Belajar Klasifikasi Dulu, Belajar Bilangan Kemudian

Kemampuan mengklasifikasi adalah kemampuan untuk bisa menyortir suatu atau beberapa objek berdasarkan perbedaan ataupun persamaannya.  Belajar mengklasifikasi ini bisa dilakukan bahkan sebelum anak mengenal konsep bilangan. Seorang anak misalnya, bisa belajar mengklasifikasi suatu objek berdasarkan warnanya (merah, kuning, hijau), mengklasifikasi makanan berdasarkan rasanya (asam, asin, manis, pahit), dan sebagainya. Kemampuan mengklasifikasi ini merupakan salah satu keterampilan. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pentingnya keterampilan mengklasifikasi sebelum belajar bilangan, mari kita perhatikan deskripsi mengenai Jalu dan Intan berikut ini. 



Kisah Jalu, Intan, dan Cangkang Kerang

Seorang anak sedang berjalan bersama kakaknya di pinggir pantai. Jalu namanya. Usianya tak sampai 6 tahun, kakaknya Intan berusia sekitar 8 tahun. Di tangan kanan Jalu terdapat sebuah ember kecil. Sambil berjalan, Jalu mengambil beberapa cangkang kerang yang ditemuinya. Dimasukkannya ke dalam ember. Setelah berjalan-jalan setelah 20 menit lamanya. Jalu dan kakaknya duduk di atas pasir. Jalu membalik ember kerangnya di sehingga cangkang-cangkang yang telah dikumpulkannya bertebaran. Intan berseru, “Wah macam-macam bentuknya! Ini seperti kipas.”


Jalu menunjuk cangkang kerang  yang yampak seperti spiiral, “Yang ini seputar muter-muter.”


Intan berkata, “ Yang ini seperti topi yang tinggi dan lancip..”


Jalu tampak bingung mendeskripsikan cangkang kerang satu lagi lalu tertawa, “ Ini seperti apa yah? ”


Intan berpikir, “Seperti cangkan siput?”


Jalu mengangkat pundak. Tidak tahu. 


Dari semua cangkang kerang yang telah dikumpulkan, tidak ada satupun yang bentuknya sama. Warnanya pun beragam. Namun, di antara cangkang-cangkang kerang tersebut, tetap ada beberapa yang memiliki kemiripan satu sama lain. Cangkang-cangkang kerang tersebut bisa diklasifikasi berdasarkan persamaan dan perbedaannya.  Itu yang kemudian dilakukan oleh Jalu dan Intan. 


“Mari, kita pisahkan cangkang-cangkang ini. Yang bentuknya mirip kita satukan.”


 Intan memisahkan cangkang berbentuk kipas dan menaruhnya di sebelah kiri.

“Aku mau cari pisahin yang bentuknya muter-muter ini,” kaya Jalu meniru apa yang dilakukan kakaknya.  Jalu memisahkan cangkang berbentuk spiral di sebelah kanannya. 


Intan, bekerja dengan cukup cepat. Dengan mudahnya dia memisahkan kerang berbentuk topi panjang lancip, dan yang berbentuk seperti cangkang siput. Barulah Jalu dan Intan menghitung masing-masing jenis kerang.  


Hasilnya, yang seperti kipas ada 6, yang seperti spiral ada 4, yang seperti topi panjang lancip ada 5, dan yang seperti cangkang siput  ada 7. 


Kemampuan mengklasifikasi sesuatu sangat penting dimiliki anak sebelum anak belajar mengenai bilangan. Salah satu tujuan belajar bilangan adalah mengembangkan kemampuan menentukan banyaknya objek dalam suatu kelompok (kardinalitas bilangan). Sebelum menghitung banyaknya objek, harus disepakati dulu apa yang mau dihitung (Reys, et.al., 2009, h.137). Ketika mau menghitung ikan di danau, seseorang harus bisa mengklasifikasi mana yang berupa ikan, dan mana yang bukan ikan. Ketika mau menghitung banyaknya ayam di kebun halaman, seseorang harus bisa mengklasifikasi mana yang ayam dan mana yang bukan ayam. 


Dalam kasus Jalu dan Intan, yang mau dihitung adalah banyaknya masing-masing cangkang kerang sesuai bentuknya. Dalam proses mengklasifikasi cangkang kerang Intan dan Jalu memperhatikan persamaan dan perbedaan masing-masing cangkang kerang sampai akhirnya membuat kesimpulan, kelompok apa yang sesuai untuk masing-masing cangkang kerang. 


Di kemudian hari kemampuan mengklasifikasi ini juga bisa dilakukan dengan mengenalkan istilah “dan”, “atau”, maupun “bukan”. Misalnya ketika anak mengklasifikasi daun, anak bisa diajak untuk mengelompokkan daun yang hijau dan menyirip ke dalam satu kelompok, daun yang merah dan menyirip ke dalam kelompok lain, dan daun yang menjari atau bukan daun  menyirip ke dalam kelompok lainnya. Kegiatan mengklasifikasi ini terlihat sederhana, tetapi secara tidak sadar membantu anak mengembangkan kemampuan bermatematikanya (terkait himpunan, logika) dan kelak diperlukan untuk belajar mengenai bilangan. 

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Mengenal Enam Prinsip-prinsip Dasar Pengajaran Matematika di Sekolah NCTM (2000)