Buku Fiksi Tidak Penting?
Sebuah sekolah mempraktekkan kegiatan silent reading , di mana siswa diberi waktu untuk membaca selama 15 menit setiap hari. Kegiatan tersebut diliput koran. Kepada wartawan, dengan bangga pihak sekolah mengatakan bahwa setiap hari siswa diminta membaca buku pelajaran, bukan buku lainnya. Di tempat lainnya, seorang anak lagi senang-senangnya membaca Harry Potter. Walaupun tebal, tapi seru. Buku tersebut lahap dibahasnya. Orang tuanya tidak suka anaknya membaca Harry Potter. Ceritanya mengenai sihir dan tidak ada kaitannya sama pelajaran. Dia lebih senang anaknya membaca buku pengetahuan, non-fiksi. “ Giliran baca Harry Potter tidak berhenti-berhenti, tapi pas baca buku pelajaran malas-malasan,” kata orang tua tersebut menyindir anaknya. Ilustrasi di atas, bukanlah kisah nyata tapi terinspirasi dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar. Beberapa kali saya temui orang tua (dan guru) yang lebih bangga ketika anak/siswanya membaca buku pelajaran ketimbang buku cerita. ...