Pippi Si Kaus Kaki Panjang
Judul Buku : Kenalkah Kau Pippi Si Kaus Kaki Panjang?
Pengarang : Astrid Lindgren
Ilustrasi : Ingrid Nyman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 26 halaman
Ada dua anak bernama Thomas dan Annika. Mereka sangat ingin memiliki teman seumur. Di sebelah pekarangan rumah Thomas danAnnika ada sebuah Pondok bernama Pondok Serbaneka yang kosong. Thomas dan Anikka sangat mengharapkan ada anak seurmur mereka yang tinggal di sana, Suatu hari, Thomas dan Anikka mengintip keadaan Pondok Serbaneka melalui pagar, mereka melihat ada seoraang anak perempuan yang kuat sekali yang sedang mengangkat kuda. Ternyata anak perempuan tersebut baru pindah ke Pondok Serbaneka dan dia tinggal di sana sendirian karena dia tidak mempunyai ibu maupun ayah. Oh iya, nama anak perempuan tersebut Pippi. Ia melihat Thomas dan Annika dan mengajak mereka sarapan di rumahnya.
Pippi memasakkan telur dan kue dadar untuk Thomas dan Annika. Saat memasak telur, ternyata telurnya ada yang tumpah ke rambut Pippi. Pippi senang saja karena dia pernah mendengar bahwa telur bagus untuk rambut, jadi dia berpikir bahwa rambutnya akan tumbuh panjang dan indah.
Pippi anak yang sangat mandiri. Dia terbiasa mengerjakan banyak hal sendiri, mulai dari mengepang rambut, memakai baju, makan, mandi, keramas, membersihkan lantai, memotong kayu, membersihkan tungko dan cerobong, walaupun dilakukan ala Pippi.
Pippi juga senang mencara harta karun. “Aku ini pencariharta” kata Pippi. Harta bagi Pippi bias bermacam-macam, seperti kaleng, gelondongan benang, dan sebagainya,. Semua harta tersebut dapt digunakan untuk bermain-main.
Suatu hari Pippi, Annika, dan Thomas mengunjungi sirkus. Pippi pun ikut beraksi dalam sirkus. Ia ikut berakrobat, mengunggang kuda, dan melawan orang yang kuat. Pippi sangt ingin ikut bersenang-senang.
Di hari hari, rumah Pippi dikunjungi dua perampok jahat. Mereka ingin mencuri barang Pippi. Pippi tidak takut, para perampok dilempar ke atas lemari sampai perampoknya menangis. Pippi menjadi kasihan, sehingga masing-masing perampok diberi 1 keping emas untuk membeli makanan.
Pippi akan berulang tahun. Dia mengundang Thomas dan Annika untuk ke rumahnya. Kuda Pippi juga diajak berpesta.. Setelah, makan, Pippi, Thomas, dan Annika bermain permainan ‘Jangan menyentuh Lantai’. Senang sekali!!
Pippi memiliki banyak mainan. Sebelum pulang Thomas dan Annika pulang, Pippi membagikan beberapa mainannya dengan Thomas dan Annika. Thomas dan Annika pun senang
PEMBAHASAN MENGENAI BUKU
Waktu pertama kalinya mau membacakan cerita di SD Al-Hidayah, aku dan teman-teman bersepakat memilih buku yang gambarnya berwarna-warni agar anak-anak tidak bosan. Setelah tahu tanggapan anak-anak baru akan mulai dengan cerita-cerita lainnya. Akhirnya, dipilihlah buku mengenai Pippi ini. Gambarnya banyak dan ceritanya cukup seru.
Waktu kecil saya, sudah sering membaca mengenai Pippi Si Kaus Kaki Panjang, saya pun senang-senang saja, akan tetapi setelah saya sudah ‘sebesar sekarang’ ada kekhawatiran juga, benar gak yah membacakan buku cerita ini untuk anak-anak? Ada ngak yah nilai-nilai yang disampaikan melalui buku ini? Menurut, kacamata orang dewasa, Pippi kan melakukan beberapa hal-hal yang tidak biasa, misalnya memasak dengan berantakan hingga ada telur di kepalanya dan Pipi membiarkannya saja, kalau makan Pippi terlentang di atas meja dan menaruh piringnya di kursi, dan masih banyk lagi. Semalam sebelum akan mendongen saya mencoba-coba membuka internet untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang Pippi (terutama aspek filosofisnya). Tapi karena agak terburu-buru, tidak banyak yang saya temukan. Saya hanya menemukan bahwa ibu Thomas dan Annika memang tahu bahwa sikap Pippi agak ‘luar biasa’ tapi ia tahu bahwa Pippi tidak akan pernah berniat menyakiti Thomas dan Annika sehingga ia membiarkan saja anak-anaknya bermain bersama Pippi.
Akhirnya, pada hari-H saya tetap saja membacakan buku ini untuk anak-anak Al-Hidayah. Ternyata saat membacakan buku saya baru menyadari beberapa hal. Pertama saat Pippi mengangkat kuda, saya menemukan bahwa Pippi adalah anak perempuan yang kuat. Wah, ternyata permpuan bisa kuat juga.. Kedua, saya menemukan bahwa Pippi selalu menemukan cara untuk senang. Walaupun ia tidak tinggak bersama orang tuanya ia tetap bisa bahagia. Pippi tidak pernah mengeluh. Apapun ia lakukan dengan senang hati. Hal lain yang saya temukan adalah bahwa Pippi sangat mandiri. Segala hal ia lakukan sendiri, mulai dari memakai baju, mengepang rambut, mandi, membersihkan lantai, memotong kayu, dan membersihkan cerobong. Pippi juga sangat pemberani misalnya, waktu ada perampok, ia berani melawan perampok (karena memang Pippi kuat) tapi di sisi lain Pippi juga lembut hatinya, sehingga ketika melihat perampok tersebut menangis, ia memberika perampok tersebut untuk makan. Ada kalimat di dalam buku yang tulisannya “Orang kuat harus baik hati juga”. Pippi juga sangat suka berbagi. Karena mainannya banyak sekali hingga memenuhi laci, ia membagikan beberapa mainannya kepada Thomas dan Annika.
Suatu saat, aku berdiskusi lagi dengan seorang temanku mengenai buku Pippi ini. Ternyata dia menemukan banyak lagi nilai tersirat di dalamnya, Misalnya, tentang Pippi yang mengangkat kuda, ada nilai tersirat yang menyatakan bahwa perempuan tidak harus selalu berada di posisi yang lemah. Pippi bisa masak sendiri, walaupun kalu masak agak berantakan. Namanya juga anak-anak. Anak-anak tidak harus selalu dituntut untuk sempurna, tapi setidaknya diminta untuk (misalnya) mencoba untuk mandiri. Anak-anak tetaplah anak-anak, Kalau pippi makan, dia makan dengan caranya sendiri, Pippi terlentang di atas meja, tetapi piringnya ada di atas kursi. Kalau menurut orang dewas, hal ini adalah aneh, akan tetapi kalau dipikir-pikir apa salahnya? Yang penting Pippi makan sendiri. Pippi memang melakukan banyak hal dengan cara yang kreatif dan tidak biasa. Kalau mandi, pippi akan mencelupkan seluruh kepalanya ke dalam baskom karena ia suka kalau matanya kena air. Pippi mandi sendiri walaupun ia mandi ‘ala Pippi’. Ketika membersihkan lantai, Pippi mengikat sikat di kakinya dan menggosok lantai sambil bermain-main, cara yang kreatif untuk membersihkan lantai bukan?
Aku sempat bingung juga dengan adegan ketika Pippi di sirkus. Tiba-tiba ia ingin maju ke depan dan ikut beratraksi. Ia bermain akrobat, ikut naik kuda bersama pemain sirkus lainnya. Hal ini memang menciptakan kehebohan, karena pemilik sirkus menjadi marah. Tapi Pippi dengan polosnya berkata, ”Kenapa aku tidak boleh ikut bersenang-senang?” Ternyata nilai lain yang terkandung di anak-anak untuk berani. Jadi keberanian Pippi tidak hanya ditunjukkan dengan keberaniannya melawan perampok, tapi juga keberaniannya untuk mengemukakan pendapatnya (untuk tampil di sirkus).
Di sirkus juga ada adegan di mana Pippi melawan orang terkuat di dunia. Aku ingat ketika anak-anak yang kudongengkan bilang,”Wah Pippinya smack down.” Setelah dipikir-pikir bukan nilai “smack-down” yang ingin disampaikan, tetapi yang lebih ditekankan adalah keinginan Pippi untuk mencoba menghadapi tantangan. Walaupun, katanya, orang (di sirkus) yang sedang tampil adalah orang terkuat di dunia, Pippi tetap ingin mencoba untuk membuktikan bahwa ia bisa menghadapi orang tersebut. Potongan adegan ini..
….. Pemimpin sirkus berjanji, orang yang bisa menjatuhkan Adolf san perkasa akan diberi hadiah.
“Aku bisa,” kata Pippi kepada Thomas dan Annika.
“Tidak mungkin,” tukas Annika. “Dia kan orang paling kuat di dunia.”
“Dan aku anak paling kuat di dunia,” Pippi berkata.
Nilai lain yang ditemukan dalam buku Pippi ini, diantaranya, adalah bahawa Pippi bisa bermain dengan apapun yang ada di sekitarnya (bukan membeli sesuatu yang baru). Misalnya Pippi bisa menggunakan kaleng bekas untuk menjadi topi, Pippi pun bisa berpetualang dengan permainan yang dibuat sendiri yakni permainan ‘Jangan Menyentuh Lantai’. Pippi berlompatan ke atas meja, kursi, karpet, apapun asalkan tidak menyentuh lantai. Permainan yang idenya sederhana tapi tetap menyenangkan. Well, segitu aja nilai-nailai yang baru kutemukan. Ada yang puny ide lain?
Pengarang : Astrid Lindgren
Ilustrasi : Ingrid Nyman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 26 halaman
Ada dua anak bernama Thomas dan Annika. Mereka sangat ingin memiliki teman seumur. Di sebelah pekarangan rumah Thomas danAnnika ada sebuah Pondok bernama Pondok Serbaneka yang kosong. Thomas dan Anikka sangat mengharapkan ada anak seurmur mereka yang tinggal di sana, Suatu hari, Thomas dan Anikka mengintip keadaan Pondok Serbaneka melalui pagar, mereka melihat ada seoraang anak perempuan yang kuat sekali yang sedang mengangkat kuda. Ternyata anak perempuan tersebut baru pindah ke Pondok Serbaneka dan dia tinggal di sana sendirian karena dia tidak mempunyai ibu maupun ayah. Oh iya, nama anak perempuan tersebut Pippi. Ia melihat Thomas dan Annika dan mengajak mereka sarapan di rumahnya.
Pippi memasakkan telur dan kue dadar untuk Thomas dan Annika. Saat memasak telur, ternyata telurnya ada yang tumpah ke rambut Pippi. Pippi senang saja karena dia pernah mendengar bahwa telur bagus untuk rambut, jadi dia berpikir bahwa rambutnya akan tumbuh panjang dan indah.
Pippi anak yang sangat mandiri. Dia terbiasa mengerjakan banyak hal sendiri, mulai dari mengepang rambut, memakai baju, makan, mandi, keramas, membersihkan lantai, memotong kayu, membersihkan tungko dan cerobong, walaupun dilakukan ala Pippi.
Pippi juga senang mencara harta karun. “Aku ini pencariharta” kata Pippi. Harta bagi Pippi bias bermacam-macam, seperti kaleng, gelondongan benang, dan sebagainya,. Semua harta tersebut dapt digunakan untuk bermain-main.
Suatu hari Pippi, Annika, dan Thomas mengunjungi sirkus. Pippi pun ikut beraksi dalam sirkus. Ia ikut berakrobat, mengunggang kuda, dan melawan orang yang kuat. Pippi sangt ingin ikut bersenang-senang.
Di hari hari, rumah Pippi dikunjungi dua perampok jahat. Mereka ingin mencuri barang Pippi. Pippi tidak takut, para perampok dilempar ke atas lemari sampai perampoknya menangis. Pippi menjadi kasihan, sehingga masing-masing perampok diberi 1 keping emas untuk membeli makanan.
Pippi akan berulang tahun. Dia mengundang Thomas dan Annika untuk ke rumahnya. Kuda Pippi juga diajak berpesta.. Setelah, makan, Pippi, Thomas, dan Annika bermain permainan ‘Jangan menyentuh Lantai’. Senang sekali!!
Pippi memiliki banyak mainan. Sebelum pulang Thomas dan Annika pulang, Pippi membagikan beberapa mainannya dengan Thomas dan Annika. Thomas dan Annika pun senang
PEMBAHASAN MENGENAI BUKU
Waktu pertama kalinya mau membacakan cerita di SD Al-Hidayah, aku dan teman-teman bersepakat memilih buku yang gambarnya berwarna-warni agar anak-anak tidak bosan. Setelah tahu tanggapan anak-anak baru akan mulai dengan cerita-cerita lainnya. Akhirnya, dipilihlah buku mengenai Pippi ini. Gambarnya banyak dan ceritanya cukup seru.
Waktu kecil saya, sudah sering membaca mengenai Pippi Si Kaus Kaki Panjang, saya pun senang-senang saja, akan tetapi setelah saya sudah ‘sebesar sekarang’ ada kekhawatiran juga, benar gak yah membacakan buku cerita ini untuk anak-anak? Ada ngak yah nilai-nilai yang disampaikan melalui buku ini? Menurut, kacamata orang dewasa, Pippi kan melakukan beberapa hal-hal yang tidak biasa, misalnya memasak dengan berantakan hingga ada telur di kepalanya dan Pipi membiarkannya saja, kalau makan Pippi terlentang di atas meja dan menaruh piringnya di kursi, dan masih banyk lagi. Semalam sebelum akan mendongen saya mencoba-coba membuka internet untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang Pippi (terutama aspek filosofisnya). Tapi karena agak terburu-buru, tidak banyak yang saya temukan. Saya hanya menemukan bahwa ibu Thomas dan Annika memang tahu bahwa sikap Pippi agak ‘luar biasa’ tapi ia tahu bahwa Pippi tidak akan pernah berniat menyakiti Thomas dan Annika sehingga ia membiarkan saja anak-anaknya bermain bersama Pippi.
Akhirnya, pada hari-H saya tetap saja membacakan buku ini untuk anak-anak Al-Hidayah. Ternyata saat membacakan buku saya baru menyadari beberapa hal. Pertama saat Pippi mengangkat kuda, saya menemukan bahwa Pippi adalah anak perempuan yang kuat. Wah, ternyata permpuan bisa kuat juga.. Kedua, saya menemukan bahwa Pippi selalu menemukan cara untuk senang. Walaupun ia tidak tinggak bersama orang tuanya ia tetap bisa bahagia. Pippi tidak pernah mengeluh. Apapun ia lakukan dengan senang hati. Hal lain yang saya temukan adalah bahwa Pippi sangat mandiri. Segala hal ia lakukan sendiri, mulai dari memakai baju, mengepang rambut, mandi, membersihkan lantai, memotong kayu, dan membersihkan cerobong. Pippi juga sangat pemberani misalnya, waktu ada perampok, ia berani melawan perampok (karena memang Pippi kuat) tapi di sisi lain Pippi juga lembut hatinya, sehingga ketika melihat perampok tersebut menangis, ia memberika perampok tersebut untuk makan. Ada kalimat di dalam buku yang tulisannya “Orang kuat harus baik hati juga”. Pippi juga sangat suka berbagi. Karena mainannya banyak sekali hingga memenuhi laci, ia membagikan beberapa mainannya kepada Thomas dan Annika.
Suatu saat, aku berdiskusi lagi dengan seorang temanku mengenai buku Pippi ini. Ternyata dia menemukan banyak lagi nilai tersirat di dalamnya, Misalnya, tentang Pippi yang mengangkat kuda, ada nilai tersirat yang menyatakan bahwa perempuan tidak harus selalu berada di posisi yang lemah. Pippi bisa masak sendiri, walaupun kalu masak agak berantakan. Namanya juga anak-anak. Anak-anak tidak harus selalu dituntut untuk sempurna, tapi setidaknya diminta untuk (misalnya) mencoba untuk mandiri. Anak-anak tetaplah anak-anak, Kalau pippi makan, dia makan dengan caranya sendiri, Pippi terlentang di atas meja, tetapi piringnya ada di atas kursi. Kalau menurut orang dewas, hal ini adalah aneh, akan tetapi kalau dipikir-pikir apa salahnya? Yang penting Pippi makan sendiri. Pippi memang melakukan banyak hal dengan cara yang kreatif dan tidak biasa. Kalau mandi, pippi akan mencelupkan seluruh kepalanya ke dalam baskom karena ia suka kalau matanya kena air. Pippi mandi sendiri walaupun ia mandi ‘ala Pippi’. Ketika membersihkan lantai, Pippi mengikat sikat di kakinya dan menggosok lantai sambil bermain-main, cara yang kreatif untuk membersihkan lantai bukan?
Aku sempat bingung juga dengan adegan ketika Pippi di sirkus. Tiba-tiba ia ingin maju ke depan dan ikut beratraksi. Ia bermain akrobat, ikut naik kuda bersama pemain sirkus lainnya. Hal ini memang menciptakan kehebohan, karena pemilik sirkus menjadi marah. Tapi Pippi dengan polosnya berkata, ”Kenapa aku tidak boleh ikut bersenang-senang?” Ternyata nilai lain yang terkandung di anak-anak untuk berani. Jadi keberanian Pippi tidak hanya ditunjukkan dengan keberaniannya melawan perampok, tapi juga keberaniannya untuk mengemukakan pendapatnya (untuk tampil di sirkus).
Di sirkus juga ada adegan di mana Pippi melawan orang terkuat di dunia. Aku ingat ketika anak-anak yang kudongengkan bilang,”Wah Pippinya smack down.” Setelah dipikir-pikir bukan nilai “smack-down” yang ingin disampaikan, tetapi yang lebih ditekankan adalah keinginan Pippi untuk mencoba menghadapi tantangan. Walaupun, katanya, orang (di sirkus) yang sedang tampil adalah orang terkuat di dunia, Pippi tetap ingin mencoba untuk membuktikan bahwa ia bisa menghadapi orang tersebut. Potongan adegan ini..
….. Pemimpin sirkus berjanji, orang yang bisa menjatuhkan Adolf san perkasa akan diberi hadiah.
“Aku bisa,” kata Pippi kepada Thomas dan Annika.
“Tidak mungkin,” tukas Annika. “Dia kan orang paling kuat di dunia.”
“Dan aku anak paling kuat di dunia,” Pippi berkata.
Nilai lain yang ditemukan dalam buku Pippi ini, diantaranya, adalah bahawa Pippi bisa bermain dengan apapun yang ada di sekitarnya (bukan membeli sesuatu yang baru). Misalnya Pippi bisa menggunakan kaleng bekas untuk menjadi topi, Pippi pun bisa berpetualang dengan permainan yang dibuat sendiri yakni permainan ‘Jangan Menyentuh Lantai’. Pippi berlompatan ke atas meja, kursi, karpet, apapun asalkan tidak menyentuh lantai. Permainan yang idenya sederhana tapi tetap menyenangkan. Well, segitu aja nilai-nailai yang baru kutemukan. Ada yang puny ide lain?
Comments