Kerja Sama Tim untuk Persiapan Workshop Matematika untuk Guru SD (IGI)

Sejak lengser dari kepengurusan Ikatan Guru Indonesia (IGI) sejak Kongres IGI II, 10 - 11 Maret 2016 di Makassar, saya sudah lama sekali tidak ikut kegiatan IGI. Rasanya kangen juga. Jadi, waktu Ibu Yully mengontak saya April 2017 lalu, menawarkan untuk membuat workshop matematika untuk teman-teman IGI DKI, tentu saja saya sambut dengan baik. Workshop-nya dikhususkan untuk guru Sekolah Dasar (SD).

Draft outline workshop pun segera saya rancang dan kirimkan ke Ibu Yully. Draft  tersebut ditanggapi oleh Ibu Tia (IGI Jakarta Timur). Ibu Tialah yang mengurus peserta, tempat, dan berbagai hal teknis lainnya sehingga kegiatan bisa terlaksana pada Sabtu-Minggu, 9 - 10 September 2017. 

Melalui tulisan kali ini, saya ingin menceritakan proses mendesain workshop ini. Menurut saya, proses mendesain workshop ini sangat menyenangkan, karena saya dibantu oleh tim yang keren banget. Jadi, begini ceritanya. 

Workshop diselenggarakan selama dua hari, dengan tujuan agar peserta bisa mencapai tujuan-tujuan di bawah ini :

  • Memiliki gambaran umum mengenai keterampilan-keterampilan dasar yang perlu siswa kembangkan ketika belajar matematika (keterampilan memecahkan masalah, penalaran dan pembuktian matematis, mengkomunikasikan gagasan matematika, kemampuan mengkaitkan gagasan matematis dengan berbagai gagasan lainnya, dan menggunakan representasi dalam pembelajaran matematika)
  • Menganalisis beberapa contoh kegiatan belajar-mengajar matematika
  • Berbagi praktek baik mengenai caranya merancang kegiatan matematika
  • Berlatih merancang kegiatan dan mempraktekkan kegiatanbelajar-mengajar matematika



Outline memang saya desain sendiri, dengan rincian sebagai berikut :

Hari 1 
 Sesi 1: Prinsip-prinsip belajar-mengajar matematika (mengacu pada NCTM)
Sesi 2: Contoh-contoh kegiatan belajar-mengajar matematika di level SD : fasilitator mencontohkan bagaimana menjalankan kelas.
  • kegiatan belajar-mengajar mengenai bilangan (2 x 30 menit) 
  • kegiatan belajar-mengajar mengenai geometri (2 x 30 menit)
Sesi 3: Refleksi 
Hari 2
Sesi 1: Sharing session: Guru SD berbagi pengalamannya mendesain kegiatan belajar-mengajar, proses persiapannya,  prakteknya, bagaimana mengasses kemampuan siswa, dan umpan balik dari kegiatannya (baik dari siswa maupun hasil refleksi sendiri).
Sesi 2: Berlatih merancang kegiatan belajar-mengajar matematika
Sesi 3:  Praktek mengajar dan refleksi
Sebenarnya, bisa saja saya mengisi workshop tersebut sendiri. Tetapi saya tidak ingin seperti itu. Alasannya ada beberapa. Pertama, ada beberapa mahasiswa saya yang sudah lulus dan sudah menjadi guru. Saya yakin banyak yang kemampuan mengajarnya jauh lebih baik dari saya. Mereka masih muda, sangat kreatif dan senang berbagi. Saya yakin mereka mau terlibat dalam menyiapkan dan membawakan workshop ini. 

Kedua, saya ingat saya mendapatkan kesempatan memfasilitasi berbagi workshop, bukan karena saya paling jago. Namun, beberapa teman-teman fasilitator yang lebih senior, khsususnya yang saya temui di IGI, mengajak saya untuk berbagi. Dicemplungin gitu. Provokator utamanya tentu saja Pak Satria Dharma, pendiri IGI. Tapi saya juga ingat, pernah belajar menjadi fasilitator karena dapat kesempatan bekerja sama dengan beberapa  fasilitator lainnya, diantaranya Pak Agung Wibowo, Ibu Itje Chodidjah, Ibu Aulia Wijiasih, Pak Iwan Pranoto, Ibu Henny Supolo, dan banyak lainnya.

Intinya, saya dapat kesempatan yang memungkinkan saya belajar untuk mengasah kemampuan menyelenggarakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan workshop. It is just a matter of having the opportunity to learn. 

Jadi, kali ini saya ingin memberikan kesempatan itu kepada lebih banyak orang. Kebetulan, dimulai dengan mengajak beberapa mahasiswa saya yang tertarik untuk membantu kegiatan ini. Untuk workshop kali ini saya dibantu oleh Woro, Sofi, Jenni, dan Susi (yang kini menjadi guru di sekolah baik SD maupun SMP), dan Deshinta (yang sudah jadi rekan kerja saya di Fakultas Pendidikan Universitas Sampoerna). Ternyata, mengajak mereka itu anugrah. Kerja mereka bagus sekali (tapi ini, kapan-kapan lagi ceritanya). 

Jadi, saya mengirimkan email kepada mereka untuk mengajak bekerja sama. Semua mau terlibat. Kita pun janjian bertemu. Pertemuan pertama dilaksanakan sekitar sebulan sebelum kegiatan workshop. Di pertemuan itu, kami membahas outline workshop. Saya pun menyampaikan bahwa saya terbuka apabila ada perubahan. Namun, tampaknya semua setuju dengan outline tersebut

Kami, lalu berbagi peran. Saya bertanggung jawab terhadap sesi 1 hari 1 dan bagian-bagian refleksi. Woro dan Susi bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar-mengajar mengenai bilangan, Deshinta dan Sofi bertanggung jawab mengenai sesi  kegiatan belajar-mengajar mengenai geometri, dan Jenni bertanggung jawab tentang kegiata sharing session. Setelahnya semuanya akan bersama-sama bekerja sama dengan guru untuk merancang kegiatan belajar-mengajar matematika yang akan dipraktekkan di sesi terakhir.

Setelah rapat, kami sepakat untuk bertanggung jawab untuk mencari ide dan membuat persiapan untuk sesi kami masing-masing. Artinya, kami semua bertanggung jawab untuk belajar, membuat presentasi, menyiapkan bahan untuk kegiatan (alat peraga, lembar kerja), dan juga memikirkan berbagai kegiatan ice breaking yang akan digunakan sebelum mulai belajar. 

Seminggu sebelum hari-H, kami bertemu lagi. Kali ini, kami berbagi mengenai gagasan untuk masing-masing sesi. Kami berbagi mengenai apa saja yang sudah dipersiapkan. Misalnya, kegiatan tentang bilangan kan banyak sekali. Jadi, penanggung jawab sesi menceritakan mereka mau fokus untuk topik apa. Tentang bilangan, ternyata kegiatan yang dipilih adalah tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Ternyata tim sudah menyiapkan permainan untuk belajar tentang KPK yang melibatkan tepuk tangan, loncat dan sebagainya. Meskipun, kami rapat di sebuah kafe di mall, kami mempraktekkan permainan ini dengan riang gembira. Tampaknya pengunjung lain  heran lihat kelakuan kami yang seperti anak SD yang tepuk-tepuk tangan dan tertawa-tawa sendiri.

Masing-masing penanggung jawab sesi juga menceritakan PPT yang sudah disiapkan, permainan yang akan dibuat, dan berbagai hal lainnya. Kami pun saling memberikan masukan. Seluruh anggota tim memang bertanggung jawab. Di pertemuan itu 70% materi sudah disiapkan. Artinya, yang diperlukan dalam minggu ke depan adalah finisihing touch


Rapat persiapan kedua: penanggung jawab sesi bercerita mengenai persiapan yang sudah dilakukan

Kami sepakat untuk rapat sekali lagi sehari sebelum workshop diselenggarakan. Hal tersebut untuk memastikan tidak ada yang terlupa.  Juga, untuk memastikan bahwa semua benar-benar sudah paham flow workshopnya.  Namun, workshop diselenggarakan hari Sabtu sehingga kami harus bertemu hari Jumat. Itu hari kerja. Semua anggota tim masih aktif mengajar dan pulang sore. Lokasi tempat tinggal pun berjauhan.

Akhirnya, kami sepakat untuk rapat online menggunakan google hang out. Jumat malam, pk 21.00 - 22.00 kami rapat dari kamar masing-masing untuk membahas persiapan akhir untuk workshop keesokan harinya. Kami saling mengingatkan mengenai apa yang harus dibawa, saling bertanya apabila ada hal yang dirasa kurang jelas, dan saling memberikan masukan dan gagasan. Selain kegiatan workshop di hari -H yang paling saya nikmati adalah proses persiapannya. Seperti inilah ceritanya.  Alhamdulillah kegiatan workshop berjalan dengan sangat baik.  Tapi  kisah workshop-nya saya cerita lain kali saja yah? Itu panjang lagi ceritanya. :)

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah