Posts

Showing posts from December, 2022

Pak Sumardianta dan Saya (Bagian 3)

Image
Berkolaborasi menulis buku "Mendidik Pemenang Bukan Pecundang" bersama Pak Sumar berarti bahwa saya punya lebih banyak kesempatan ketemu Pak Sumar dan mengenal banyak orang baru. Kini, setiap ke Jogjakarta, saya selalu mengabari Pak Sumar. Ketika Pak Sumar tidak sibuk, dia dan istrinya (juga anaknya) akan menemui saya di Jogjakarta dan mengajak saya berjalan-jalan. Pernah saya diajak menemani Pak Sumardianta dan istrinya pergi kondangan, ke pernikahan anak seorang seniman di kaki gunung Merapi, di dusun Juwiran, Klaten. Saya melihat misa pernikahan yang dipimpin oleh Romo Sindhunata (yang sempat diperkenalkan kepada saya juga). Acaranya di semacam lereng gunung. Begitu banyak warga berkumpul di sana, duduk di atas kursi-kursi yang ditaruh di atas tanah, mengenakan pakaian tradisional, berarak-arak, dan membawa beragam seserahan. Sebuah upacara adat yang sangat menarik dan tidak pernah saya temui di kota besar.  Saya juga punya kesempatan berkenalan dengan banyak orang baru. S

Pak Sumardianta dan Saya (Bagian 2)

Image
  Tampaknya saya menemukan alamat twitter Pak J. Sumardianta dari buku "Guru Gokil Murid Unyu". Sebenarnya saya agak lupa. Saya mengirimkan twit perkenalan ke Pak Sumardianta, mengatakan bahawa saya baru membeli bukunya di toko. Sejak itu saya sering mengirimkan twit ke Pak Sumardianta, isinya link postingan tulisan saya di blog. Siapa tahu Pak Sumardianta mau meretweet. Pembaca blogku bisa lebih banyak kan? Bisa dikatakan saya 'memanfaatkan' popularitas Pak Sumardianta.  Ternyata Pak Sumardianta membaca tulisan-tulisan saya dan mengajak saya berkolaborasi menulis buku bareng. Saya iyakan.  Saat Pak Sumardianta ke Jakarta untuk menjadi pembicara di acaranya Universitas Negeri Jakarta (UNJ), bersama suami saya datang ke sana. Acara sudah selesai dan Pak Sumardianta harus kembali ke bandara Soekarno Hatta untuk pulang ke Jogjakarta. Suami dan saya sepakat mengantarkan Pak Sumardianta ke bandara menggunakan Bus Damri. Di dalam bus Damri tersebutkah Pak Sumardianta dan sa

Pak Sumardianta dan Saya (Bagian 1)

Image
Saya mengenal Pak J Sumardianta cukup lama. Tahun 2012 saya menjadi peserta Konferensi Guru Nasional (KGN) di Atma Jaya. Salah satu sesi yang saya ikuti diisi oleh seorang guru SMA SMA De Britto, Yogjakarta. Guru tersebut Pak Sumardianta.   Pak Sumardianta bercerita tentang program live in di sekolahnya. Di sekolah tersebut, program live in bukan sekadar tinggal bersama warga, tetapi turut hidup bersama warga. Siswa-siswa SMA De Britto, yang semuanya laki-laki, ikut hidup bersama pemulung, tinggal di panti jompo, dan berbagai tempat lainnya. Kalau mereka tinggal di rumah pemulung, mereka akan ikut bekerja bersama pemulung, memakan apa yang dimakan pemulung, tidur di rumah pemulung, tidak diistimewakan. Anak yang tinggal di panti jompo, ikut bekerja di sana, menemani orang-orang tua membersihkan diri (menceboki orang tua di panti jompo). Sambil tinggal di sana, para siswa secara tidak langsung merenungi hidupnya. Siswa yang tadinya jijikan dengan kotoran, setelah ikut memulung, belajar