Guru, Jangan Jadi Sekadar "Pengimplementasi Kurikulum"

Saya pernah mengajar mata kuliah terkait kurikulum. Peserta mata kuliah tersebut adalah calon guru matematika, mahasiswa tingkat tiga di Fakultas Pendidikan. Sebelum mengajar, saya memberikan calon guru artikel "Teacher as Transformatory Intellectuals" karya Henry Giroux dan mengajak mahasiswa mendiskusikannya.  Saya berharap setelah mengikuti mata kuliah yang saya ampu, calon guru punya kesadaran bahwa mereka boleh memilih atau tidak memilih untuk mengikuti kurikulum resmi (baik yang disediakan oleh pemerintah, lembaga tertentu, ataupun sekolah) selama keputusan tersebut diambil berdasarkan basis keilmuan pendidikan yang mereka pelajari selama ini. Kurikulum resmi apapun tidak boleh dianggap kebenaran mutlak. 


Artikel yang ditulis oleh  tersebut mengatakan bahwa ada dua pandangan mengenai guru. Pandangan pertama, guru sebagai teknisi yang tugasnya hanya mengimplementasikan kurikulum yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini guru tidak dianggap tidak memiliki kapasitas intelektual dan moral untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang kritis. Dalam konteks guru sebagai teknisi, maka guru harus dilengkapi dengan seperangkat kurikulum yang harus diikuti begitu saja. Kalau ada materi ajar yang telah disiapkan, misalnya dalam bentuk buku teks, maka guru mengikuti saja materi ajar yang telah disiapkan baginya tersebut.  Pandangan kedua adalah guru sebagai intelektual transformatif. Pandangan ini melihat guru sebagai seorang intelektual. Guru di sini haruslah seorang yang mampu memadukan pengetahuan-pengetahuan ilmiah  dengan proses refleksi sehingga siap mengambil keputusan terbaik di kelasnya untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang kritis. 


Sebenarnya, setelah mengajak calon guru membaca artikel ini, saya tetap mengajarkan calon guru untuk membaca beragam kurikulum resmi dan bagaimana menggunakannya. Terlepas dari itu, saya berharap calon-calon guru punya sudut pandang yang lebih kritis dalam membaca kurikulum apapun. Mereka tidak menjadi orang yang sekadar "mengimplementasikan kurikulum resmi" belaka. 


Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah