Posts

Showing posts from 2010

[KLIPING] Membaca Buku Bagus

Membaca Buku Bagus Pelajaran Membaca Buku Bagus diadakan setiap hari Sabtu. Pada pelajaran ini guru membacakan sebuah buku untuk anak. Cara membacakan harus dibuat menarik, seperti mendongeng, bukan dengan intonasi yang datar. Ketika pelajaran ini baru dimulai di SDKE MAngunan, Butet Kartaradjasa, salah seorang sahabat Romo Mangun membantu melatih guru untuk membacakan buku bagus. TAk jarang Romo Mangun dan Butet membacakan sendiri buku bagus untuk anak-anak. Cara ini lebih efektif karena anak lebih udah untuk memperhatikan isi buku yang bisa mempertajam kemampuan anak. Diharapkan dari Membaca Buku BAgus ini anak dapat: a. Memperluas cakrawala padangnya; b. BErani merantau, fisik maupun kejiwaan; c. Dinamis, kaya akal, mencari jalan-jala alternatif kehidupan; d. Bermental arif, penuh pehitungan; e. Bermain dan takwa dalam segala cobaan. Mata pelajaran Membaca Buku Bagus bersama dengan Kotak Pertanyaan dimaksudkan untuk memenuhi lima harapan tersebut. Dalam sistem pembelajaran terpadu,
A story teller I will be

Dana BOS dan Kewenangan Kementerian Pendidikan Nasional

Hari ini saya diwawancara di KBR68H mewakili Ikatan Guru Indonesia (IGI) terkait dana BOS. Selain saya, juga hadir orang tua siswa dari sebuah SD 12 Rawamangun dan seseorang dari Kementerian Pendidikan Nasional. Rasanya, sedikit dag dig dug . Isu mengenai BOS sebenarnya tidak terlalu saya dalami, tetapi saya cukup sering mendengar keluhan-keluhan terkat dana BOS dari teman-teman guru. Saya jadi semacam media penghantar. Saya menyampaikan kembali apa cerita-cerita mengenai masalah BOS yang dialami oleh teman-teman guru mupun kepala sekolah di lapangan. Saya mengutip pernyataan teman-teman di milis termasuk pernyataan yang disampaikan oleh seorang guru pagi ini : Sebetulnya pengalaman kami ketika diperiksa BPK bukanlah merupakan penyimpangan tetapi karena di peetunjuk penggunaan dana BOS tersebut tidak sangat rinci, dan sekolah menerjemahkannya berbeda-beda tergantung kebutuhan sekolah. Ketika diperiksa BPK atau auditor lainnya timbul temuan karena mereka memeriksa sesuai dengan apa yang

What's next?

Selama lebih dari 3 tahun saya sangat fokus menekuni satu isu. Saya sangat disiplin membaca berbagai referensi mengenai isu itu. Setidaknya dalam 1 hari saya berusaha membaca seputar topik itu. Saya memiliki buku khusus, isinya semua catatan akan isu tersebut baik dari buku, jurnal, media massa, dan sebagainya. Di dalamnya saya juga menyisakan satu bagian khusus untuk refleksi terkait isu. Saya sangat fokus sampai akhirnya saya berhasil merangkai semua pemikiran saya dengan kata-kata. Baik yang tersebar ntah di mana di tulisan-tulisan saya di internet maupun yang terdokumentasi dengan baik di dalam sebuah paper. Sekarang, saya rasanya harus kembali menemukan isu-isu yang mau saya pelajari dengan serius. Saya harus mulai tekun seperti sebelumnya, membaca sebanyak-banyaknya mengenai isu tersebut tanpa lupa memperluas wawasan di bidang-bidang lain. But what's next? What is the next issue I will be so passionate about? Still searching.

Tosca

Learnt about history On a trip that felt so cool Read Rose of Versailles as it was a history book Learnt that our brothers had the same name First pajama's party A bath with mickey Baked cupcakes Ring ring Jin jing Learned to be lady like Painted our faces as we were princesses of the world Thought we were glamorous, oh we always are Made necklaces out of old newspapers Painted old shoes as it was the newest trend Pretended to be like every cool girl we read about or saw in movies Talk talk talk Never stop Discussed books that made our imagination grow wild Dreamed about going to a place where people drank tea I grew up So did you Different laddies we have been So different worlds we lived in Are we strangers or are we not? Would I know how we would say hello? The tosca invitation on the table I missed it! My childhood friend My best childhood friend

Benarkah?

"Tampaknya kegiatan itu cukup menyentuh hatinya. Meskipun akhirnya dia kerja di mana" "Oh ya? Kenapa?" "Tugas akhirnya adalah merancang sebuag desain ruangan untuk relawan. Saya yakin itu dipengaruhi oleh kegiatan itu." "Benarkah?" tanyaku dengan hati yang mengharu biru, "Benarkah?"

Tiga Cara Menggunakan ICT dalam Pembelajaran

Dhitta Puti Sarasvati Ada tiga cara untuk menggunakan ICT di dalam pembelajaran. Pertama, menggunakan ICT sebagai semacam buku, kedua menggunakan ICT sebagai media untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang kita ciptakan, dan ketiga sebagai alat bantu untuk mengolah pengetahuan. Mungkin banyak diantara kita yang sering terbius oleh kehebatan ICT dalam menyediakan pengetahuan. Saya sendiri, misalnya sangat suka membrowsing internet karena saya bisa menemukan berbagai informasi dengan cepat. Ini yang saya sebut menggunakan ICT sebagai ’semacam buku’. Maksudnya adalah teknologi sebagai sarana yang menyajikan informasi dan kita tinggal menikmatinya. Kita hanya menjadi penyerap informasi yang telah disediakan oleh orang lain. Ini bisa dilakukan baik dengan membaca berbagai hal yang tersebar di internet seperti berita, artikel, dan sebagainya. Selain itu, menonton (misalnya Youtube) termasuk di dalam kategori ini. Memang banyak materi yang sifatnya edukatif yang bersebaran di internet. Tentu

Parasit Sosial??????

PENGETAHUAN HIV/AIDS DIINTEGRASIKAN KE SISTEM PEMBELAJARAN http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/pengetahuan-hivaids-diintegrasikan-ke-sistem-pembelajaran/ Jakarta, 01/12/2010 (Kominfo-Newsroom) Sekolah adalah media palingmudah untuk menyampaikan sosialisasi pengetahuan tentang penyakitHIV/AIDS. Dengan adanya akses ke seluruh jenjang pendidikan, makakesempatan untuk menumbuhkan kesadaran tentang bahaya HIV/AIDSsemakin terbuka. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas)Mohammad Nuh, usai membuka peringatan Hari AIDS Sedunia 2010 diKantor Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Rabu(1/12). “Integrasikan pengetahuan tentang HIV/AIDS ke dalam sistempembelajaran. Tidak dalam mata pelajaran tersendiri, tetapidiintegrasikan dalam pelajaran Agama, Sejarah dan Biologi,” jelasMendiknas. Peringatan kali ini sekaligus meluncurkan buku 100 puisi karyasiswa bertema akses universal dan hak azazi manusia. Mendiknasmenjelaskan pengetahuan tentang HIV/AIDS ju

Cahaya

Image
Tanpa disadarinya, perempuan di depannya seketika merasa silau. Cahaya matahari memasuki matanya, "Aduh silau," katanya. Di dalam angkot berwarna hijau dia duduk disebelah seorang perempuan lain yang lebih tua usianya. Mungkin kakaknya, mungkin ibunya. Dia memegang-megang benda di tangannya. Sebuah CD yang baru dibeli. Sebuah game baru untuk dimainkan di rumah. Dipegang-pegangnya CD tersebut. Gambarnya dibalik, menghadap celana jeans birunya. "Silau," kata perempuan tersebut sambil menutup matanya. tersenyum, "Wah CD-nya memantulkan cahaya." "Mari kita tangkap cahayanya," sahutku. Kutepukkan tanganku, "Hap," kataku sambil bertepuk tangan, sambil berusaha menangkap cahaya. "Ketangkap cahayaya!" sahutku seakan-akan cahaya tersebut masuk diantara kedua belah tanganku. "Jangan, jangan," katanya tidak rela cahayanya ditangkap. Ia mulai sadar, cahayanya berasal dari CD-nya. Ia memain-mainkan CD-nya sehingga ada cahaya di

Dialogue in The Classroom

Saya sangat ingin murid-murid saya bisa aktif di dalam kelas. Awalnya saya pernah mencoba memberikan artikel untuk dibahas. Belum berhasil. Melemparkan topik diskusi dan meminta siswa mengungkapkan ' I agree that... ', dan ' I disagree that... '. Masih gagal. Akhirnya saya mendapatkan tips dari Pak Bagiono, seorang guru senior sekaligus pembina saya di Ikatan Guru Indonesia (IGI). Kata Pak Bagiono, "Saya bisa berkomunikasi dengan bahasa Jerman, awalnya dengan enghafalkan sekitar 10 kalimat percakapan. Nanti kata-katanya tinggal diganti sedikit saja." Pak Bagiono mengusulkan saya mencari contoh dialog yang sederhana dan kemudian dialog tersebut dibaca bersama-sama di dalam kelas. Siswa diminta menghafal dialognya, lalu maju. Metode tersebut saya modifikasi, setelah membaca dialog bersama-sama, saya ajak murid saya membuat dialog baru, mereka saya pasangkan berdua-dua dan masing-masing pasangan harus membuat dialog sendiri, dan boleh dimodifikasi. Setelah itu,

ICT dan Pendidikan

Tentu saja saya tak menafikkan pentingnya teknologi tetapi beberapa gerakan pendidikan yang seakan-akan mendewakan ICT membuat saya khawatir. Tentu saja saya ingin guru bisa melek komputer, internet, dan teknologi. Saya pun senang bisa berkomunikasi dengan guru-guru di seluruh Indonesia setiap harinya baik via chatting , facebook, mailing list, bloging maupun citizen journalism. Tentunya ini karena adanya teknologi. Saya juga paling senang mendownload berbagai teacher resources, baik berupa lesson plan, teaching tips, video pembelajaran, dan sebagainya. Tetapi saya mulai khawatir ketika sebuah seminar yang saya datangi, mc-nya bilang begini, "sekarang dengan adanya software pembelajaran ini, ibu bapak guru tidak perlu berbicara panjang lebar, semuanya ada di dalam tinggal menggunakan software ini." Saya pernah melihat presentasi mengenai melakukan percobaan untuk mengukur frekuensi dan periode sebuah bandul. Untuk melakukan ini digunakan sebuah software. Bandulnya? Virtual.

Kartu idul fitri dan ibu

(Almarhum) ibu saya selalu menyimpan semua karya anak-anaknya, tak terkecuali gambar yang hanya berupa corat-coret yang kubuat ketika usiaku masih sangat muda. Di rumah, ada file yang berisi karya saya lengkap semenjak usia saya 1 tahun hingga saya sekitar SMP. Setiap tahun, gambar saya dan adik saya (yang hanya beda 1 tahun dari saya) akan dipilih untuk ditempelkan di sebuah kertas. Di sisa kertas, ibuku akan menulis, "Selamat Idul Fitri, dan nama seluruh keluargaku). Kertas tersebut akan difotokopi, dan dikirimkan sebagai kartu idul fitri kepada semua keluarga dan teman-teman yang tinggal berjauhan. Pada tahun 80-an keluarga saya pernah ditolong oleh seseorang. Ibuku tak lupa mengirimkan 'kartu lebaran khas' tersebut ke orang tersebut, tentunya sebagai sarana menjalin silaturahmi dengannya. Sore ini, di meja saya temukan fotokopi kartu idul fitri tersebut lengkap dengan fotokopi amplop, tempat kartu tersebut dimasukkan sebelum dikirimkan. Ada gambar saya dan tanda tanga

Menggunakan igoogle

Belum lama ini, dua orang teman saya menyeletuk, "Puti nih kok selalu nemu sih berita pendidikan [yang gak umum maksudnya]. Dapat dari mana sih?" Heheh saya senyum-senyum sendiri. Kesannya sih saya rajin men- searching berita. Padahal sih, enggak sama sekali. Sebenarnya, sayadibantu oleh sebuah mesin. Yang mencari berita adalah teknologi. Saya hanya menikmati hasilnya. Tetapi saya memang cukup cepat mengupdate berita pendidikan dari berbagai media online. Karena itulah dalam sehari saya bisa memposting sekitar 5 - 10 berita pendidikan ke mailing list yang berkaitan dengan pendidikan. Bagaimana caranya? Itu berawal dari ketika saya pertama menggunakan feature igoogle yang bisa dibuka di website http://www.google.co.id/ig Dengan menggunakan feature igoogle saya bisa membuat semacam homepage sendiri. Sekali buka site tersebut saya bisa memampang email (google), chatting, facebook, sekalian. Bukan hanya itu saya bisa menambah feature lain sesuka hati saya. Di sebelah kanan atas

To Sir With Love (Lyric)

Those schoolgirl days, of telling tales and biting nails are gone, But in my mind, I know they will still live on and on, But how do you thank someone, who has taken you from crayons to perfume? It isn't easy, but I'll try, If you wanted the sky I would write across the sky in letters, That would soar a thousand feet high, To Sir, with Love The time has come, For closing books and long last looks must end, And as I leave, I know that I am leaving my best friend, A friend who taught me right from wrong, And weak from strong, That's a lot to learn, What, what can I give you in return? If you wanted the moon I would try to make a start, But I, would rather you let me give my heart, To Sir, with Love

Kisah Mengenai Buku Non-Mainstream

Belum lama ini saya bertemu seseorang yang sempat bekerja di konsulat Jepang. Dia bercerita mengenai pekerjaannya saat itu. Dia diminta untuk berkeliling pasar-pasar di Jawa untuk membeli buku-buku non stream yang dijual di pasar. Buku-buku murah meriah dari yang berharga Rp500,- sampai Rp.5000,-. Buku-buku ini diterbitkan oleh penerbit-penerbit kecil yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan tidak dijual di toko-toko buku pada umumnya. Membelinya memang harus ke pasar. Pekerjaannya adalah naik turun dari bus, keluar masuk pasar, mendatangi pasar loak dan pasar malam dan memborong semua buku-buku ini. Setelah itu, ia akan mendatangi penulis buku (dan penerbit buku) dan mewawancara mereka satu-satu (semacam penelitian). Menurutnya, ternyata di pasar, yang dijual bukan hanya barang tetapi juga pengetahuan. Ada berbagai jenis buku, mulai dari buku-buku mengenai agama, buku-buku humor, dan beberapa buku lainnya. Beberapa buku malah cukup berat sebenarnya. Ia menemukan karya-karya sast

Sweet Wedding

I went to my friend's wedding today. She is a classroom teacher. She also coaches a vocal group in a high school. Her students sang to her in her wedding. I think that is so sweet. They had these sparkle in their eyes when they sang. I could feel that they dedicated the song to my friend, as their teacher. I felt I wanted to burst in tears feeling touched.

Mengajar bahasa Inggris

Hari ini pertemuan ke-4 saya mengajar bahasa Inggris di sebuah akademi Farmasi. Saya mengajar mahasiswa tingkat 2. Tujuannya adalah agar mahasiswa-mahasiswa ini dapat berbicara dalam bahasa Inggris dan memiliki vocabulary yang memadai menyangkut bidangnya (terkait kesehatan, obat-obatan, bagian tubuh, dan sebagainya). Terus terang, mengajar bahasa Inggris cukup menantang bagi saya. Hal ini disebabkan karena saya sudah bilingual sejak usia yang sangat muda. Saya tidak pernah merasa belajar bahasa dari nol. (Kecuali sedikit bahasa Sunda secara informal). Saya tidak tahu rasanya belajar berbahasa dari dasar? Sejak saya kecil saya sudah terbiasa berbicara dengan kedua bahasa (Indonesia dan Inggris) sekaligus. Saya merasa memiliki kemampuan untuk mengajar fisika atau matematika bukan hanya karena saya memang memelajari kedua bidang tersebut dengan serius, tetapi karena saya juga masih ingat kesulitan-kesulitan saya saat belajar kedua bidang ini. Saya juga bisa membayangkan, apa yang membua

Unaceptable? Who? You?

Ouch it hurts. She is bold but kind hearted and sincere. She might be bold and outspoken. But why? Tell me why can't you accept a sincere loving heart? Ouch it hurts For you to use her name In respect, as you say For whom? For you? Is it really for her? Don't you understand She is someone who understands us dearly Who loves us for who we are We might not be Javanese like her But she never asks us to be like here, either Not a single bit She never forces her will Even the one she believes most true Why do you? In her name? Why do you? Stop this game of lipstick imaging There are places where politics should not be played Not here.. Especially not here you know? Stop this silly game of yours I am sick of it So sick of it I feel anxious Just stop it! Your act is totally not acceptable Not hers Not them Unaceptable it is

jakarta oh jakarta

4 hours on the street Not yet out of town Wondering when Will we arrive? When tell me when? Anger of heat With black dusty air Anger of wet heavy rain Colored black or brown Food full of metal Water full of iron and a medicine smell Water you pay for but not always clean People breath poison Poison everywhere in the air Angry people swearing Or crying in despair Oh hungry city Dark, gloomy, and blue What do people get, from living with you?

Menonton film mengenai Bipolar Disorder

Image
Sabtu lalu saya mampir di Rumah Buku untuk menghadiri kegiatan nonton film mengenai Bipolar Disorder berjudul At the Very Bottom of Everything k arya Paul Agusta. Saya penasaran karena saya tidak tahu menahu mengenai bipolar disorder dan sangat ingin belajar mengenainya. Tadinya saya berpikir itu semacam kepribadian ganda, ternyata saya salah. Ternyata : Bipolar disorder (also known as manic depression) is a disease; it is a medical condition that causes psychological problems to such a degree that daily functioning is hampered by the symptoms. The most prominent symptoms include extremes of mood known as depression and mania. These emotional extremes are usually beyond normal responses to events and often last for extended periods of time. Psychosis and suicide are also concerns for those diagnosed with this disorder. Sumber : http://bipolar.about.com/od/diagnosissymptoms/a/bipolardisorder.htm Sumber : http://bipolar.about.com/od/diagnosissymptoms/a/bipolardisorder.htm Menurut Paul

fresh and motivated

Had a great weekend After 2 days of panic Met best friends Met old students Went to places I never had thought of Had a meaningful talk with a humble friend Met people I haven't met for years Looking at a child's smile Laughing out loud Being one's self Shower under the rain Had a good night sleep Woke up early in the morning In a city not as polluted as Jakarta Feeling alive Ready for the next step

Buku Teks Bilingual, Pengajaran dalam Bahasa Inggris dan Generasi Tanggung

Sekitar satu tahun yang lalu saya pernah hampir melamar untuk menjadi penerjemah di suatu penerbitan tetapi karena saat itu saya sedang melakukan suatu penelitian yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan merasa tidak sempat untuk menerjemah, saya tidak jadi mengajukan diri sebagai penerjemah. Penerjemah yang dibutuhkan adalah seseorang yang bisa menerjemahkan buku-buku teks IPA berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Saya pikir, kebutuhan untuk menerjemahkan buku-buku teks ini ke dalam bahasa Inggris diperlukan untuk keperluan sekolah-sekolah bilingual (dan RSBI) yang mulai menjamur di Indonesia. Saya tidak tahu apa menerjemahkan buku-buku teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris itu sebenarnya bisa membantu pemahaman siswa dalam belajar. Entahlah. Saya mempunyai seorang murid privat yang bersekolah di sebuah sekolah swasta di Jakarta. Dia kini berada di kelas 8. Kemarin malam, saat saya menemaninya belajar fisika, saya membaca-baca buku teks yang digunakannya untuk belajar

Ternyata "Gelisah" itu perlu

Beberapa hari yang lalu saya menyelesaikan sebuah makalah mengenai Ujian Nasional untuk dikirimkan ke sebuah konferensi. Lolos atau tidak, saya belum tahu karena baru akan diumumkan beberapa minggu lagi. Meskipun begitu ada kelegaan dalam hati saya. Hari saya menyelesaikan makalah saya, saya bahagia. Akhirnya saya bisa menyusun keseluruhan pengalaman saya dalam satu tulisan yang utuh. Utuh di sini maksudnya, bisa menjadi semacam kerangka teori untuk tulisan yang lebih besar. Saya tidak menyangka hari itu akan datang. 3, 5 tahun saya berusaha merangkai kata. Saya membaca buku-buku dan jurnal-jurnal tentang assessment sangat banyak tetapi belum juga menemukan "Aha moment". Saat di mana saya bisa menyusun segala pemikiran, kegelisahan saya sampai-sampai saya hampir menyerah. Akhirnya momen itu saya temukan. Rasanya menyenangkan, tapi ternyata eng ing eng ada masalah baru. Menulis memang menyembuhkan. Menulis memang membantu kita merangkai pemikiran. Saat kita menulis kita harus

waktu

Waktu menghantarkan kita. Pada pada perjumpaan Rutinitas dan spontanitas Waktu menghantarkan kita Pada kenalan-kenalan baru Yang menghangatkan hati kita Sekaligus belajar dan tertawa-tawa Waktu menghantarkan kita Pada perubahan Perpisahan dan perjumpaan Dan kopi di pinggir jalan Waktu menghantarkan kita Pada lelah yang tak kunjung hilang Lalu obrolan ringan di toko buku Yang tanpa disengaja, membuat mata berbinar-binar Kita hidup sekali lagi! Waktu menghantarkan kita Pada mickey mouse Dan kaus-kaus imut yang berwarna-warni Dan kamar yang dipenuhi warna-warna pelangi Waktu menghantarkan kita Pada proses yang tak pernah padam Rasa kaget pada perbedaan Yang berevolusi menjadi suatu pencerahan Waktu menghantarkan kita Pada kerja keras yang rasanya tak pernah terbayar Pada keinginan untuk menyerah karena luka dan duka Lalu lewat cerita.. Terobati dan sembuh Waktu menghantarkan kita Pada kertas yang bertabur di udara Marah dan tetesan air mata Lalu kau berkata 'the show must go on.'

Will people hear me?

Will people hear me? I'm still very young and free. I have so many things in my mind So many opinions to say Will people hear me? I do not know I should not even matter Being heard isn't the goal It is only a bonus It may happen or it may not The goal is to make meanings A meaningful life all the way through

No way back

Dunia pendidikan itu, semakin kita masuk, semakin kita tertarik ke dalam. Seperti lumpur yang menarik kita.(Pak Daoed Joesoef) Benar. Beberapa tahun yang lalu kira-kira di tahun 2008 saya bercakap-cakap dengan seorang teman bahwa being in this field, there is no way back . Semakin kita mengerti fakta, kalau kita tidak terpaksa sekali, akan sulit bagi kita untuk terlepas dari dunia ini. Menyesal? Alhamdulillah, tidak. Saya rasa saya telah melalui sebuah titik di mana saya hanya perlu melangkah dan melangkah lagi. Setiap hari kejutan baru. Dalam konteks Indonesia lagi, setiap hari, berarti isu baru. Dua hari ini saya berkutat dengan sebuah penelitian singkat. Hanya 20 halaman, tapi apa yang ingin saya tuliskan telah bermain di kepala saya selama bertahun-tahun. Semakin membacanya, semakin saya tahu, there is no way back . T his is my choice, this is my road. And I hope Allah will always give me strength, courage, and gudance.

the "Aha" moment

The "aha" moment Is not just an ordinary miracle Archimedes might yell "Eureka" in a second or two But believe me, a second or two is not all that it takes The "Aha" moment is not just an enlightment that falls from the sky Your eyes need to wonder Your ears opened wide Your head must keep on turning Wondering why, why, and why Your must keep on asking Try to seek for the truth It might not be easy But it does not hurt to try Keep the wonder, the curiosity inside The truth is out somewhere Or it might be inside To find it faithful is needed Never give up The "aha" moments needs patience That is for sure It might need some time when you walk down the road, Or almost fall a sleep through the night You might find the moment, you've waited all you life "Aha!"

[KLIPING] What Teachers Make

The dinner guests were sitting around the table discussing life. One man, a CEO, decided to explain the problem with education. He argued, "What's a kid going to learn from someone who decided his best option in life was to become a teacher?" To stress his point he said to another guest; "You're a teacher, Bonnie. Be honest. What do you make?" Bonnie, who had a reputation for honesty and frankness replied, "You want to know what I make? (She paused for a second, then began...) "Well, I make kids work harder than they ever thought they could. I make a C+ feel like the Congressional Medal of Honor winner. I make kids sit through 40 minutes of class time when their parents can't make them sit for 5 without an I Pod, Game Cube or movie rental. You want to know what I make? (She paused again and looked at each and every person at the table) I make kids wonder. I make them question. I make them apologize and mean it. I make them have respect and tak

Guru Versus Kepala Sekolah

Seorang teman saya tadinya merupakan seorang guru Biologi di sebuah SMP di daerah Jakarta. Ia menceritakan beberapa metode yang dia gunakan untuk mengajar Biologi kepada saya. Beberapa metodenya sangat menarik. Misalnya, ia menempelkan berbagai jenis gambar makanan di sekeliling kelasnya mulai dari ketoprak, nasi goreng, dan sebagainya. Ia memberikan masing-masing siswanya pensil warna yang berbeda-beda. Lalu secara serentak ia meminta siswanya untuk menuliskan kandungan-kandungan gizi yang ada pada makanan tersebut, misalnya mie mengandung karbohidrat dan sebagainya. Untuk melakukan assessment ia tinggal melihat warna pensil yang digunakan untuk menulis. Ia telah mencatat siapa-siapa saja yang menulis dengan pensil apa. Untuk menguji apakah siswanya paham mengenai fotosintesis, ia meminta siswanya untuk menerangkan proses fotosintesis melalui gambar dan mempresentasikannya. Ada berbagai jenis gambar. Selain itu ia banyak menggunakan games untuk mengajar. Sayangnya, kepala sekolahnya

MODUL 1.1 – BESARAN DAN SATUAN (1)- PENGENALAN BESARAN DAN SATUAN - FISIKA KELAS 7

MODUL 1.1 – BESARAN DAN SATUAN (1)- PENGENALAN BESARAN DAN SATUAN - FISIKA KELAS 7 Santi membeli satu botol air mineral di warung. Volumenya 1 liter. Dari kalimat di atas, ada istilah volume. Dalam fisika, volume termasuk salah satu contoh dari besaran. 1 menunjukkan nilai volume air tersebut. Sedangkan satuan air dalam kalimat di atas dinyatakan dalam nilai. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai yang biasa dinyatakan dengan angka, serta memiliki satuan. Pengukuran merupakan salah satu ilmu paling mendasar dalam ilmu pengetahuan alam. Ada berbagai jenis alat ukur termasuk yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat kita memasak di dapur, kadang kita memerlukan gelas ukur untuk menakar volume air, minyak ataupun terigu. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal berbagai jenis besaran, beserta satuan dan alat ukurnya. Mari kita baca kisah di bawah ini, dan lihat apakah kamu bisa mengidentifikasi besaran-besaran yang ad

Apakah Pembelajaran IPS di Sekolah Dimulai Dari Hal-hal yang dekat dengan Kehidupan Siswa?

Apakah Pembelajaran IPS di Sekolah Dimulai Dari Hal-hal yang dekat dengan Kehidupan Siswa? Oleh Dhitta Puti Sarasvati http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/15/apakah-pembelajaran-ips-di-sekolah-dimulai-dari-hal-hal-yang-dekat-dengan-kehidupan-siswa/ Lebaran ini, om saya berkunjung ke rumah. Ia bercerita bahwa ia kini aktif di di Komite Sekolah putrinya. “Rajin sekali,” kataku. “Mau bagaimana lagi,” katanya, “Bulliying di sekolah tersebut sangat parah. Yah saya pikir para orang tua harus ikut berperang mengurangi itu.” Saya merupakan alumni sekolah tersebut dan saya tahu betapa parahnya kasus bullying dan tawuran di sana. Sebagai seorang murid, saat itu, saya tidak tahu bahwa kasus-kasus tersebut sangat parah baru setelah saya lulus dan terutama mempelajari dunia pendidikan saya menyadari bahwa apa yang terjadi di sekolah saya dulu bukanlah hal yang wajar. Saat saya baru masuk SMU, seorang kakak kelas saya meninggal karena tertusuk saat ada tawuran. Kakak kelas saya merupakan siswa baik

Guru Bukan Robot

Guru Bukan Robot Oleh Dhitta Puti Sarasvati … Education inevitably creates friction regarding aims, priorities and control. We should not deplore this, but rather welcome this debate, because it confirms that some educators are thinking about their roles, not simply doing what they are told (Jeffs 2001 in Linda and Wolf (Eds.), p.36) Saat saya sedang membaca kalimat di atas, saya langsung teringat obrolan saya dengan beberapa guru sekolah negeri. Saat itu sedang ada acara mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Kementerian Pendidikan mengenai apakah RSBI telah dikomersialisasikan. Saat itu saya sudah mendengar bahwa banyak sekolah RSBI memungut biaya hingga puluhan juta rupiah. Sekolah-sekolah ini merupakan sekolah negeri. Tadinya saya sempat hampir menyalahkan pihak sekolah karena melakukan pungutan-pungutan semacam ini tetapi ketika saya mendengar curahan hati seorang kepala sekolah bahwa ia mendapat paksaan dari pusat untuk memenuhi beberapa persyaratan agar sekol

di atas mobil yang berlalu lalang

Sebuah sms masuk, "ngemol yuk!" Saya sedang berjalan-jalan dengan keponakan saya yang cantik menemani ibunya mencari pakaian anak2x.. Sore itu tak banyak acara tentu saya iyakan. Saya merindukan mereka dan sedang pundung karena acara kumpul2x di bulan Ramadhan batal berulang kali.. Setiap tahun memang begitu. Ribut mengurusi acara bertemu karena maunya semua datang tapi tak pernah bisa. Kali ini hanya kami berempat, saya Indri, Dana dan Iqbal. Saya akan selalu ingat Ramadhan terindah saya bersama mereka. Rasanya kami saat itu ber-15 mungkin lebih. Kami baru memulai kehidupan baru setelah 3 tahun yang selalu bersama lalu dipisahkan oleh berbagai kota. Kami duduk dalam sebuah lingkaran. Setelah makan dan shalat magrib kami duduk dan bercerita tentang perkembangan kami masing-masing, hal-hal baru yang kami temui, dan doa serta harapan kami. Kami bergantian bercerita mengikuti urutan dalam lingkaran. Rasanya 4 jam lebih habis untuk berganti cerita dan doa. Bagi saya malam itu sep

Perempuan

Mengapa kau menatapku sambil menangis? Mengapa matamu memancarkan luka? Kau ingat dia, katamu Yang mampu menyelami isi hatimu

Restorative practices dalam lingkungan persekolahan: Pernahkah anda menggunakannya?

Restorative practices dalam lingkungan persekolahan: Pernahkah anda menggunakannya? Oleh Dhitta Puti Sarasvati “Plak,” suara keras berbunyi. Saya menoleh. Teman saya, seorang siswi sedang menampar seorang siswa. Saat itu sedang sore. Masih ada beberapa siswa-siswi masih ber-ekskul ria dan saya sedang berdiri memandangi kegiatan-kegiatan yang masih berlangsung di sekolah. Saya selalu mencintai suasana sore hari di sekolah saya. Ternyata tak lama kemudian, ntah bagaimana kejadiannya saya sudah berada di sebuah ruang besar bersama teman-teman seangkatan saya. Saya mulai paham apa yang terjadi. Telah terjadi sebuah kekerasan seksual di sekolah kami. Seorang siswa laki-laki ntah bagaimana masuk ke kamar mandi putri dan merekam teman saya dengan sebuah kamera. Hasilnya ditunjukkan ke beberapa siswa-siswa laki-laki lain. Bagi mereka saat itu mungkin lucu, tidak bagi kami siswi. Di sebuah ruang besar, mungkin ada lebih dari 50-an siswa-siswi berkumpul. Kami saling mengungkapkan pendapat. Men

Jawab

Dia menjawabku dalam detik-detik kepasrahan Saat tak ada yang jelas Dan dunia seakan runtuh Hingga tenang datang Dia menjawab dalam usaha yang masih belum utuh tapi penuh tanya di waktu paling tepat bagi diri Dalam degup jantung yang terus berkibar Berharap penuh dia menjawab takut yang telah membatu Menjadi damai

Berbagai bahasan mengenai pendidikan karakter: mencari akar kebingungan

Sudah hampir dua bulan saya berkutat dengan pembelajaran mengenai diskusi karakter. Awalnya karena saya diminta mengkritisi kebijakan pendidikan untuk tahun 2011 yang menyatakan salah satu program terbaru pemerintah adalah mengenai pendidikan karakter. Terus terang, meskipun saya mengerti bahwa yang membedakan pendidikan (education) dengan pengajaran (training) adalah bahwa dalam pendidikan ada yang disebut penanaman value, tetapi sungguh pendidikan karakter yang diusung oleh pemerintah membuat saya bingung. Bagi saya pibadi, meaningless. Kenapa? Saya belum bisa menjawab. Saya tidak menampik pentingnya pendidikan karakter, tapi masih ada yang belum sreg dalam hati saya mengenai pendidikan karakter yang diusung pemerintah. Sampai sekarang saya mesih belum bisa mendefinisikan dengan jelas kebingungan saya. Saya terus mencari. Saya bolak-balik berdiskusi dengan para guru, praktisi, pengamat, teman-teman aktivis pendidikan dan lain-lain. Tulisan saya dibawah tidak bertujuan untuk menarik k