagian produksi.

Secara kasar, prosesnya dapat digambarkan sebagai gambar di bawah ini:


10. Setelah waktu habis, masing-masing kelompok diminta untuk mengumumkan berapa jumlah produksi yang mereka buat dalam waktu tersebut? Apakah sesuai dengan target? 11. Peserta diberi tahu bahwa mereka akan diberi kesempatan kedua kalinya untuk meningkat kan produksi.
12. Peserta diminta mendiskusikan selama waktu tertentu (misalnya 5 menit) apa yang kira-kira dilakukan agar produksi bisa meningkat. Yang mungkin keluar dari hasil diskusi:
- meja didekatkan satu sama lain
- jumlah di bagian tertentu harus ditingkatkan, misalnya orang yang bekerja di bagian produksi harus di tambah. Bagian konsumsi mungkin dikurangi.
- Bila meja sudah didekatkan distributor cuma perlu satu orang, sehingga yang lainnya bisa bekerja di bagian lain
- dsb.

13. Setelah itu, permainan diulang lagi dalam waktu tertentu, dalam kurun waktu yang sama.
14. Setelah waktu habis peserta ditanya jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu setengah jam tersebut. Apa ada peningkatan? Atau malah menurun?
15. Proses di atas bisa diulang sekali lagi
16. Setelah permainan usai, apa yang terjadi selama proses di-share dan diskusikan, kemudian direfleksikan dengan hubungan permainan tadi dengan teori yang ada (misalnya teori ekonomi), misalnya produksi bisa ditingkatkan bila distribusinya lebih mudah dan sebagainya.

Begitulah permainan yang pernah saya mainkan dulu. Sudah lama sekali, jadi detailnya mungkin ada yang salah. Ini hanya salah satu model permainan yang bisa dilakukan di dalam kelas. Tentu saja, model ini tidak lepas dari kekurangan. Jadi siapa tahu ada yang bisa memodifikasinya emnjadi model yang leboh baik. Ada yang mau mencoba?

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah