PLKJ

15 Agustus 2006

Malam ini, keponakanku memintaku menolongnya membuat PR PLKJ ( Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta). PR adalah menjawab 10 nomer yang ada di teks booknya, yaitu :

  1. Mengapa barang yang akan dibeli perlu dicatat terlebih dahulu ?
  2. Mengapa tidak baik membawa uang berlebihan ke pasar?
  3. Mengapa tidak boleh memakai perhiasan berlebihan ke tempat yang ramai dikunjungi orang?
  4. Mengapa kita perlu memilih waktu dan tempat sebelum berbelanja ?
  5. Mengapa dilarang mengurangi takaran dan timbangan ?
  6. Di manakah seharusnya menghitung uang kembalian ?
  7. Apakah artinya kadaluarsa?
  8. Apakah nama tempat pembayaran di pasar swalayan?
  9. Mengapa berbelanja di pasar swalayan lebih nyaman?
  10. Sebutkan pasar swlayan di sekitar tempat tinggalmu !!

Ternyata keponakanku tersebut sedang blajar Bab 2 dari pelajaran PLKJnya.Awalnya, aku belum menyadari kejanjilan pada pelajaran PLKJ ini sebelum akhirnya aku iseng-iseng membaca isi buku teks PLKJ tersebut.

Oh iya… sebelum saya masuk ke bahasan, akan saya uraikan mengenai buku teks PLKJ ini.

Judul Buku : PLKJ Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta

Disusun oleh : Tim PLKJ SD

Penulis : Drs. Budiana

Drs. Suyanto

Drs. Enco Sartono

Drs. H Wasmat Sanusi

Edisi Ketiga

Cetakan Kedua : Muharam 1426 – Frbuari 2005

Percetakan : Ghalia Indonesia

Buku ini dibagi menjadi beberapa bab. Ada sekolah di Jakarta yang menggunakan buku teks ini sebagai panduan untuk pelajaran PLKJ, sebuah pelajaran muatan lokal.

Buku PLKJ ini terdiri dari 20 bab.Beberapa materi, bila dikemas secara tepat bisa menjadi sedikit bermanfaat bagi anak-anak yang mempelajarinya, misalnya soal fasilitas umum dan kebersihan. Yang membuat saya kagt adalah ketika saya membaca beberapa bab pertama.

Coba intip ini…

Pelajaran 1

Pusat Perbelanjaan

Bab ini diawali dengan sebuah artikel berjudul “ Mengapa Banyak Orang Suka Makan di Restoran yang ada di Mall?”

Saya mencoba membaca artikelnya :

Beberapa Paragraf Pertama :

Jika kamu mengunjungi mal, tentu kamu pernah melihat restoran di antara toko-toko yang ada. Kamu bahkan mungkin pernah melihat adanya lantai khusus atau lantai khusus restoran.Di sana berbagai jenis makanan sudah tersedia. Kamu tinggal memilih makanan yang kamu sukai?

Semula, restoran yang ada di mall disediakan untuk memen hi kebutuhan pe-ngunjungnya. Setelah berbelanja, banyak pengunjung yang merasa lapar dan haus. Jika sudah lelah tentu mereka enggan mencari restoran yang jauh. Mereka ingin makan dan minum, dan melepaskan lelah di mal tersebut.

Lama kelamaan, banyak pengunjung sengaja datang ke restoran tersebut meskipun tidak berblanja telebih dahulu. Pada umumnya, mereka menyenangi suasana yang nyaman danpelayanan yang memuaskan.

Komentarku :

“Gila!!! What kind of crap is that? Gak mutu banget.. Oh my, mungkin emang lingkungan yang terdekat dengan anak jakarta sekaang adala mall, tapi… PERLUKAH DIMASUKKAN KE DALAM KURIKULUM???????!!!

Bab I yang diperkenalkan tahun ajaran baru adalah tentang Belanja!! Gila mau jadi apa negara??

Seorang teman berkata padaku

“ I do like shopping, but I don’t think I would put 'shopping' as a subject in education”

Kata temen yang lain:
"Siapa yang mau jualan sih ? Gila yang diajarin konsumerisme untuk negara seperti Indonesia yang kegiatan produksi dan konsumsinya enggak imbang !’’

Oke lanjut ke pargraf lain yang terletak di tengah artikel.

Dibangunnya pusat perbelanjaan yang non tradisional (modern) merupakan kebutuhan warga kota. Warga kota menghendaki keamanan dan kenyamanan berbelanja. Di kota-kota seperti Jakarta banyak dibangun pasar swalayan (supermarket).Pasar swalayan memenuhi kebutuhan masyarakat. Berbelanja di pasar swalayan akan merasa aman dan nyaman. Tempatnya bersih sejuk, serta pelayanannya memuaskan. Di sana tidak terjadi permainan harga sehinggapembeli tidak merasa dirugikan

Oh iya.. ada paragraf kedua dari akhir isinya :

Tempat perbelanjaan modern di Jakarta, misalnya Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara, Plaza Seayan di Jakarta Pusat, Pasaraya Manggarai di Jakarta Selatan, dan Supermarket Hero

Komentarku :
Ini buku pelajaran atau bagian iklan sih ?
Kayaknya ga penting deh masukin nama-nama mall ke dalam buku pelajaran.

2 bab lainnya juga tentang belanja. Coba liat ini.

Pelajaran 2

Tata Cara Berbelanja

Pelajaran 3

Berbelanja Sesuai Kebutuhan

Bab lainnya lumayan tentang kebersihan, fasilitas publik, dan sebagainya.. Well sebenernya tanpa buku teks juga bisa dipelajarin kok bahannya, misalnya soal kebersihsan, anak2x tinggal diajak melihat wc yang bersih dan wc yang kotor secara langsung, kemudian didiskusikan hasil observasinya, perasaan mereka, dsb. Untuk fasilitas umum anak2x diajak melihat telepon umum di sekitar dan menganilsa berapa telepon umum yang rusak atau jalan. Well, bahan-bahannya bisa dijadikan diskusi untuk melatih sifat kritis ank-anak sekaligus mengenal lingkungan. Hm.. tapi bagian yang gak perlu.. Tampaknya perlu dihapus saja deh…

Comments

Dimas said…
ckckck.. dulu waktu gw belajar plkj masi mirip2 ama ppkn.. tapi skarang dah kayak gini? tahpapa...
ireng said…
mungkin proyek penelitian kita bisa bikin buku seperti PLKJ ini ya, put. kayaknya asik.
eh,bole tau dong apa isi bab shopping itu.hehehe.
Unknown said…
Eit jangan curigation gitu dong, kan ada sisi positipnya, paling tidak itu akan mendidik anak2 kita menjadi pembelanja profesional ! Lumayan khan dari pada sama sekali tidak punya profesionalisme sama sekali
Anonymous said…
lha saya....kritikan anda emang bagus. tetapi PLKJ dibuat untuk siswa mengenal lebih dalam tentang kehidupan jakarta

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)