Kurikulum Terlalu Berat? Kurikulum Manakah yang Dimaksud?
Beberapa kali saya mendengar ada yang berkata, "Kurikulum (sekarang terlalu) berat."
Pernyataan-pernyataan seperti ini biasanya saya dengar dari orang tua yang merasa materi yang dipelajari oleh anaknya di sekolah terlalu berat, jauh lebih berat daripada apa yang dipelajarinya semasa muda, dulu.
Saya sendiri juga beberapa kali menemukan bahwa siswa mempelajari materi yang terlalu berat di sekolah. Misalnya, saya pernah bertemu siswa SD yang diminta oleh gurunya untuk menghafalkan berbagai nama enzim-enzim yang ada dalam tubuh manusia. Halah! Saya juga tidak hafal. Kalau saya jadi siswa SD-nya tentu saya akan menganggap materi tersebut terlalu berat.
Meskipun begitu, saya tidak akan langsung mengatakan bahwa "kurikulum terlalu berat". Kenapa? Karena kurikulum ada berbagai jenisnya. Saat mengatakan "kurikulum terlalu berat", kurikulum manakah yang dimaksud?
Kurikulum memang ada berbagai jenisnya, berdasarkan http://www.sagepub.com/sites/default/files/upm-binaries/44334_1.pdf beberapa jenis kurikulum yakni:
- Recomended Curriculum (Kurikulum yang Direkomendasikan), adalah kurikulum yang dibuat dan direkomendasikan oleh sekelompok ahli. Biasanya rekomendasi ini bersifat umum, bisa berupa rekomendasi kebijakan, sejumlah tujuan yang sebaiknya dicapai dalam pembelajaran, ataupun rekomendasi lain mengenai konten dan urutan materi dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, ada sekelompok ahli matematika yang tergabung dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dan mereka membuat berbagai panduan dan standar terkait pembelajaran matematika yang bisa digunakan oleh sekolah untuk merancang pembelajaran matematika. Sekelompok guru sains juga bergabung dalam National Science Teachers Association (NSTA) dan membuat rekomendas-rekomendasi serupa.
- Written Curriculum (Kurikulum Tertulis), adalah kurikulum yang memang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan dari suatu sistem pendidikan tertentu bisa tercapai. Jadi, kurikulum tertulis ini memang dirancang untuk sistem pendidikan tertentu. Biasanya kurikulum tertulis ini lebih komprehensif daripada recomended curriculum, di dalamnya tertulis argumentasi mengenai mengapa kurikulum tersebut penting, tujuan-tujuan umum yang mau dicapai oleh kurikulum tersebut, tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih spesifik yang ingin dicapai, model-model pembelajaran, dan pendekatan yang perlu digunakan. Sebagai contoh, di Indonesia ada dokumen-dokumen kurikulum yang biasanya dirancang oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), misalnya dokumen mengenai Kurikulum 2006 atau dokumen mengenai kurikulum 2013. Di dalam dokumen tersebut, kita bisa membaca mengenai tujuan pendidikan nasional, pendekatan dan model pembelajaran yang bisa digunakan, dan standar-standar minimal yang perlu dicapai siswa di berbagai tingkat sekolah. Dokumen-dokumen tersebut memang dirancang untuk sistem pendidikan di Indonesia sehingga bisa dijadikan panduan bagi sekolah-sekolah di Indonesia untuk menjalankan proses pembelajaran di institusi mereka masing-masing. Kurikulum tertulis juga bisa dirancang oleh sekolah dan hasilnya berupa dokumen kurikulum yang berlaku di sistem sekolah tersebut.
- Supported Curriculum (Kurikulum Pendukung), adalah kurikulum yang tersirat dalam berbagai bahan yang dirancang untuk mendukung kurikulum tertulis. Diantaranya tersirat dalam buku teks, video, software, dan berbagai bahan. Orang yang merancang kurikulum pendukung seperti buku teks biasanya mengacu pada kurikulum tertulis. Lalu mereka menginterpretasi kurikulum tertulis tersebut dan mendukungnya dengan bahan-bahan yang lebih detil yang bisa digunakan oleh guru maupun siswa di sekolah.
- Taught Curriculum (Kurikulum yang Diajarkan), adalah kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Apa yang guru ajarkan kepada siswa. Apa yang diajarkan ini bisa berbeda dengan kurikulum tertulis dan tentu saja tergantung pada interpretasi guru terhadap kurikulum tertulis tersebut.
- Tested curriculum (Kurikulum yang Diujikan), adalah apa yang diujikan kepada siswa, baik dalam ujian sekolah, ujian nasional, dan berbagai tes terstandar lainnya.
- Learned Curriculum (Kurikulum yang Dipelajari), adalah apa yang sesungguhnya dipelajari dan ditangkap siswa selama masa belajarnya di institusi pendidikan tertentu.
Berbagai jenis kurikulum dalam konteks Indonesia
Di Indonesia sendiri ada kurikulum yang dirancang dan dikeluarkan oleh Puskurbuk. Puskurbuk memang merupakan lembaga resmi negara yang berfungsi untuk mengembangkan (dokumen) kurikulum, dalam hal ini biasanya berupa kurikulum tertulis dan berbagai kurikulum pendukung. Salah satu contoh dokumen yang dikeluarkan oleh Puskurbuk diantaranya dokumen kurikulum 2006 dan 2013 (yang sekarang sedang direvisi). Biasanya di dalam dokumen tersebut ada tujuan (satuan pendidikan), struktur kurikulum, dan berbagai standar minimal yang sebaiknya dicapai siswa di masing-masing tingkat pendidikan. Contoh dokumen ini, dokumen Kurikulum 2013 yang bisa diakses di sini .
Biasanya dokumen-dokumen ini digunakan oleh penerbit buku, pengembang software, pengembang alat peraga pembelajaran untuk membuat buku teks, software, ataupun berbagai bahan lainnya yang bisa digunakn oleh sekolah. Ini yang disebut supported curriculum. Tentu saja dalam membuat berbagai bahan ini, terjadi proses interpretasi. Artinya, apa yang ada di kurikulum tertulis (yang dirancang oleh puskurbuk) bisa saja berbeda dengan apa yang ada di dalam buku teks ataupun supported curriculum lainnya.
Sekolah boleh menggunakan buku teks yang dikembangkan oleh penerbit untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Memang di beberapa sekolah, guru sepenuhnya menggunakan buku teks untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah.Sebenarnya buku teks yang baik memang bisa membantu guru dalam menerjemahkan kurikulum tertulis yang dikembangkan oleh Puskurbuk, tapi sebaiknya tidak menjadi satu-satunya sumber belajar. Apabila sekolah sepenuhnya menggunakan buku teks sebagai bahan kegiatan belajar mengajar (tanpa menggunakan sumber-sumber lainnya), bisa dikatakan bahwa sekolah menggunakan 'kurikulum buku teks'.
Idealnya, sekolahlah yang mengembangkan kurikulum sendiri. Sebenarnya Indonesia memang menggunakan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang artinya sekolah boleh dan bahkan seharusnya mengembangkan kurikulumnya sendiri. Kurikulum tertulis yang dibuat oleh Puskurbuk hanya jadi panduan untuk merancang kurikulum sekolah. Sekolah memang harus menginterpretasi kurikulum tertulis yang dikembangkan oleh Puskurbuk dan menyesuaikannya dengan visi, misi, kebutuhan dan konteks sekolah. Buku teks bisa jadi referensi tetapi bukan satu-satunya sumber belajar.
Di kelas, kurikulum yang diajarkan oleh guru kepada siswa disebut taught curriculum. Di Indonesia sendiri, apa yang guru ajarkan ke siswa bisa mengacu pada buku teks (kurikulum buku teks), bisa mengacu pada kurikulum tertulis yang dikembangkan puskurbuk (lalu ditafsirkan dan dikembangkan oleh guru), bisa juga mengacu pada kurikulum sekolah (lalu ditafsirkan dan dikembangkan oleh guru), merupakan hasil kreasi dari guru sendiri, atau bahkan bisa mengacu pada ujian nasional di mana siswa terus menerus diajak untuk drilling soal (saya menyebutnya kurikulum ujian nasional).
Jadi, ada banyak jenis kurikulum. Saat ada yang mengatakan "kurikulum (sekarang) terlalu berat, kurikulum manakah yang dimaksud?
Comments